Minggu, 11 November 2012

SEJARAH, NASIONALISME INDONESIA


               Istilah nasionalisme berasal dari bahasa latin nation. Natio yang berasal dari kata nascor berarti saya lahir. Pada saat itu istilah nascor belum menjadi konsep politik ideologis. Bahkan pada masa kekuasaan Romawi istilah nation digunakan secara pejorative yaitu untuk mengolok-ngolok orang asing. Kemudian pada abad pertengahan istilah nasion diidentikan dengan kelompok pelajar/mahasiswa asing. Sampai dengan akhir abad pertengahan istilah nation belum mempunyai makna ideologis.
            Konsep Negara yang mempunyai kedaulatan ke dalam dan keluar baru muncul pada abad ke XVII. Pada abad 1648 diadakan perjanjian Weatphalia yang menjamin kedaulatan suatau Negara. Untuk itulah perjanjian Westphalia menjadi rujukan awal yang menjadi referensi tentang kedaulatan suatu Negara. Berhubung masyarakat Eropa masih banyak dikuasai oleh keuatan monarki yang absolute pelanggaran kedaulatan sering terjadi. Inggris menjadi pelopor berdirinya Negara modern. Sejak abad ke XII Inggris berhasil nenbatasi kekuasaan raja yang absolute. Namun sebagai suatu Negara bangsa, Inggris baru dapat menerapkannya pada abad ke XVII. Pada saat itu Negara sudah mempunyai batas wilayah yang tegas dengan iseologi nasionalisme. Negara diwajibkan untuk melindungi warga negaranya (Giddens, 1985).
            Di masa revolusi Perancis istilah Nation mulai mempunyai muatan politis ideologis. Hal itu tercermin dalam penamaan parlemen Perancis dengan istilah assemble nationale. Assemble nationale yang sebelumnya snagat akslusif dan dikuasai golongan bangsawan dan agama menjadi relative egaliter. Semua lapisan masyarakat mulai dilibatkan. Muncul golongan ketiga yang menjadi anggota Assemble nationale, berasal dari rakyat, baik dari golongan borjuis maupun rakyat biasa.
            Kondisi tersebut membawa dampak bahwa istilah nation ditafsirkan sebagai bangsa atau penduduk resmi suatu Negara. Kaum bangsawan dan agama yang menguasai kekuasaandengan hidup boros dan korup mulai digugat. Mereka mendirikan The Third estate, Estate ketiga untuk melawan dominasi estate pertama dan kedua. Estate pertama dan kedua dilawan. Kaum bangsawan pendeta telah dianggap sebagai parasit Negara. Estate general yang mewakili bangsa hanyaestate ketiga. Di tahun 1789 Estate ketiga ini mengubah dirinya menjadi nationale assemble. Dewan nasional, Nasionale Assamble ini kemudian menyetujui prinsip-prinsip dasar dari “ Declaration of the rights of man”. Dalam deklarasi hak asasi manusia ini di kalusul ketiga disebutkan bahwa “bangsa pada dasarnya merupakan sumber semua kekuasaan”. Tidak ada individu atau kelompok ya ng memiliki hak untuk memegang kekuasaan yang tidak berasal atau di setujui oleh bangsa.
            Negara kebangsaan atau nasionalisme di Barat secara tegas menunjukkan adanya pergeseran kekuasaan dari raja ke rakyat. Nasionalisme lebih menggeser kekuasaan yang “magis religious”. Sebagai wakil tuhan, para raja atau kaisar seolah memiliki kekuasaan yang absolute atau mutlak. Akibatnya banyak penyahgunaan kekuasaan, abuse of power. Kekuasaan yang korup dibatasi. Penguasa hanya berkuasa dengan persetujuan yang dikuasai. Di buatlah kontrak social antara penguasa dan yang dikuasa.
            Perkembangan nasionalisme di Barat membawa pengaruh besar terhadap system demokrasi. Kekuasaan tidak ladi boleh ada pad suatu lembaga. Lembaga yang memerintah (eksekutif)harus dipisahkan dengan lembaga yang membuat regulasi atau undang-undang (legislative) dan lembaga yang menjalankan pengadilan dan penegakan hokum (yudikatif). Negara kebangsaan di barat menjadi pelopor Negara hokum yang menggati negara kekuasaan. Kesewenang-wenangan penguasa di batasi. Hak asasi menusia dihormati dan dilindungi.
            Disamping itu konsep nation-stete telah membawa perubahan pada administrasi Negara secara modern. Pemerintah mulai menggunakan suatu birokrasi modern. Birokrasi harus dapat mempertanggung jawabkan administrasi negara, terutama dalam penggunaan uang Negara. Penguasa tidak lagi dapat menggunakan keuangan Negara hanya sekedar untuk kesenangan dan kemewahan. Penghasilan Negara harus dipertanggung jawabkan. Aset Negara sebagai public asset dibedakan dengan asset pribadi, private asset.
            Salah satu yang menonjol dari Negara kebangsaan adalah mulai relative permanennya batas wilayah suatu Negara. Konstituasi tidak tidak hanya membatasi kekuasaan penguasai. Konstitusi juga membatasi luas suatu wilayah Negara. Batas wilayah suatu Negara tidak boleh berubah-ubah setiap saat sesuai dengan kekuatan Negara. Batas wilayah suatu Negara lebih banyak ditentukan oleh perjanjian dengan Negara-negara lain.
            Perkembangan nasionalisme di Perancis yang diwarnai oleh semangat revolusi dengan semboyan liberti, egaliti, dan fraternity cukup terkenal. Walupun dalam kehidupan riil kelompok borjuis relative dominan, kesadaran sebagai suatu bangsa telah menyebar pada rakyat. Sebagai kelompok yang progresif di jamannya, kaum borjuis berhasil mendobrak tatanan feudal yang dikuasai oleh kaum agama dan bangsawan.
            Kepemilikan modal oleh golongan borjuis mampu menjadi alat yang efektif dalam meruntuhkan sendi-sendi ekonomi feudal dan merkantilis. Tatanan politik yang represif ditentang. Mereka berusaha menggantinya dengan tatanan politik yang lebih demokraratis. Negara tidak boleh terlalu campur tangan terhadap kehidupan warga. Warga harus diberi kebabasan, terutama kebebasan berusaha. Penguasa tidak dipilih karena keturunan. Penguasa perlu dipilih memlalui pemilihan umum. Dan penguasa maupun Negara berkewajiban melindungi rakyatnya bukan menindasnya. Dominasi golongan agama dan bangsawan benar-benar ditentang. Kelas bangsawan dan agama tidak lagi dipercaya sebagai pemegang kedaulatan ilahi. Kekuasaan yang bersifat “magis religious” perlu diganti dengan kedaulatan rakyat.
            Dalam perkembangan sejarah, nasionalisme ang pada mulanya diwarnai oleh perbedaan kelas, khususnya kelas bangsawan dan pendeta berhadapan dengan rakyat tidak lagi ditonjolkan. Kaum borjuis berhasil menempa kepentingan bersama suatu bangsa. Garis-garis kelas yang ada dalam suatu bangsa dikaburkan dan dilebur menjadi suatu kepentingan bangsa. Nasionalisme kemudianlebih menonjolkan suatu batas-batas geografis. Kesamaan kewargaan tidak ditentukan oleh sekedar kesamaan bahasa dan cultural. Batas geografis yang menjadi bangsa yang berbeda dengan bangsa yang lain. Perasaan senasib, penggunaan bahasa yang sama atau ras selalu diwadahi oleh wilayah tertentu (Loomba, 2003.
            Perkembangan nasionalisme Barat yang mendominasiaum borjuis yang rakus tersebut tidak ingin ditiru. Tokoh-tokoh pergerakan berusaha memodifikasi nasionalisme Barat sesuai dengan jiwa dan nilai-nilai luhur yang ada. Nasionalisme di Negara jajahan tidak hanya meniru nasionalisme di Barat. Tokoh pergerakan juga berusaha mendifinisikan perbedaannya dengan gagasan-gagasan Barat. Khususnya perbedaan dalam memaknai kebebasan, kemerdekaan dankerhormatan manusia.
            Dalam konteks itulah perkembangan jiwa dan semangat nasionalisme di Indonesia tidak dapat disamakan begitu saja dengan nasionalisme yang berkembang di Barat. Para pendiri Barat.Para pendiri bangsa elakukan “saringan ideologis” dalam membangun nasionalisme yang berbasis pada nilai-nilai luhur yang telah lama ada dan berkembang di nusantara. Nasionalisme juga bukan sekedar alat untuk melawan kolonialisme. Nasionalisme Indonesia bukan sekedar diorientasikan diluar untuk membedakan dengan bangsa lain. Nasionalisme Indonesia juga berorientasi kedalam. Yaitu nasionalisme yang dapat membangaun perasaan dan semangat untuk maju dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Etos kebangsaan yang inklusif, manusiawi, dan berkeadilan serta menghargai motif berprestasi menjadi dambaan.
            Salah satu factor munculnya pemikiran nasionalisme modern di Indonesia adalah lembaga pendidikan modern. Sebagian kecil dari kalangan terdidik membangkitkan kesadaran kritis. Mereka mulai mengalami kegelisahan intelektual. Mereka tidak segan-segan mempertanyakan paspor budaya yang berlaku. Mereka mulai menyadari akan terjadinya proses ketidakadilan, pembodohan dan pemiskinan yang dilakukan oleh imperialism dan kolonialisme.
Mereka melihat realitas masa colonial yang tidak sehat. Mereka mulai menyadari adanya system yang tidak adil. Untuk menentang system tersebut diperlukan cara berjuang yang baru. Perjuangan yang mengandalkan senjata dan nilai-nilai primordial dianggap tidak relefan lagi.
Pemuda pelajar setelah mendapatkan inspirasi dari Wahidin dengan dipelopori oleh Soetomo, Gunawan, Soewarno Cs berhasil merintis berdirinya Budi Utomo. Berangkat dari kondisi inilah mereka kemudian mempertajam perjuangan menjadi pergerakan.  Sejak saat itu kemudian dikenal sebagai jaman pergerakan nasional. Embrio nasionalisme mulai tumbuh dalam dunia perjuangan  bangsa Indonesia (Van Miert, 2003).
Organisasi modern kedua yang muncul dalam memperjuangkan rakyat nusantara adalah sarekat dagang islam (SDI) yang kemudian menjadi sarekat islam. Kemampuan tokoh-tokoh SI memperjuangkan semangat  juang rakyat Indonesia berhasil menyadarkan eksistensi diri dan bangsa yang harus berjuang untuk kemajuan. Salah satunya  berjuang meninggalkan budaya yang dianggap menghambat kemajuan (Shiraisi, 1990 & Simbolon, 1995). SI mengalami kemunduran peran dengan munculnya PKI yang memilih perjuangan secara radikal.
Nasionalisme mengalami penajaman melalui Indische Party (IP) yang memilih gerakan radikal. IP melakukan terobosan secara radikal. Konsep bangsa  yang dikembangkan oleh IP sudah sangat maju. Bangsa tidak ditafsirkan secara etnik. Menurut pimpinan PI, bangsa Hindia adalah warga yang menetap di Kepulauan Hindia. Warga sebangsa  tidak ditentukan  oleh etnis, ras atau agama. Siapa saja yang tinggal dan menetap (blijvers) di Hindia adalah bangsa Hindia. Orang-orang kulit putih yang tinggal menetap (trekkers) dan bolak-balik ke eropa tidak  dapat dikategorikan sebagai suatu bangsa. Hukum yang membagi penduduk Hindia menjadi tiga kelas jelas tidak relevan. Konsep sebangsa menuntut perlakuan hukum yang sama (Geleidgesteld). (Abdullah, 2001).
Dinamika dunia pergerakan  yang pada mulanya lebih mengarah pada primordialisme dan kemudian bergeser menjadi internasionalisme menghasilkan sintesis pemikiran yang mengarah pada nasionalisme. Hal ini tercermin  dari  mulai dominannya   organisasi dan  wacana nasionalisme sejak akhir tahun 1920-an. Wawasan dan wacana kebangsaan mulai menonjolpada akhir tahun 1920-an. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia, organisasi pelajar/mahasiswa di belanda berhasil membuat manifesto politik yang dalam mengembangkan nasionalisme berprinsipil pada unity, liberty dan equality. PI mampu menganalisis kolonialisme di indonesia secara mendasar dan memberikan solusi perjuangan yang terdiri dari tiga prinsip, yaitu:
1.    Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilh oleh mereka sendiri,
2.    Dalam memperjuangkan pemerintah sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak manapun, dan
3.    Tanpa persatuan yang kokoh dari berbagai unsur rakyat tujuan perjuangan tidak akan tercapai.
Manifesto politik PI sangat berpengaruh terhadap pergerakan di Indonesia. Nasionalisme yang diusahakan berkembang adalah nasionalisme yang bercirikan keterbukaan (inklusif), yaitu nasionalisme yang tidak tersekat oleh latarbelakang etnis, agama dan bahasa melainkan mendasarkan oleh perasaan senasib dan seperjuangan. Karena kita sama-sama senasib dijajah  oleh Belanda dan mempunyai keinginan kehidupan  yang lebih baik dan sederajat dengan bangsa yang merdeka lainnya itulah kita menciptakan tali persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air (Ingelson,1983).
Kebangsaan sebagai sebuah kontruksi dari sebuah visi yang harus diperjuangkan. Nasionalisme bukan sebuah kenyataan yang telah ditentukan oleh nasib dan takdir. Untuk itu mereka tidak “ bertopang dagu”  melainkan terus berusaha “menyingsingkan lengan baju” demi terwujudnya komunitas baru yang lintas etnis bahkan trans-etnis.
Belajar dari sejarah perkembangan nasionalisme dan kapitalisme yang terjadi di Barat, anak-anak pergerakan tidak ingin nasionalisme yang berkembang di Indonesia didominasi oleh golongan borjuis. Mereka tidak ingin rakyat indonesia menderita dalam tanaman feodalisme dan imperialisme tetap menjadi objek eksploitasi. Hatta menginginkan demokrasi politik yang diterapkan di Indonesia disertai dengan demokrasi ekonomi (Suleman,2010). Nasionalaisme yang dikembangkan adalah nasionalisme kerakyatan. Nasionalisme yang berbasis serta berorientasi pada rakyat.
 Hal tersebut mencerminkan bahwa nasionalisme  di indonesia merupakan counter ideology dari kolonialisme dan imperialisme. Nasionalisme mengugat legitimasi sistem politik yang membiarkan dominasi asing terhadap kaum pribumi. Hubungan kekuasaan  yang meletakkan supordinasi penjajah dan subordinasi kaum pribumi digugat dan ingin dienyahkan. Para pendiri bangsa tidak ingin nasionalisme bangsa indonesia kemudian berubah menjadi nsionalisme sempit, jingoisme atau chauvinisme.
Untuk mencapai sekaligus merealisasikan nasionalisme diatas dibutuhkan kemandiarian politik, budaya dan  ekonomi. Maka wajar kalau pada masa pergerakan nasional usaha yang dilakukan adalah berusaha mencapai kemerdekaan politik agar bangsa kita dapat merdeka dan menentukan nasib bangsanya secara merdeka tanpa dieksploitasi bangsa asing. Perjuangan  anak-anak pergerakan yang berdealektika dengan berbagai peristiwa sejarah dunia pada akhirnya membawa bangsa indonesia mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Karakteristik nasionalisme indonesia menurut Sartono Kartodirjo (1993) mengadung 5 unsur, yaitu kesatuan/persatuan (Unity), kebebasan (liberty), persamaan (equality), kepribadian (personality-individuality), dan prestasi (performance).
Nasionalisme indonesia adalah  nasionalisme yang mendasarkan pada integrasi nasional dengan tetap menjamin kebebasan individu untuk berkembang dan berprestasi. Kerelaan rakyat untuk berjuang dan pantang menyerah demi martabat dan harga diri bangsa cukup menyolok dimasa pergerakan nasional. Golongan intelektual berhasil  melakukan konstruksi yang cerdas  dalam membangun wawasan kebangsaan ke depan. Pengaruh barat diseleksi dan disesuaikan dengan kondisi objektif  yang berkembang di masyarakat. Mereka berusaha membangun nasionalisme  yang tidak menggilas  atau mengorbankan nasib rakyat kebanyakan. Usaha mereka tersebut dibingkai dalam konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi.
Berkat para pemuda di masa pergerakan nasional, kita bangsa indonesia memiliki bahasa persatuan. Tidak banyak bangsa terjajah berhasil merumuskan suatu bahasa nasional. Pada umumnya mereka berusaha meniru dan menggunakan bahasa penjajahan sebagai bahasa nasional. Menggunaan bahasa penjajah mengidentifikasikan dominasi kebudayaan penjajah terhadap negara yang terjajah. Bahasa dalam kehidupan manusia bukan sekedar  alat yang berperan instrumental. Bahasa juga merupakan “mediasi eksitensial”. Bahasa secara langsung mencerminkan lambang watak dan hidup suatu bangsa.
Untuk itulah peran bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan berperan vital sebagai bagaian dari  ketahanan kultural. Penggunaan suatu bahasa nasional memudahkan membangun dan memperkokoh jati diri nasioanl. Struktur bahasa indonesia yang egaliter juga sangat cocok  bagi bangsa indonesia secara baik dan benar menjadi kebutuhan. Menurut Kleden (1994) “... bahasa menunjukkan bangsa, maka disiplin berbahasa menunjukkan disiplin hidup kita sebagai bangsa. Oleh Karena itu perbaikan dan pengembangan bahasa tidak terlepas dari perbaikan dan pengembangan cara hidup kita sebagai bangsa yang bertanggung jawab atas nasibnya sendiri”.
            Ironisnya proses aktualisasi nasionaliosme setelah kemerdekaan banyak mengalami pasang surut. Di masa revolusi nasionalisme terkesan lebih heroic. Banyak pemuda, tentara dan rakyat yang terjun ke gelanggang perang melawan Belanda yang ingin menjajah lagi. Disamping itu para politisi juga terus berusaha melakukan diplomasi untuk mempertahankan eksistensi negara RI yang baru berdiri.
            Pasca revolusi nasional upaya melakukan konsolidasi kekuasaan dan aktualisasi nasionalisme menghadapi tangtangan. Kekuatan ekonomi yang masih dikuasai asing. Khususnya Belanda (konskuensi dari KMB) meyebabkan peran pemerintah  banyak mengalami kesulitan. Pada. awal demokrasi terpimpin terjadi pemberontakan PRRI dan Permesta. Pembangunan karakter bangsa digelorakan. Kemandirian bangsa dikumandangkan. Perang dingin berpengaruh  terhadap atmosfir kebangsaan indonesia. Dan era orde baru nasionalisme cenderung bersifat sentralistik dan regimentatif. Negara yang rakus (greedy state) telah menciptakan hegemoni makna. Nasionalisme  yang ada berubah menjadi nasionalisme negara (Abdullah, 2001). Pada masa reformasi wacana nasionalisme makin termarginalisasi. Kebebasan dan globalisasi seolah  telah menjadi m,antra kehidupan.
Menguatnya cara berfikir yang kapitalistik mendorong kebijakan negara makin manjauh dari kepntingan rakyat sebagai warga negara. Istilah liberalisasi. Privatisasi dan deregulasi seolah menjadi mode yang terelahkan. Negara semakin minim dalam campur tangan ekonomi. Menguatnya pengaruh paham neoliberalisme makin membuat kepentingan nasional seolah tidak boleh dinomorsatukan. Kini pengaruh kekuatan ekonomi global makin meningkat. Masyarakat mudah terjebak pada kehidupan yang konsumtif dan hedonistic. Bangsa dan negara Indonesia mudah menjadi sasaran eksploitasi kekuatan-kekuatan ekonomi dunia (falk,1999). Proses homogenisasi rasa  dan hegemoni pemikiran makin meluas dan membahayakan.
Keyataan tersebut membutuhkan keberanian bangsa indonesia dalam mempertanyakan formulasi nasionalisme yang mengalami diskrapensi antara apa yang ada dalam tataran simbolik dengan realitas objektif. Wacana yang menyatakan nasionalisme telah berakhir masih perlu dipertanyakan

Kamis, 08 November 2012

SOSIALISME DAN KAPITALISME


KAPTALISME
Secara Etimologis, Menurut Lorens bagus, Kapitalisme berasal dari Bahasa Inggris yaitu Kapitalism dan dari latin dari kata Caput artinya Kepala. Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peranan kapital atau modal.
Secara Konseptual Max Weber : Kapitalisme merupakan pebagian industri bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok manusia dimanapun yang dilaksanakan dengan metode perusahaan dan suatu kemapanan kapitalistik rasional seperti suatu neraca modal. Dudley Dillard: Kapitalisme merupakan Hubungan diantara pemilik pribadi atas alat-alat produksi (tanah,Tambang, Instalasi, Industri yang secara keseluruhan disebut modal) dengan para tenaga kerja yang bebas yang menjual tenaga kerjanya kepada majikan. Menurut Marxis: Kapiatalisme adalah suatu sistem pergaulan hidup yang timbul karena cara produksinya memisahkan faktor tenaga dari faktor-faktor produksinya.
Kamus Bahasa Indonesia:  Kapitalisme merupakan sistem dan faham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (Penanaman modal, Kegiatan Indstri) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri-ciri persaingan dalam pasar bebas. Prof. Nussbaum : Kapitalisme adalah suatu sistem pertukaran ekonomi dimana orientasi prinsip kegiatan ekonomi yang tidak membatasi laba dan ditandai dengan suatu pemisahan penduduk kedalam “ Para pemilik dan para buruh yang miskin”. JHR Cromwell dan HE Czerwonky dalam Buku In Defence Of Capitalism: Kapitalisme sebenarnya berarti sebuah ekonomi persaingan bebas  dan jujur dengan keuntungan dan kesempatan kerja yang terus menerus bagi semua orang. Karl Marx : Kapitalisme adalah suatu bentuk masyarakat kelas yang distrukturisasikan dengan cara khusus dimana manusia diorganesasikan untuk produksi kebutuhan hidup. Jorge Larrain: Mengemukakan bahwa kapitalisme diuraikan oleh dominasi obyek ataus subyek modal atas pekerja, kondisi produksi atau produsen, buruh mati atau buruh hidup.

A.   AKAR HISTORIS KAPITALISME
Sistem perekonomian kapitalisme muncul dan semakin dominan semenjak peralihan zaman Feodal kezaman Modern, seperti temuan Marx, menjadi sistem yang dipraktekan didunian bermula dipenghujung abad XIV dan awal abad XV ini menunjukan adanya keterkaiatan yang erat antara sejarah kemunculan kapitalisme dengan tempat dimana dilahirkan. Pada Jaman Kolonialisme ini akumulasi modal yang tersentralisasi di Eropa (Inggris) didistribusikan beberapa penjuru dunia yang dapat giliranya ia menghadirkan segenap kemiskinan diwilayah jajahanya. Ketika Feodalisme di Eropa jatuh, orang menganggap terminoologi kapitalisme di Introdusir tepatnya pada abad XIV.
Ideologi Kapitalisme muncul akibat dari proses dialektika materialis, Pandangan ini dipertegas oleh Weber dengan diskripsinya tentang adanya sebuah gerakan Individualisme sebagai penentangan atas eksplitasi kejam yang dilakukan oleh Feodalisme. Feodalisme yang di Roma dan Yunani muncul dari kelas militer dan di Eropa tengah muncul dari kelas Tuan Tanah ini kemudian menerapkan kedua kelas ini sebagai satu-satunya pemegang hak atas pemilikan alat produksi. Gerakan Individualisme yang mencoba melawan kondisi inilah banyak diklaim orang sebagai cikal bakal Kapitalisme.
Munculnya Kapitalisme sebagai suatu sistem didasarkan oleh tiga tokoh besar yaitu Martin Luther King yang memberi dasar-dasar teosofik, Benyamin Franklin yang memberi dasar-dasar Filosofik dan terakir Adam Smith yang memberikan dasar ekonominya.
1. Luther King adalah seorang Jerman yang melakukan gerakan monumentalnya pada 31 Oktober 1517 dengan menenempelkan protesnya keseluruh penjuru Roma. Ia tidak dapat menerima kenyataan praktek pengampunan Dosa yang diberlakukan di Gereja Roma pada waktu itu, sehingga ia kemudian meletakan ajaran dasarnya yaitu : Manusia menurut Kodratnya menjadi seruan karena dosa-dosanya dan semata-mata lewat perbuatan dan karya yang lebih baik saja mereka dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari kutukan abadi.
2. Adam Smeith dikenal sebagai bapak Kapitalisme dalam Bukunya “An Inquiri Into The Nature and Causes of The Wealth Nations”  mengkongkritkan spirit Kapitalisme dalam sebuah konsep yang disebut sebagai Mekanisme pasar. Dalam Buku tersebut disebutkan bahwa ciri mendasar dari kapitalisme adalah pemaksimalan keuntungan individu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dimaksudkan membantu kepentingan politik. Jadi Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi secara Individu. Meskipun Orientasi Individu tersebut merupakan tahapan awal bagi kepentingan politik.
3. Frenklin Secara Filosofis mengajak setiap orang untuk bekerja keras mengakumulasi modal atas usahanya sendiri. Franklin kemudian menganjurkan didalam filosofinya yang amat terkenal “ Waktu adalah Uang”
B. TEORI DAN PRAKTEK KAPITALISME
1. Teori Kapitalisme
       a. Perekonomian Pasar ( Market Economy)
Dalam sistem kapitalisme didasarkan pada spesialisasi kerja setiap orang hanya memasok sebagian kecil dalam memenuhi kebutuhanya melalui ketrampilan dan pekerjaan pribadi. Barang dan jasa yang dihasilkan tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi untuk pasar.
b.  Pemilikan Perorangan (Individual Owenership)
Pemilikan alat-alat produksi (tanah, Pabrik, Mesin, suber daya alam) dikuasai oleh perseorangan bukan oleh Negara, tetapi tetap mengakui adanya pemilikan Negara yang berwujud monopoli yang bersifat alamiah atau pelayanan jasa terhadap masyarakat umum.
a.  Persaingan (Competition)
Adanya persaingan bebas, barang siapa yang dapat menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan harga yang murah maka akan dapat menguasai pasar dan mendpat keuntungan yang sebesar-besarnya. Salah satu cara mendesak persainaganya dengan menggunakan politik Dumping.
b.  Keuntungan (Profit)
Perekonomian kapitalis memberikan lebih banyak kesempatan untuk meraih keuntungan karena adanya 3 kebebasan yaitu kebebasan berdagang, dan menentukan pekerjaan, kebebasan hak kepemilikan, kebebasan mengadakan kontrak.
Sedangkan menurut Frens Sedo (1996) ada 5 prinsip fundamental dalam kapitalisme antara lain :
    1. Kapitalisme adalah pengakuan penuh pada hak milik perorangan atau Individu tanpa batas-batas tertentu. Hak milik pribadi adalah jaminan bagi Individu yang bersangkutan untuk menegakan kebebasan dan kemerdekaan
    2. Kapitalisme merupakan pengakuan akan hak individu uantuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status social ekonomi.
    3. Kapitalisme mengisyaratkan pengakuan akan adanya dorongan atau motivasi ekonomi dalam bentuk semangat untuk meraih keuntungan semaksimal mungkin (Profit motif)
    4. Kapitalisme juga memuat pengakuan hak adanya kebebasan melakukan kompetisi dngan individu lain (Freedom for Competition)
    5. Kapitalisme mengakui adanya hokum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.
Hak milik perorangan tidak akan berfungsi secara baik jika didukung keempat prinsip lainya sedangkan agar dapat berfungsi maka setiap system memerlukan tenaga gerak. Tenaga gerak dlam system kapitalisme adalah para pemilik capital atau modal yang memiliki status ekonomi, social dan politik yang terhormat dalam system
1.    PRAKTEK KAPITALISME
1.1.    Kapitalisme awal (Kapitalisme Dagang) tahun 1500-1750.
Sejak abad pertengahan kapitalisme sudah mulai berkembang di kota-kota Italia utara dan kota Eropa barat, Kapitalisme awal ini pada zaman baru berkembang menjadi kapitalisme dagang yang selama abad ke 16 dan 17 mengalami kemajuan yang besar. Para saudagar memperbesar kapitalnya dengan transaksi dagang dan laba yang diperoleh digunakan pula untuk mengadakan transaksi lain.
Pelaksanaan kapitalisme awal (1500-1750) ditandai dengan adanya industry sandang terbesar di Eropa, karena bahan mentah wol mudah didapat didalam negeri dan karena adanya Inovasi pemintalan dengan mesin sederhana  Industri sandang inggris memantapkan diri didaerah pedesaan. Meskipun banyak menghadapai problem dan kesulitan, di Inggris Industri sadang di pedesaan terus tumbuh pesat selama abad ke 16-18.
Pendayagunaan surplus social yang didapatkan terus menerus secara produktif ternyata mampu menjadikan kapitalisme mampu bersaing dengan semua system ekonomi sebelumnya bagi mereka yang menguasai surplus social memilih untuk menambahkan usaha perkapalan, Pergudangan bahan-bahan mentah, barang-barang jadi dan berbagai wujud kekayaan lainya. Surplus social tersebut telah berubah menjadi perluasan kapasitas produksi.
Selanjutnya Dilard menguraikan bahwa perkembangan Kapitalisme pada tahab ini didukung oleh   Tiga factor yaitu :
                       i.       Dukungan agama dengan menanamkan sifat dan karakter kerja keras dan anjuran untuk hidup hemat.
                      ii.       Hadirnya logam mulia terhadap distribusi pendapatan atas upah, laba, dan sewa.
                    iii.       Keikutsertaan Negara dalam membantu membentuk modal untuk berusaha.
          Keterkaitan agama dengan kapitalisme seperti yang di ungkapkan oleh Max Weber yang mendapat dukungan dari Matin Luther king yang mencoba membuktikan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan semangat religious. Contoh paling kongkrit dari berbagai gerakan keagamaan adalah yang dilakukan oleh kaum Puritan. Sepanjang abad pertengahan perdagngan dan perbankan dianggap sebagai kejahatan yang diperlukan. Meminjamkan uang dengan dipungut bunga dianggap tidak layak dilakukan oleh orang-orang kristensehingga ada saat dimana kegiatan itu diserahkan kepada orang-orang non Kristen.
Membungakan uang merupakan pelanggaran hokum karena ada undang-undang anti riba dari penguasa gereja maupun penguasa skuler. Spekulasi dan praktek riba melanggar doktrin pokok ekonomi abad pertengahan yaitu harga yang adil. Berkembangnya perdagangan pada akhir abad pertengahan menimbulkan kontroversi dan mendorong kearah berbagai usaha penyesuaian antara doktrin teologis dan realitas ekonomis.
Terjadi reformasi protestan pada abad ke 16 dan 17 juga disertai perubahan-perubahan ekonomis yang mengakibatkan perkembanganya Kapitalisme di Eropa utara khususnya Inggris dan Belanda.
1.2. Kapitalisme Klasik (Kapitalisme Industri/Perdagangan) tahun 1750-1914
Praktek Kapitalisme Klasik (1750-1914) ditandi dengan adanya revolusi industry dimana terjadi pergeseran yang semula focus pembangunan kapitalis diarahkan ke perdagangan mulai bergeser kearah industry berpindah di pusat perkotaan. Kapitalisme menjadi penggerak penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi Karena adanya akumulasi modal yang memungkinkan penggunaan diberbagai inovasi yang tidak mungkin diwujudkan dalam masyarakat miskin.
Pada fase Ini kapitalisme mulai meletakan konsep dasarnya yang terkenal Laissez-Faire. Laissez Proses  sebagai doktrin mutlak Smith. Dillard Merupakan bahwa perkembangan kapitalisme pada fase kedua ini semata-mata menggunakan argumentasi ekonomi. Perkembamgan ini menjadi parameter keberhasilan bagi kaum borjuis pada posisi terhormat pada struktur social masyarakat saat itu.
Kesuksesan secara ekonomis mengahasilkan kesuksesan dibidang Politik (hubunganya kapitalisme dengan Negara) proses tersebut sebenarnya menguntungkan system kapitalisme itu sendiri terutama dalam penentuan gaya eksplorasi, Eksploitasi, Ekspansi (perluasan daerah-daerah kekuasaan) untuk mendistribusikan hasil limpahan produksi.
Periode kapitalisme erat kaiatnaya dengan karya besar Adam Smith. Inquiry Into The Nature and Cause Of The Wealth Of Nation (1776) mencerminkan Idelogi Kapitalisme klasik. Smith menganjurkan untuk membongkar birokrasi Negara dan menyerahkan keputusan ekonomi kepada kekuatan pasar yang mengatur dirinya sendiri secara bebas. Jadi kapitalisme klasik mulai menunjukan terbentuknya kelas-kelas yang mendasarkan kekuatan ekonomi atau kemapuan mereka dalam mengakses dan mengakumulasi capital.
1.3.    Kapitalisme Lanjut (Kapitaalisme Industri/ Jasa dan Informasi) sejak tahun 1914.
Perang Dunia I menandai titik balik perkembangan kapitalisme pada umumnya dan kapitalisme Eropa pada khususnya. Kapitalisme lanjut ditandai oleh tiga hal yaitu :
1.     Pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika
2.     Bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa sebagai akses dari kapitaisme klasik yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan perlawanan.
3.     Revolusi Bohlesvik Rusia yang menginginkan kehancuran industry fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan capital secara individu atau penguasaan saran produksi, struktur, kelas social, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama.
Salah satu hal yang membuat kapitalisme bisa bertahan adalah kelenturan produk yang ditawarkan. Produk-produk yang disediakan bersifat adaptif dengan zamanya. Kaptalisme berhasil tetap bertahan karena mampu menghadirkan demokrasi ekonomi dan politik sebagi bentuk keinginan manusia yang paling mutakhir tetapi sebatas citra demokrasi yang semu. Produk kapitalisme dipandang oleh Guy Debond sebagai tarap bahwa saat ini kapitalisme sedang menyiapkan perangkat kebudayaan yang mengantarkan manusia pada kondisi komoditi yang final dan melelahkan.
Produk lain pada masa kapitalisme lanjut adalah semakin menjamurnya korporasi-korporasi modern. Korporasi sudah lagi tidak bergerak dibidang industry manufaktur. Melainkan jasa dan Informasi. Ia berusaha mendominasi dunia dengan kecanggihan tehnologi serta orientasi menghadapi ekonomi global yang lazim disebut MNC/TNC ( Multinational Corporation/Trans National Corp oration). Kehadiranya se makin mempertegas bahwa pelaku aktifitas ekonomi sesungguhnya bukanlah institusi Negara melainkan para pengusaha bermodal besar.
Negara hanya sekedar menjadi pelengkap dalam percaturan ekonomi dunia, walaupun dalam beberapa kasus peran negara tetap dibutuhkan sebagai fasilitator untuk mendukung roda ekonomi yang sedang diputar kapitalis. Hal ini menurut Galbraith mengatakan bahwa korporasi modern menerapkan kekuasaan melalui pemerintah. Para Kapitalis ini tetap membutuhkan keterlibatan Negara untuk memfasilitasi setiap produk yang dipasarkan. Hal ini menyebabkan para pakar menyebutkan kapitalisme lanjut adalah kapitalisme monopoli atau kapitalisme kroni.
Korporasi Modern dengan Negara menjalin hubungan yang didasarkan pada distribusi kekuasaan dan profit. Selain itu, apa yang diungkap Galbraith sebagai kapitalisme lanjut adalah pefungsian institusi Negara sebagai jaminan control dari doktrin mekanisme pasar. Korporasi modern telah menanamkan pengaruhnya secara simbolik mutualistik terhadap dan dalam Negara modern.
Hubungan factor politik kapitalis dengan melakukan kolaborasi adalah cara pandang Keynes, Ia memandang teori sebagai ruatu alat kebijakan politik. Ia membelokan apa yang disebut metode Ilmu ekonomi Klasik yang bebas nilai untuk melayani tujuan dan target mental, dan untuk itu ia membuat ilmu ekonomi menjadi persatuan politik lagi dengan cara yang baru yang berbeda.
Keterkaitan negara kapitalis yang ditunjukan dengan bergesernya mekanisme kapitalisme bisa dipahami dari Negara Amerika mempertimbangkan beberapa aspek antara lain :
1.     Azas Kebebasan
2.     Azas Keseimbangan
3.     Azas keadilan
4.     Azas kesejahteraan
5.     Azas Pertimbangan kesinambungan.
Ide Azas Kapitalisme Klasik Lissez Faire, Laissez Passer dan jargon The Hand merupakan azas  Fundamental yang terus menerus diperbaiki dan dipergunakan untuk mencirikan kapitalisme. Mereka berpandangan bahwa teori ekonomi secara jelas menunjukan bahwa mekanisme pasar tidak akan mampu menyelesaikan proses alokasi barang-barang public seperti hokum, pertahanan dan lingkungan.
Selain itu Kapitalisme lanjut adalah kompetensi. Menurut Galbraith dalam ilmu ekonomi klasik persaingan adalah banyaknya penjual yang memperoleh bagian yang kecil dari pasaran kemudian mengatakan bahwa model persaingan klasik ini sebagian besar sudah lenyap karena banyak pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan besar. Galbraith juga mengatakan bahwa dalam perkembangan kapitalisme timbul institusi yang berusaha mengimbangi kelas kapitalis yang disebut sebagai kekuatan pengimbang.
Tradisi kapitalisme yang mendoktrinkan akumulasi capital sebesar-besarnya telah mendorong upaya melebarkan sayap secara geografis guna perluasan lahan produksi. Perkembangan kapitalisme yang semula dari benua Eropa kemudian diteruskan ke benua Amerika adalah sebuah usaha menciptakan pengaruh yang seluas-luasnya pada daratan benua lain.
Sebagai Konsekwensi logis dari system kapitalisme, maka Negara Industri maju segera melakukan ekplorasi ke wilayah lain, yaitu Negara-negara miskin. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas lahan produksi kapitalisme. Kedatangan mereka bukan berarti membantu mengajari Negara untuk maju, sebab yang terjadi adalah formasi baru dari kolonialisme. Apa yang mereka lakukan lebih lanjut adalah transformasi nilai dari Ideologi kapitalisme sehingga mereka berusaha untuk mengekploitasinya. Kenyataan inilah yang biasa disebut sebagai penjajahan baru. Format baru Imperialisme ini menghasilkan polarisasi yang teramat tajam antara Negara-negara utara dan selatan. Karena perekonomian Negara Utara semakin maju sementara Negara selatan semakin tertindas.
Masalah Utara selatan merupakan masalah kemiskinan, kalau masalah Barat dan Timur Masalah kemiskinan menjelma menjadi masalah Ideologi. Masalah Utara selatan tetap mejadi masalah kemiskinan sebab Negara-negara selatan tetap menerima resep yang diberikan Negara utara untuk mengikuti jalan kapitalisme sebagai cara untuk memecahkan masalah kemiskinan walaupun hasilnya kemiskinan tetap menigkat.
Kita dapat melihat dengan jelas betapa intervensi Negara utara kepada selatan justru sarat dengan kepentingan utara yang bertujuan untuk memanipulasi dan menekan Negara selatan saja. Dalam bidang-bidang perundingan yang menyangkut persoalan mendasar, utara hanya menunjukan sedikit perhatian bagi pencapaian kesepakatan mengenai isu-isu yang menjadi keprihatinan Negara selatan. Hampir jarang kebijakan yang kita temui yang memberi akses lebih besar kepada produk-produk selatan keberbagai pasar di utara. Utara juga memusatkan perhatian pada upaya untuk menghilangkan berbagai hambatan dan kewajiban di dunai ketiga. Argumentasi mereka adalah bahwa regulasi semacam itu bertentangan dengan prinsip-prinsip perdagangan bebas.
Hadirnya kapitalisme di Negara-negara berkembang ini bisa berbentuk perusahaan-perusahaan yang melakukan pelebaran sayap demi perluasan produksinya. Negara Utara menyajikan tawaran untuk melakukan penjadwalan ulang, Namun hal Ini dilakukan dengan syarat bahwa Negara dunia ketiga mau melakukan penyesuaian-penyesuaian structural. Faktanya, banyak Negara dunia ketiga yang dililit hutang menyerahkan hak pengambilan kebijakan makro ekonomi mereka kepada Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional Mereka mau mengrangi konsumsi dalam negeri. Mereka mau mengurangi produksi demi pemanfaatanya didalam negeri. Yang sering terjadi, mereka mau melakukan perluasan produksi untuk eksport sambil melakaukan leberalisasi import yang didalamnya banyak terdapat-konsesi-konsesi yang tidak bisa ditolak Negara selatan. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan Negara selatan karena dengan liberalisasi import produk mereka kalah bersaing dipasar internasional.
Intervensi Lembaga Internasional seperti IMF pada Negara dunia ketiga melalui paket bantuan dengan persyaratan yang lunak tapi sangat ketat secara otomatis melegitimasi ketergantungan. Bantuan IMF tersebut Justru semakin mengukuhkan dan melanggengkan ketergantungan Negara miskin kepada Negara maju, khususnya Amerika Serikat.
Mencermati perkembangan yang terjadi dinegara-negara Asia misalnya, adalah suatu hal yang menarik. Benua yang beberapa decade lalu didiami oleh mayoritas Negara terbelakang secara ekonomi, namun belakangan hari justru tampil sebagai wilayah yang siap mencundanagi benua lain. Meskipun faktanya pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi dibenua ini. Kapitaalisme Asia yang sering diunggul-unggulkan sebagai system ekonomi dunia masa depan ternyata nyaris mengalami kegagalan karena krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Kapitalisme Asia yang dimaksud adalah kapitalisme semu, pendapat ini dikemukakan oleh seorang ekonom Jepang Yoshihara Kunio. Ia kemudian menyindir sejauh mana kepesatan pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan berbagai berbagai indicator, Kapitalisme sebagai system ekonomi tetap rapuh. Kapitalisme tidak bisa dibangun dalam sisitem dimana Negara berperan ganda. Sebaga dengan demikian fungsi Negara menjadi amat potensial untuk kepentingan-kepentingan yang kontra produktif bahkan negative. Korupsi dan kolusi ditingkat birokrasi dan kapitaalis akan terus terjadi. Padahal mekanisme system kapitalisme mesti didukung oleh pemerintah yang bersih.
Indonesia sebagai bagian benua Asia juga tidak lepas dari masalah ini, dari sisi historis, system perekonomian Indonesia banyak mengalami perubahan. Jika diamati secara realistis yang ada baik diera Orla maupun Orba, system perekonomian Indonesia sudah berpengalaman mencoba seluruh pola yang ada di dunia. Pola perekonomian Indonesia di era Orba secara konstitusional salah satunya bisa dilihat dalam Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang GBHN, yaitu pola umum pembangunan jangka panjang, pola tersebut dengan jelas tentang demokrasi ekonomi yang harus menghidarkan diri dari karakter negative seperti :
1.     Sistem Free Fight Liberalisme yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangs alain.
2.     Sistem Etatism yang membuat Negara dan aparatur ekonominya sangat dominan, serta mendesak atau mematikan potensi daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sector Negara.
3.     Sistem Monopoli yang memusatkan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok yang merugikan masyarakat banyak.
Untuk mendukung dinegasikanaya karakter-karakter negative seperti tersebut diatas dirumuskan pula system kesejahteraan social hasil interpertasi mendalam dari UUD 1945. Rumusan Interpretasi itu diungkapkan dalam bentuk lima prinsip ekonomi yaitu :
1.     Prinsip Koperasi atau usaha bersama yang berdasarkan azas kekeluargaan dalam menyususn system atau kegiatan produksi, baik secara nasional, regional, maupun dalam secala yang lebih sempit.
2.     Prinsip mendahulukan kepentingan umum dengan tetap menghormati dan menjamin hak-hak perorangan atau kebebasan individu dalam berusaha.
3.     Prinsip pengaturan dan pembatasan kekuasaan ekonomi untuk kepentingan masyarakat
4.     Prinsip Negara berkembang dalam menjamin pekerjaan yang layak bagi masyarakat demi kemanusiaan
5.     Prinsip Negara bertanggung jawab terhadap Fakir  miskin, hal ini berarti melindungi yang lemah dan memberatas kemiskinan.
Meskipun Konstitusi Indonesia mengatakan demikian, tetapi sebelumnya realitas yang terjadi berlainan. Secara sederhana strategi ekonomi Indonesia Orba di Ilustrasikan oleh Muhtar Mas’ud seperti bandul jam yang bergerak dari satu sisi kesisi lain dan kembali lagi. Kita memang menyaksikan bahwa Indonesia telah mengadakan proses deregulasi dan debirokratisasi dalam beberapa periode. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi peran Negara dan birokrasi yang selama Ini dominan.
Pernyatan-pernyataan yang menjelaskan tentang ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam menerapkan kebebasan pasar disebabkan karena hal itu merupakan ciri yang inheren dengan kapitalisme. Indonesia dalam banyak hal tampak alergi dengan kapitalisme sebab merupakan sumber penjajahan bagi bangsa.
Koreksi tentang system mekanisme pasar yang menjadi ciri kapitalisme tersebut sebenarnya sama dengan apa yang dikemukakan oleh Gunnar Myrdal dalam Asia Drama. Indonesia mengenalkan model deokritisasi ekonomi sebagai usaha kebijaksanaan yang membawa pembangunan berdasarkan suatu system koordinasi yang rasional. Inilah mengapa pelaksanaan demokrasi ekonomi kita betul-betul berhasrat menghindari free figth liberalism, Sistem Etatisme, dan monopoli.
Berbicara mengenai Free Figth Liberalism dan prakteknya di Indonesia bisa menimbulkan perdebatan yang panjang. Pertanyaanya adalah Apakah Indonesia menerapkan Free Fitgh Liberalisme dalam aktivitas perekonomianya? Secara teotirik memang terdapat kesulian untuk mengatakan bahwa Indonesia melegitimasi Konsep itu. Jika ada realialitas yang menunjukan bahwa banyak perusahaan dalam negeri yang bertarung untuk bertahan dan memenangkan persaingan, apakah hal itu demikian disebut Free Figth Liberalism?
Kalau kita amati perekonomian Indonesia, terutama dimasa ORBA, secara konstitusional cenderung menganut system sosialisme, tetapi dalam prakteknya cenderung menganut system kapitalisme, tetapi kapitalisme yang dilaksanakan di Indonesia cenderung tidak beraturan. Praktek-praktek monopoli, dan bentuk tidak kesempurnaan pasar, persekongkolan antara birokrat dengan pengusaha dibiarkan berlangsung.
Berbeda dengan bahasan diatas untuk memperhatikan praktek-praktek kapitalisme yang tumbuh di Indonesia, bisa juga dilacak melalui pengenalan terhadap karakteristik konglomerat Indonesia. Cara Konglomerat Indonesia dalam menggunakan Rente ekonominya, misalnya sangat berlainan cara yang digunakan konglomerat Jepang dan Korea Selatan, Jika Konglomerat di dua Negara tersebut menggunakan rente ekonominya untuk meningkatkan ketahanan nasional. Sementara di Indonesia tidak demikian.
Sebagai bagian dari Negara dunia ketiga, Indonesia tentu tidak bisa lari dari kapitalisme mondial ini. Pertanyaan dasarnya adalah apa yang sesungguhnya sedang terjadi ? kita mungkin sulit untuk memaklumi kenyataan yang menggambarkan bahwa petani di Indonesia hari ini tidak dapat menjual produknya lagi (kalaupun terjadi pasti dengan harga yang jauh dibawah Nilai produksi itu sendiri), atau bahkan tidak dapat diproduksi lagi (karena kalah dalam kompetisi global atau justru oleh tekanan aparatur Negara)
Maka sebagai akibat dari diaspora Cultural, buah dan sayuran Import kian digandrungi, apresiasi terhadap hasil-hasil pertanian kita menurun. Dalam kondisi yang demikian produk-produk pertanian kita menjadi kalah dengan produk-produk import.
Dengan adanya LAP (Land Administrotur Adjustment) misalnya, maka penguasaan tanah kini menjadi otoritas dari pemilik uang atau kapitalis. LAP merupakan kebijakan pertanahan yang mengikuti alur-alur globalisasi yang di Indonesia dikelola oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pertanahan Nasioal. Dampak dari kebijakan ini adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Pertanahan dan Agraria (UUPA) menjadi banyak yang terabaikan. Contoh yang terjadi di Maluku dimana sebagian besar tanah disana tidak bersertifikat, maka ketika terjadi perdebatan hak kepemilikan, Bank Bunia kemudian mengurusi sertifikat-sertifikat tanah tersebut, sehingga siapa yang memiliki sertifikat tersebut maka dialah  yang memiliki tanah itu. Sedangkan yang bermodalkan hak tanah adat tentu saja akan dikalahkan.
Yang tidak kalah menderita lagi adalah anak-anak dan perempuan  dengan adanya SAP (Structural Adjusment Programe) maka kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang pada dasarnya menyangkut kepentingan perempuan dan anak-anak terabaikan. SAP adalah kebijakan Bank Dunia yang ditekankan pada Negara-negara penghutang untuk dapat mebayar hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditetapkan pada penghutang dengan mengurangi subsidi-subsidi untuk merit goods semacam Kesehatan, Pendidikan, Gizi, Makanan, dsb.
Lihat bagimana polemic yang terjadi disekitar RUU Ketenagakerjaan Orba di Era 90-an misalnya. Dalam mengeksploitasi buruh, kapitalisme melakukan dengan system kerja TNC. dimana control terhadap penindasan buruh justru sulit dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan asing yang memperkerjakan buruh secara lepas. Kondisi ini menyulitkan buruh memperoleh perlindungan, baik secara ekonomi, politik, kesehatan, dsb.
Mekanisme eksploitasi tersebut mungkin lebih seru lagi apabila kita melihat bagaimana perangkat kemiskinan tercipta akibat kapitalisme global ini. Dengan Hadirnya IDL (International Division Labour) maka yang terjadi sekarang adalah akumulasi produk-produk yang berkwalitas baik di Negara dunia pertama dan produk-produk yang berkwalitas jelek dinegara-negara dunia ke tiga.
Karena mereka mengkonsumsi barang-barang berkwalitas jelek, maka terjadi kelemahan fisik, karena lemah fisiknya orang tersebut menjadi miskin. Kemiskinan ini membuat dia terisolasi dan tidak dapat berinteraksi secara sehat dengan lingkunganya. Inilah yang memunculkan kerawanan pada diri dan masyarakat miskin sehingga sangat rentan atas kehancuran social.
Kesimpulan sederhana dari pembahasan ini adalah bahwa mendunianya ideology kapitalisme telah berakibat banyak konsekwensi baik positif maupun negative, baik politik maupun ekonomi, yang mau atau tidak mau harus ditanggung terutama bagi Negara dunia ketiga yang memiliki potensi untuk menjadi sasaran strategis untuk di Eksploitasi. Pada kasus di Indonesia misalnya, pengaruh kapitalisme sedikit banyak jelas ada dan mewarnai system ekonomi nasional. Eksistensi kapitalisme di Indonesia yang menjadi perdebatan, paling tidak bisa disimpulkan dengan menggunakan cara pandang diatas.
5. KEBURUKAN SISTEM KAPITALISME                         
1.     Pembagian pendapatan dan kekayaan antar pribadi dinilai sangat tidak merata
2.     Ada perbedaan perbandingan yang sangat besar sekali antara perusahaan yang sangat besar dengan perusahaan yang kecil yang pada akirnya akan memunculkan semacam sosialisme.
3.     Konsentrasi kekuasaan disektor industry menucul karena adanya monopoli – monopoli dengan berbagai kelemahan atau keburukanya, walaupun monopoli mendatangkan keuntungan
4.     Masa kerja sangat panjang, selain itu pengangguran semakin banyak, kesehatan sangat buruk, walaupun hal ini sudah merupakan gejala social yang sudah umum



B.    SOSIALISME
Pengertian sosialisme  berasal dari dua pengertian baik secara harfiah dan  konseptual. Pertama,  harfiah Sosialisme berasal dari kata ”Socius yang artinya teman, Sahabat, Saudara dan sebagian lagi mengartikan Sosialisme sebagai hubungan persahabatan atau hubungan persaudaraan antara sesama manusia.
Pada Tahun 1840 di Eropa Barat ada gerakan sosialis kaum Buruh bersama liga keadilan (League Of The Lust) motonya All Man are Brothers (semua orang adalah saudara) kemudian tahun 1847 Liga keadilan dirubah nama menjadi Liga Komunis, Motonya Workers Of Country Unite artinya kaum pekerja dan semua negara bersatulah kemudian menjadi kalimat penutup dari manifesto komunis
Tahun 1803 di Italia ditemukan kata-kata socialism dan Socialist, tercetak dalam sebuah penerbitan tetapi dalam arti yang tidak jelas seperti yang kita kenal sekarang. Kemudian dijumpai kata Socialist untuk para pengikut gerakan koperasinya Robert Owen, sedang kata Socialisme terdapat dalam majalah Perancis ”Le Globe” tahun 1832 dibawah pimpinan Piere Leroux, majalah ini menyuarakan cita-cita Saint Simon, sedangkan arti kata sosialisme dalam majalah ini mencakup keseluruhan doktrin dari saint Simon Intinya beraneka ragam arti kata sosialisme itu dalam asal mulanya
Kedua:  Arti Secara Konseptual, dalam kehidupan sehari-hari istilah Sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah Socialisme selain bisa digunakan untuk menunjukan sistem ekonomi juga bisa digunakan untuk menunjukan aliran Falsafah, Ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau Gerakan.
Sosialisme adalah suatu ajaran atau Doktrin yang menekankan nilai-nilai kebersamaan pemilikan dan menentang adanya penguasaan barang-barang produksi terpenting oleh kelompok orang. Dalam pengertian ini Socialisme dipandang sebagai pedoman untuk mengatur pola-pola distribusi barang-barang produksi dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk bisa menikmati hasil-hasil pembangunan, baik dalam bidang kebudayaan sosial maupun yang menyangkut materi.
Comte De Saint Simon (1760-1825) mengemukakan bahwa pengaturan dunia ini seharusnya diserahkan kepada tangan-tangan orang yang berilmu pengetahuan, pengusaha-pengusaha Industri dan para seniman. Francois Marie Charles Fourier (1772-1837) juga Robert Owen (1771-1858) berusaha membentuk masyarakat kecil yang tidak (sekurang-kurangnya diharapkan tidak) mengenal kemiskinan dan penderitaan. Fourier mengajurkan supaya masyarakat kecil tadi diadakan sistem pendidikan yang sama bagi anak-anak tanpa membedakan yang miskin dan yang kaya. Pengaturan masyarakat ini diusahakan sedemikian rupa sehingga tiap anggota merasa puas dengan bidang pekerjaanya yang terbuka luas baginya dan dimana ia dapat pula memperhatikan Bidang kerjanya tanpa mengurangi, menurut Fourier akan menambah hasil produksi.
Tetapi Fourier tidak menghendaki persamaan seluruhnya melainkan ia mengakui adanya herarkhi pendapatan usaha, menurut pendapatnya haruslah dibagi antara tenaga, kapital dan kecekatan (Talent) dengan pembagian yang terbesar disediakan untuk tenaga kerja.  Pekerjaan yang kurang disukai mendapat kompensasi yang lebih dibandingkan dengan bayaran yang diberikan kepada pekerjaan yang lebih disukai. Robert Owen menghendaki masyarakat yang benar-benar menjalankan persamaan. Hieraki yang dapat dibenarkan hanyalah berdasarkan umur.
Karl Marx (1818-1883) Melihat Negara sebagai sebuah alat  belaka dari kelas penguasa (berpunya) untuk menindas kelas yang dikuasai (yang tidak punya). Negara dan Pemerintah Identik dengan kelas Penguasa arrtinya sama dengan kelas berpunya, dalam sejarah umat manusia dikenal kelas pemilik Budak, Kelas Bangsawan (Tuan Tanah), Kelas Borjuis, Saat Hak dan keadilan adalah hanya sekedar ucapan penghias bibir saja dari pihak penguasa. Dialektika Marx mengemukakan sebernya bahwa perkembangan masyarakat Feodais kemasyarakat Borjuis, atau Kapitalis dan seterusnya kemasyarakat sosialis merupakan suatu kelanjutan yang tidak dapat dielakan. Tetapi ini tidak berarti manusia berdiam diri saja dengan menanti perkembangan itu berjalan sebagai maunya. Kelas-kelas itu endiri adalah kelas-kelas yang berjuang untuk kelasnya, jadi manusia yang dilihat oleh Marx adalah manusia yang berbuat. Bagi Marx masalah pokok bukanlah memahami sejarah atau dunia ini, melainkan bagimana mengubahnya manusia membuat sejarah sendiri marx pun melihat bahwa menciutnya kekuasaan golongan Feodal adalah dengan berjuang revolusi yang dilakukan oleh golongan Borjuis. Masa selanjutnya adalah masa sistem produksi sosialisme dimana klas pekerja yang berkuasa. Oleh sebab itu maka revolusi yang digambarkan oleh Marx terdiri dari dua tahap yaitu:
1.    revolusi yang dipelopori oleh golongan Borjuis yang hendak menghacurkan golongan Feodal
2.    Revolusi yang dilakukan oleh kelas pekerja dalam usaha menghancurkan golongan Borjuis.
Menurut Brinton 1981 Sosialisme diartikan sebagai bentuk perekonomian dimana pemerintah paling kurang bertindak sebagai pihak –pihak yang dipercayai oleh seluruh warga maryarakat dan menasionalisasikan Industri-industri besar seperti pertaambngan, Jalan Jembatan, Kereta api, serta cabang-cabang produksi lain yang menyangkut hajad hidup orang banyak . dalam bentuk yang paling lengkap sosilisme melibatkan semua alat-alat produksi termasuk didalamnya tanah-tanah persawahan oleh masyarakat dan menghilangkan untuk swasta.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Sosialisme adalah suatu ajaran atau Faham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, Industri dan perusahaan menjadi milik Negara.
            Jadi, Pandangan Sosialisme  menurut :
  1. Durkhiem bahwa Sosialisme merupakan suatu protes terhadap keadaan anomie, yakni keadaan dimana kaidah-kaidah mulai memudar kekuatanya
  2. Karl Marx Bahwa adanya persamaan kelas antara kaum kapitalis dan kaum Proletar, yang mengarah pada komunisme
  3. Robert Owen Bahwa ia mengharapkan terciptanya kerja sama yang tulus dan kesatuan tidak antara Pemerintah, Parlemen, Gereja, dan Rakyat.
  4. Lenin Vladimirilich, bahwa kapitalisme menciptakan situasi yang menggiring kaum pekerja (Proletar) kearah sosialisme.

C.   Asal Usul Sosialisme
Tidak mudah untuk menentukan kapan sosialisme itu muncul pertama kali, sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang Edial yang terdapat pada buku Plato yang berjudul Republik bersifat Sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada. Kitab Suci perjanjian lama yang mula-mula mengatur tentang kode sosialis yang mencakup perlindungan bagi para buruh wanita dan kaum yang lemah. Orang Kristen pertama menolak konsep miliku dan milikmu (Mine and Thire) dan mempraktekan sosialisme dalam kehidupanya sehari-hari. Pada Zaman pertengahan banyak sector dan gerakan terutama yang bersifat keagamaan, mengcam kekayaan dan perdagangan sebagai kejahatan dan tidak sesuai dengan kehidupan Kristiani , sebagai protes terhadap ketamakan yang meraja lela di dunia sekitarnya. Dalam Zaman Renaisace dan Reformasi bangkit lagi protes terhadap ketimpangan dan kemakmuran.
Sosialisme sebagai gerakan politik yang efektif dan terorganisir merupakan produk dari Revolusi Industri meskipun pada penjelasan-penjelasan dari masa-masa sebelumnya. Sosialisme sebagai kekuatan politik utama merupakan hasil dari kapitalisme Industri modern. Berlawanan dengan komunisme yang akan terjadi hanya negara-negara yang belum merasakan sepenuhnya dampak dari suatu revolusi dalam bidang Industri, Sosialisme demokratis terutama berkembang dalam masyarakat yang sudah mengalami Industrialisasi yang luas.
Sosialisme yang kita kenal sekarang memiliki akar sejarah yang terjadi di Eropa abad ke 18 yakni Revolusi Perncis dan Revolusi Industri di Inggris. Kemudian Sosialisme menyebar cepat ke segala Penjuru dunia. Dalam proses penyebaran, sosialisme mengalami banyak perkembangan baik dalam bentuk maupun isi ajaran. Sekalipun demikian setiap sosialisme yang tumbuh diberbagai kawasan dan negara memiliki prinsip-prinsip dasar yang sama, yakni penghapusan hak-hak pribadi, pemberian kesempatan yang sama bagi setiap 0rang, perhatian terhadap hakekat kehidupan sosial setiap orang dan sikap optimis
Baik kapitalisme maupun sosialisme tergabung dalam kelompok yang didominasi oleh konsep ekonomi kemakmuran, sedangkan Fasisme dan komunisme tergabung dalam kelompok ekonomi terpimpin, Kapitalisme menekankan kemakmuran dan usaha pribadi sedangkan sosialisme memegang keyakinan pada kemakmuran dan usaha kolektif yang produktif. Sosialisme yaitu melestarikan kesatuan faktor tenaga kerja dan pemilikan.
     Secara garis besar asal usul sosialisme adalah sebagai berikut :
1.    Revolusi Industri
Masyarakat Eropa sejak abad ke 15 sampai 17 sedang beralih dari masyarakat yang kehidupanya terutama dari pertanian dan kerajinan tangan yang menghasilkan produksi untuk keperluan sendiri, menjadi masarakat yang bersumber pada perdagangan dan kerajinan tangan dalam bentuk Manufaktur.
Di Inggris pada abad pertengahan abad ke 18 ditemukan mesin pemintalan benang serta mesin  tenun yang baru , ditambah dengan penggunaan tenaga air terjun dana penemuan tenaga uap dari air mendidih , maka berubahlah dengan cepat perusahaan-perusahaan tersebut. Bengkel-bengkel yang dulunya banyak menggunakan tenaga manusia berubah menjadi pabrik-pabrik modern, mesin mulai mengganti tenga manusia.
Perubahan dalam masyarakat Eropa Barat bermuara pada Revolusi Industri yang mempertemukan Kapitalisme dewasa dengan Revolusi Teknik. Dan Gemuruh revolusi Industri tidak hanya menciptakan untung tetapi juga menghasilkan penderitaan kaum  buruh. Proses peralihan yang dahsat ini terjadi pada abad ke 18 di Inggris gerak permulaanya dibidang Industri tekstil, dengan Penemuan-penemuan James Watt. Menimbulkan Eksploitasi atau pemerasan terhadap kaum buruh. Oleh kaum Borjuis. Situasi pada akhir abad ke 18 menunjukan bahwa kekuatan kaum borjuis sedang naik, dan mereka sedang merebut kedudukan sosial yang lebih tinggi lagi. Dan dalam mencapai tujuan itu maka kaum Borjuis berhadapan dengan kaum Feodal, kaum Bangsawan, Kaum Gereja, yang mengelilingi raja-raja. Adapun kaum Proletar masih dalam permulaan pertumbuhan dan belum merupakan suatu kelas yang kuat benar.
2.    Revolusi Perancis
Kondisi dan situasi di Perancis pada akhir abad ke 18 masih sedemikian rupa, sehingga kaum proletar bersamaan dengan kaum taninya dapat dipergunakan kekuatanya untuk menghantam kaum Gereja dan kaum Feodal. Disinilah letak semanagat rakyat jelata dalam Revolusi Perancis yang berkobar tahun 1789
Dalam Revolusi ini Kaum Borjuis merupakan kaum pimpinan sedangkan Kaum Proletar masih belum tumbuh menjadi kelas tersendiri lepas dari kelas borjuis. Sehingga kaum Proletar masih erat kaitanya dengan kepentingan kaum Borjuis. Tahun 1793-1794 Kaum Proletar bangkit melawan kaum Borjuis ditengah-tengah Golonganya Revolusi Perancis.
D.   Sejarah Perkembangan Sosialisme
Sosialisme menyebar cepat keseluruh penjuru Dunia dalam proses penyebaran Ini sosialisme mengalami banyak perkembangan tetapi setiap sosialisme yang tumbuh diberbagai kawasan dan Negara memiliki prinsip dasar yang sama, yakni penghapusan hak-hak pribadi, pemberian kesempatan yang sama bagi setiap orang, perhatian terhadap hakekat kehidupan sosial setiap orang dan sikap optimis.
Di Indonesia dikenal Sosialisme Pancasila, yaitu Permusywaratan antara sosialisme dan Ideologi Pancasila yaitu persenyawaan antara sosialisme dan Ideologi Pancasila, yang terkadung  dalam pasal 33 UUD 1945. Sossilaisme Pancasila mempunyai Hak dan Kewajiban untuk mensukseskan pendalaman Pancasila yang berusaha mengadakan keseimbangan antara milik individu dan milik bersama.
Sekalipun terdapat berbagai macam tipe teori sosialisme pada berbagai negara di dunia tetap ada hal umum yang mencirikanya, mereka berupaya untuk mengubah struktur lembaga-lembaga kapitalis dan menggantikannya dengan lembaga-lembaga baru yang ditunjukan untuk membangun dunia baru yang lebih baik
Sosialisme modern, seperti halnya Kapitalisme tumbuh dari Revolusi Industri. Di Ingris sudah muncul sistem pabrik para pengkritik orde baru disana menjumpai kondisi-kondisi kejam  dan dipekerjakan dengan Kondisi buruk di  pabrik-pabrik dan pada tambang batu bara disamping itu terlihat kota yang dapat penduduknya makin banyak pekerja yang menentang penggunaan mesin-mesin baru di Perancis peperangan yang berlangsung lama memperlihatkan bahwa beban pajak makin menekan rakyat yang harga membiayai pemerintahan korup tahun 1789 terjadinya revolusi yang mengakibatkan adanya perombakan sosial terbesar dalam sejarah dunia.
Di Jerman Produsen-produsennya mulai membangun Industri-industri yang sanggup bersaing dengan Industri Inggris
Berdasarkan perkembangan-perkembangan tersebut terlihat timbulnya berbagai reaksi hebat terhadap Kapitalisme. Maka sosialisme dalam perkembangannya muncul menjadi berbagai aliran yaitu :
1.    Sosialisme Utopis
2.    Sosilaisme Ilmiah
  1. Sosialisme Utopis
Istilah Sosilaisme Utopis ini diberikan karena More pernah menulis tentang sebuah negara Impian dalam sebuah tulisanya yang sangat terkenal “Utopia” pertama ditulis dalam bahasa latin tahun  1516 dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris tahun 1551.am buku tersebut More menjelaskan bahwa disebuah pulau Khayal bernama Utopia yang juga dapat ditafsirkan sebagai sebuah negara. Semua milik merupakan milik bersama, semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama, dimana makanan serta segala kebutuhan lainya disediakan secara bersama-sama pula.
Untuk menghasilkan barang dan jasa semua orang harus bekerja tapi tidak perlu mati-matian cukup sekedar dapat memnuhi kebutuhan. Toleransi hidup bermasyarakat ditanamkan, pemerintahan dijalankan secara demokratis dimana pimpinan adalah merupakan hasil pemilihan rakyat.
Sir Thomas More dalam bukunya yang berjudul “Utopis” merupakan suatu serangan terhadap keburukan-keburukan berupa kemiskinan, perhamburan, pengangguran dan Lembaga-lembaga “Hak milik Privad´Morer mengkritik kondisi-kondisi di Inggris dan negara –negara Eropa tertentu yang terlihat pada permulaan abad ke 16. Ia menganjurkan didirikanya sebuah negara Utopis dimana semjua orang bekerja dengan gembira, dimana banyak kesempatan untuk memperkaya diri secara kultural dan terdapat demokrasi dan semua warga masyarakat bekerja untuk kepentingan masyarakat.
Inggris dan Perancis yang menganjurkan dibentuknya masyarakat-masyarakat modul yang berdikari dimana alat-alat produksi dimiliki secara kolektif dan Pemerintahaan dilaksanakan secara Voluntary dan Demokratik
Di Inggris adalah Robert Owen (1771-1858) di Perancis adalah Charle Founev (1772-1837) Peranan Owen sebagai seorang perombak sosial sangat berperan dlam pembentukan Undang-Undang Pabrik guna melindungi para pekerja Pabrik The Farthory Agustus tahun 1844. Pada tahun 1844 muncul aliran di Inggris dikenal sebagai Fabian sosilism sebagai cabang sosilisme Utopis dianjurkan perombakan secara Gradual/ Revolusioner didalam sebuah kerangka dasar Demokratik.
  1. Sosialisme Ilmiah
Menurut Pendapat Engels bahwa sosialisme ilmiah didasarkan atas dua penemuan baru dalam bidang hukum perkembangan mesyarakat yakni pengakuan tentang perkembangan sejarah menurut konsepsi materiaisme historis dan pengakuan tentang adanya nilai lebih sebagai dasar produksi sistem kapitalis.
Marx dengan Histori materialisnya menegaskan bahwa unsur pokok penggerak sejarah adalah tenaga produktivited manusia, berdasarkan dorongan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kebendaan ekonominya, jadi dorongan –dorongan utama adalah keadaan sosial ekonomi, tingkat produksi masyarakat, tingkat kehidupan materiil dari masyarakat tersebut.
Menurut Marx bahwa keadaan Sosialis ekonomis adalah hal yang terpokok karena merupakan dasar landasan bagi segala bangunan yang berupa alam pikiran dan cita-cita.
Perkembangan ajaran dan gerakan sosialisme Ilmiah dapat dilihat sebagai berikut :
Zaman Karl Marx – Engels Tahun 1818-1841 Pandangan Marx sangat dipengaruhi oleh dialektiknya Hegel, Materialisme dan Atheismenya Feurbach. Kemudian tahun 1842-1849 Karl Marx mulai memperkenalkan dan mengembangkan teori-teori dasarnya yang mencerminkan Manifesto komunis yang didalamnya terdapat penjelasan secara klasik tentang ide-ide dasar dari sosialisme Ilmiah dan penjelasan-penjelasan tentang sejarah timbulnya Kaum Borjuis dan kaum Proletar., tentang hubungan kaum Proletar dan kaum Komunis, tentang literatur sosialis dan komunis dan tentang posisi kaum komunis dalam hubunganya dengan bermacam-macam partai oposisi. Tahun 1849-1864 Marx Memperdalam Teori-teori dasarnya dibidang ekonomi, sedang tahun 1864 – 1883 Marx memusatkan perhatian dan energinya pada penulisan bukunya Das Kapital, sambil memimpin perjuangan kaum Buruh dalam Internasional ke 1
Menurut Lenin dalam keempat Zaman tersebut Marxisme belum merupakan sebuah doktrin yang dapat menguasai seluruh gerakan kaum buruh dan gerkan sosialisme dan teori perjuaangan kelas.
Periode tahun 1872-1904 Kapitalisme Modern telah memasuki kapitalisme dalam tingkat tertinggi atau Imperialisme modern dimana monopoli-monopoli raksasa mulai melebarkan sayapnya tidak saja dibidang perdagangan dan Industri saja tetapi juga dibidang Perbankan. Dalam periode ini Marxisme tidak hanya mencapai kemenangan tapi dapat melebarkan sayapnya, dan hal ini menurut Lenin harus dibarengi dengan dialektika hukum sejarah yaitu bahwa lawan-lawan Marxisme yang tidak dapat menahan kemajuan Marxisme dan menggunakan Marxisme sebagai kedok untuk menutupi arti Marxismenya. Semua karya-karya Lenin berinti suatu kelanjutan dari Marxisme dalam situasi dan kondisi sejarah yang lebih berkembang dari masa Karl Marx dan Engels. Lenin menetang keras aliran Dogmatisme dalam barisan gerakan kaum buruh Internasional, juga menentang aliran Oportunisme, Revisionisme, yang hendak melunakan mencairkan jiwa Revolosioner dan Internasionalismenya.
          Pola perkembangan Sosialisme Ilmiah dapat dibagi menjadi :
a.       Sosialisme Demokratis
b.      Sosialisme Komunis
c.       Eurokomunisme
d.      Teori dan Praktek sosialisme
  1. Slosialisme Demokratis
Terdapat dua kelompok besar yang sangat berbeda yaitu Sosial Demokrat dan sosialisme yang merupakan tahab awal dari komunisme suatu tahab yang dalam masa mendatang akan menjadi Komunisme penuh (Full Comunism) kelompok yang terakir ini bertumpu pada  ajaran Marxisme Leninisme. Perbedaan yang paling menonjol antara kedua kelompok ini adalah bahwa Demokrasi sosial melaksanakan cita-citanya melalui jalan Revolusi, persuasi dan tanpa kekerasan. Sedangkan Marxisme Leninisme bahwa cita-cita hanya dapat dicapai dengan menghacurkan masyarakat lama melalui suatu Revolusi Sosialisme yang berdasar pada Demokrasi sosial tumbuh di negara-negara barat yang Industrinya sudah sangat maju dengan sistem ekonomi yang bercorak Kapitalis, sedangkan sosialisme yang lain tumbuh di Eropa Timur yang struktur masyarakat dan ekonominya berlandaskan Komunisme
Pada permulaan berdirinya partai-partai Marxis pada akir abad ke 19 semula partai memakai nama sosial Demokrat. Penggunakaan nama itu dalam arti sebagai sosialisme yang moderat baru tahun  1903, ketika Muncul perpecahan dalam tubuh partai Buruh Demokrat Rusia antara Kelompok Bolshevik yang ingin mengadakan perubahan secara radikal dengan kelompok Menshevik yang ingin mengadakan perubahan secara damai dan dengan persetujuan rakyat akhirnya kelompok Bolshovik menarik diri dari partai tersebut dan mendirikan partai baru yang lebih revolusioner yaitu Partai komunis Rusia.
Perkembangan Sosialisme Demokratis, umumnya Sosialisme yang dianut oleh partai-partai dari kaum sosial demokrat di Eropa Barat mempunyai azas dan pemikiran yang terdapat dalam konsensus sosial demokrat. Dan Partai-partai ini bersikap kritis terhadap milik pribadi dari lat-alat produksi, berusaha meniadakan ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat melalui pemerataan pendapatan Nasional yang lebih adil, sehingga dengan ini perlu mengatur masyarakat melalui aparatur negara dan menyelenggarakan ekonomi terencana serta lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Dalam pelaksanaanya lebih cenderung melakukan pembaruan-pembaruan dengan mentaati prosedur konstitusional melalui jalan Parlementer, mereka menjunjung tinggi hak-hak azasi dan pemilihan umum yang bebas serta demokratis.
Jadi sosialisme dalam arti Sosial Demokrat  dewasa ini merupakan usaha untuk menyelaraskan perencanaan ekonomi, pengendalian pasaran, Nasionalisasi, sebagaian Industri melalui proses parlementer politik dengan mempertahankan kebebasan-kebebasan yang biasa dianut pikiran-pikiran Liberalisme.
Sosialisme timbul di Eropa pada awal abad ke 19 karena keprihatinan terhadap ekses-ekses dari Revolusi Industri, Industri yang telah membawa kesengsaraan terhadap rakyat kecil, banyak tumbuh kota penuh sesak, muncul banyak penyakit, timbul persaingan dari berbagai kalangan untuk mendapatkan upah. Dari kondisi tersebut beberapa cendekiawan di Perancis dan Inggris ingin memperbaiki keadaan tersebut. Umumnya mereka mencita-citakan suatu masyarakat yang lebih egaliter dimana kekayaan dibagikan secara merata, milik pribadi dan persaingan dibatasi.
Saint Simon (1760-1850) Berpendapat Bahwa Masalah-Masalah Sosial Dapat Diatasi Jika Masyarakat Diatur Menjadi Asosiasi Produktif Yang Pimpinanya Diserahkan Pada Para Tehknokrat dan ahli-ahli Industri, mereka ingin agar alat-alat produksi menjadi milik masyarakat, tapi tidak bermaksud  menghapus milik pribadi selama merupakan hasil karya sendiri.
Fourier (1772-1837) berpendapat bahwa suatu kehidupan yang sehat hanya dapat dicapai dalam kesatuan–kesatuan kecil. Menurutnya tiga unsur yaitu Modal, Buruh dan Bakat harus bekerja sama secara harmonis. Sedangkan Robert Owen berusaha mengurangi Jam kerja, melarang anak dibawah umur untuk bekerja, mendirikan sekolah tanpa dipungut beaya, Owen lebih berhasil usahanya mendirikan koperasi dibidang produksi dan Konsumsimembantu pendirian dan Koordinasi antara serikat-serikat kerja, sehingga dia dikenal sebagai Bapak Koperasi Inggris.
Namun ketiga orang ini tidak berhasil dalam menerapkan cita-citanya karena mereka terlalu naif dan tidak menyadari bahwa tanpa konsepsi yang jelas mengenai bentuk masyarakat yang ingin dibentuk serta upaya untuk mencapainya maka cita-cita akan tetap angan-angan saja, sehingga mereka diberi julukan Sosialis Utopsi.
Di Jerman ada dua partai buruh yaitu Pimpinan Ferdinand Lasale dan August Bebel dan Wihelm Liebknecht yang lebih banyak Unsur Marxismenya keduanya mengadakan Fusi dan akirnya membentuk partai baru yaitu Partai Sosial Demokrat Jerman yang menjadi partai buruh terkuat. Di Inggris lahir gerakan sosialis yang agak Independen dari aliran Marxis yaitu Fabian Societ dibawah Sidney dan Beatrice Webb yang memperjuangkan peningkatan tarap hidup kaum buruh dengan suatu sosialisme, tidak muluk-muluk dan lebih bersifat Pahmatis, Seorang tokoh sosialis Jerman Eduard Bernstein (1850-1932) berpendapat bahwa tujuan dapat dicapai tanpa revolusi tapi melalui jalan Parlementer, karena pemikiranya yang terlalu menyimpang dari ajaran Marx maka dinamakan Revisionis namun pengikutnya hanya minoritas saja.
Karl Kautsky (1854-1938) Seorang pimpinan Buruh Jerman, secara formal tetap berpegang pada ajaran Revolusioner Marx tetapi dalam tindakanya (dalam partai Demokrat Jerman) bertindak lebih mirip Bernstein karena tidak berusaha mengadakan Revolusi di Jerman tetapi mencoba menguasai pemerintah melalui kemenangan dalam pemilihan umum.  
  1. Sosialisme Komunis
Menurut kaum Sosialis pembangunan kapitalis bukanlah pembangunan yang sebenarnya melainkan hanya sebagai suatu tahab perkembangan sosial saja yang nanti akan berakir lewat revolusi sosial untuk menghancurkan sistem itu sendiri. Pembangunan yang sejati menurut kaum sosialis adalah usaha total yang digerakan oleh suatu pemerintahan diktator proletariat untuk menciptakan kekayaan masyarakat dimana alat-alat produksi merupakan milik bersama didstribusikan kepada para pekerja sesuai jasa mereka dalam produksi. Dengan sistem yang dianggap lebih unggul ini kebutuhan materi tercukupi, dan kultur atau budaya yang tinggi tetap terjamin kelestarianya.
Dalam sistem sosialis komunis diutamakan adalah rasa kebersamaan atau kolektivisme. Peran pemerintah sangat kuat mulai dari tahab perencanaan, tahap pelaksanaan, hingga tahab pengawasan. Dalam sistem sosialis tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi, yang lebih ditonjolkan adalah rasa kebersamaan. Dengan demikian harta dan alat-alat produksi adalah milik semua, yang bisa didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan cara ini diharapkan keburukan dari sifat-sifat harta kekayaan dapat dihilangkan, dan manfaat peradaban dapat dipertahankan untuk kemajuan bersama. Karena masyarakat dianggap sebagi satu-satunya kenyataan sosial, maka hak milik perorangan tidak diakui yang ada hanya kekayaan sosial atau kekayaan bersama.
Kaum Marxis ortodok mengatakan bahwa cara produksi ekonomi menentukan watak dominan dari kebudayaan masyarakat kapitalis, sebagimana semua masyarakat kelas lainya dan bahwa politik, pendidikan, kesenian, filsafat, dan agama mencerminkan struktur dasar ekonomi. Para pengritik Marxisme  berpendapat bahwa cara produksi ekonomi tidak kurang menentukan watak dominan dari kebudayaan sosialis, sedangakan sistem ekonominya yang disosialisasikan tidak memberikan dasar yang sehat untuk menuju kedunia kebebasan bahkan menghancurkan kebebasan politik dan kebudayaan yang melahirkan setelah kapitalisme muncul.
Mengolah kembali Ide sosialisme sangat perlu Ekonomi dipandang sebagai alat untuk menyejahterakan masyarakat dilihat dilihat dari sudut kualitas kehidupan manusia. Pendekatan ini lebih radikal, demi kepentingan kebebasan untuk membatasi tingkat sosialisme secara cermat yaitu dengan mengandalkan beberapa industri yang diatur sejumlah besar perusahaan swasta, korporasi umum, Koperasi, peningkatan partisipasi buruh dalam pengelolaan pabrik-pabrik, dewan direksi koorporasi besar dan lain-lain. Cara untuk memperbanyak pusat-pusat kekuatan ekonomi, akan tetapi kebebasan yang utama yang harus diberikan yakni kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berkumpul, serikat buruh, pengadilan yang independen, dan hak-hak yang berkaitan dengan demokrasi dalam arti yang seluas-luasnya.
Sosialisme dan komunisme mendukung dua cara berfikir dan cara hidup yang tidak bisa dipersatukan sebagimana liberal konstitusionaldan totaliterisme revolusioner. Meskipun para penganjur Ero Komunisme belakangan ini berusaha untuk mengundurkan antagonisme antara komunisme dengan sosialisme namun belum terpuji dalam praktek nasional karena kaum komunis mempunyai tujuan revolusi maka bisa dimengerti jika partai-partai sosialis menganggap mereka sebagai sumber kekacauan yang harus disingkirkan dari kegiatan lain dari kelas buruh yang terorganisir sehingga kaum komunis berusaha keras untuk mengendalikan organesasi buruh yang terorganisir.
Dalam masalah penting yang menyangkut pemilikan alat produksi oleh negara kaum komunis dan sosialis mempunyai pandangan yang berbeda . Kaum Komunis mempunyai gambaran bahwa peralihan dari perusahaan kapitalis kepada prinsip kepemilikan oleh negara bersifat serentak karena kaum komunis menganggab bahwa harta kaum kapitalis tidak lebih hasil curian.
Kaum sosialis sebaliknya tidak percaya bahwa peralihan dari kapitalisme menuju kepemilikan alat-alat produksi oleh negara akan berlangsung secara penuh. Kaum sosialis juga menanut pendirian umum yang demokratis bahwa pencabutan hak milik warga negara harus melalui protes hukum da warga negara tersebut harus mendapat kompensasi

  1. Eurokomunisme
Sebagai alternatif utama untuk menggantikan doktrin dan praktek Marxisme versi Sovyet dan China merupakan perkembangan politik dan Ideologi dalam sejarah pergerakan komunis di Eropa Barat setelah PD II
Sebagai Ideologi Eurokomunis banyak mendapatkan pengaruh pemikiran Antonio Gramsci (1891-1937) seorang pendiri partai Komunis Italia, salah satu karya besarnya adalah Prison Note Books yang memuat beberapa tema penting yaitu perlunya kesadaran sosialis dihati nurani masyarakat karena tanpa itu perebutan kekuasaan dalam rangka kediktatoran proletariat tidak dapat menghasilkan komunisme sejati. Perlunya partai komunis yang berakar ditengah masyarakat sebagai  agen perubahan sosial dan bukan partai yang bersifat elastis seperti pandangan Lenin.
Gramsci menyesuaikan Marxisme dengan realitas sosial yang ada, artinya menafsirkan Marxisme dalam hubunganya dengan Kapitalisme  adab ke 20 yang lebih matang, Selain itu tanpa dukungan kelas buruh secara politik tidaklah berarti dan akan teresolasi sendiri dari masyarakat umum. Pengerahan berbagai kelompok ini bertujuan untuk mencapai revolusi sosial sejati dalam masyarakat Borjuis abad ke 20. Program politik Euorokomunis adalah sebagai berikut :
Ø  Kemerdekaan dari Dominasi Sovyet : Para pemimpin Komunis yang menyatakan kemerdekaan dari Unisovye mempunyai kepentingan khusus sehubungan dengan kebijakan yang menyangkut masa depan NATO dan MEE. Partai partai Eurokomunis telah berjanji untuk mendukung kedua Organesasi ini, karena menurut mereka pengawasan Unisovyet untuk kepentingan partai-partai komunis tetapi untuk memproklamasikan politik luar negeri Rusia seperti yang diharapkan oleh Lenin dan Stalin.
Ø  Komitmen pada Demokrasi : Selain Bebas dari Uni Sovyet kaun Urokomunis berkeinginan melestarikan Demokrasi dinegaranya sendiri dan di negara mana saja. Meskipun menang atau kalah, hal ini termuat dalam dalam deklarasi bersama tahun 1975 oleh partai komunis Spanyol yang mendukung semua kebebasan merupakan hasil dari Revolusi Demokrasi yang dilakukan oleh kaum Borjuis, termasuk hak Azasi tradisional untuk berbicara berkumpul dan beragama. Penolakan terhadap kediktatoran proletar dimaksudkan untuk mendramatisasi pemisahan diri kaum Eurokomunis dari prinsip-prinsip Lenins, Salah satunya kaum Komunis Perancis yang menekankan kesediaanya untuk menerima Nilai-nilai demokrasi seperti persaingan politik, kekuasaan, pemerintahan mayoritas dan perubahan dengan jalan damai.
Ø  Aliansi Politik dan Pemerintahan koalisi: Kaum Eurokomunis bersedia membentuk koalisi dengan partai sayap kiri dan tengah pendukung demokrasi dan membentuk pemerintahan koalisi dengan mereka seperti yang dinyatakan dalam deklarasi 1975. Praktek kerja sama dengan kelompok non revolusioner mempunyai tujuan untuk mengadakan infiltrasi dan subversi telah menjadi teknis komunis sejak lama dalam arti kerja sama yang dilakukan bukan gtanpa tujuan yang jelas.
  1. New Left
Di Eropa Golongan kiri sudah menang, sejak bangkitnya gerakan kaum pekerja sampai masa Perang Dunia II, Orang berhaluan kiri menjadi gerakan yang radikal dan menentang masyarakat. Mereka memperjuangkan pemberian Hak suara dibidang sosial, Politik, dan Ekonomi kepada masa kaum buruh industri yang sebelumnyha ditekan, di Eksploitasi, dan diperlakukan secara kasar. Kemenangan yang pertama dari golongan kiri ini adalah kemenangan moral.
Di Unisovyet bentuk sosialisme yang berkembang pada tahun 1920 an disebarkan dari Moskow keduania luar sehingga Uni Sovyet dianggap sebagai kekuatan militer dunia, akan tetapi tidak mempunyai kewibawaan moral dan tidak mempunyai dampak yang serius atas Imajinasi konstruktif.
Sedang Orang berhaluan kiri yang demokratis di Eropa Barat memilih keberhasilan sampai akir perang Dunia II tidak ada perlawanan, hampir semua partai politik menyetujuhi ekonomi campuran, Nasionalisasi sektor-sektor penting di bidang ekonomi, perencanaan Nasional dibidang ekonomi, serta program-program jaminan serta ansuransi sosial, Orang Berhaluan kiri menempatkan diri dalam tradisi solidaritas, dimana kepentingan rakyat biasa lebih diutamakan dari kepentingan kaum elit.
Di Seluruh Eropa barat dewasa ini sedikit sekali tetapi terdapat perselisihan diantara  partai-partai besar. Pemerintah diharapkan bertanggung jawab atas perekonomian dan atas  kesejahteraan umum.
Para Penguasa di Eropa kontinental berusaha mempertahankan keuntungan yang semata-mata sebagai penunjuk efisiensi untuk organesasi-organisasi yang tujuanya memproduksi barang-barang dan memberikan kesempatan kerja untuk kepentingan bersama, Selain itu para wiraswastawan dipertahankan untuk menyediakan komodity yang penting yakni modal resiko.
Golongan Radikal di Perancis partai-partai Liberal ditempat lainya di Eropa dan partai konservatif di Inggris menduduki tempat tertentu didalam Spektrum politik masa kini. Di Eropa Barat terjadi Kontroversi Politik dan juga diskusi yang didominasi oleh masalah ekonomi yang diakiri dengan adanya perdebatan masalah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang sudah disepakati.
Orang Amerika menciptakan Versi mereka tentang kemakmuran yang merata dan masyarakat terbuka dengan memanfaatkan beberapa faktor yang menguntungkan. Warga Amerika Serikat Utara merupakan satu-satunya masyarakat Non sosialis sedunia.
Di Eropa Barat tidak seorangpun menentang sosialisme, sesuatu yang mengagungkan tercapai yakni usaha membawa rakyat kepada kemakmuran bersama dan kepada pemerintahan perwakilan rakyat, sehingga Eropa sudah mencapai suatu titik dimana kategori-kategori Intelektual yang lama hapir tidak berguna lagi untuk mengatasi masalah-masalah yang baru sehingga dilakukan penataan kembali pembagian tugas secara Internasional atau dalam menghadapi masalah baru. Eksistensi Konsensus yang kukuh tersebut disebabkan karena keberhasilan dari kaum kiri dalam membujuk rakyat untuk mencapai kesepakatan yang mendasar tentang keadilan.

d. Teori dan Praktek sosialisme
a. Unsur- unsur Dalam Pemikiran dan Kebijakan Sosialis
Sosialisme tidak memiliki doktrin tertentu yang bersifat mengikat namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat dilihat dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis. Jadi kekuatan dan kelemahan utama sosialisme ini terletak dalam kenyataan, bahwa sistem itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah perkembangan sosialisme. Hal ini tergambar jelas dalam gerakan sosialis inggris yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1.         Agama
          Dalam pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat. Gerakan sosialis Kristen yang dipimpin oleh Frederick Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaanya dalam pertengahan abad ke 19 dan menjadi sumber penting untuk perkembangan Organesasi kelas buruh dan sosialis kemudian
          Prinsisp yang menjadi pedoman kaum sosialis Kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa sosialisme harus diKristenkan dan diskristianitas harus disosialisasikan. Ciri dari periode ini ialah kesungguhan tanggung jawab moral dan pengabdian tanpa pamrih. Agama yang mengakui bahwa rahmat dan Iman merupakan syarat penting untuk memperoleh keselamatan namun juga tetap menekan prilaku dan keselamatan melalui karya atau usaha.
          Pengaruh Agama lainnya yang sangat penting di Inggris adalah Tradisi pembangkangan  keagamaan yang berwujud tidak seragam (Non Conformity) Bagi kelompok ini Protestantisme berarti kebebasan hati nurani Individu dan kebebasan untuk menggabungkan diri dalam serikat-serikat dengan keyakinan yang sama secara sukarela. Pembangkangan keagamaan ini telah menjadi jembatan antara pembaharuan yang terjadi dalam agama dan politik. Sosialisme Inggris telah membuktikan kepada banyak kelompok sosialis negara-negara lain bahwa sosialisme agama benar-benar bisa dibaurkan asalkan pembaharuan itu tetap dalam semangat kebenaran.
2.         Idealisme Etis dan Estetis
          Idealisme Etis yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Ruskin dan William Morris bukanlah satu program politik atau ekonomi tetapi merupakan pemberontakan melawan kemelaratan, kebosanan dan kemiskinan hidup dibawah kapiltalisme industri. Mereka menunjukan apa yang secara fisik dan moral salah menyangkut peradaban yang dibangun diatas perselisihan dan kemelaratan, tetapi mereka tidak merumuskan program untuk memperbaiki kondisi yang telah dikritiknya.
          Pemberontakan Estetika dan etis masa Inggris Victoria telah merusak rasa percaya diri dan mendorong orang untuk mengkritik diri. Karena adanya keraguan dan kritik diri itu banyak gagasan Sosialis yang positif dapat dikembangkan.
3.         Empiris Pabian
          Empiris Pabian ini merupakan ciri gerakan Sosialis Inggris yang paling Khas. Menurut Sidney Webb sosilisme merupakan hasil yang tidak dapat dielakkan dari keberhasilan Demokrasi, tetapi ia menandaskan bahwa kepastian yang datang secara bertahab yang sangat berbeda dengan kepastian revolusi yang dicanangkan oleh Marx dalam wujud perubahan Katastropis
          Masyarakat Fabian beranggapan kalau kelas menengah dan kelas diantaranya tidak diperlihatkan kelogisan dan keadilan yang di tampilkan oleh seruan-seruan pokok dalam pemikiran dan kebijakan sosialis
          Fabianisme sering digambarkan sebagai pembaharuan tanpa kebencian pembangaunan kembali masyarakat tanpa perang kelas, Empirisme politik tanpa dogma atau Fanatisme. Meskipun organesasinya kecil namun masyarakat Fabian membawa pengaruh yang besar.
4.         Liberalisme
          Liberalisme menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme terutama sejak partai Liberal merosot perananya diberbagai negara. Dari segi temperamen banyak penganut Liberal yang memenuhi kesulitan untuk bergabung dengan gerakan sosialis.
          Perdagangan bebas yang merupakan cita-cita penting dari Liberalisme Inggris abad ke 19 tidak muncul lagi sebagai kepentingan politik baik golongan konservativ maupun  buruh mempunyai Komitmen pada bentuk proteksi tarif, bahkan orang-orang Liberal sudah menyadari bahwa perdagangan bebas tidak penting lagi.
          Banyak orang Liberal yang bergabung dengan Partai Buruh atau memberikan suaranya untuk partai buruh dan menganggap dirinya sebagai orang sosialis murni. Uberalisme telah memberi banyak sumbangan yang dapat tahan lama bagi sosialisme Inggris. Karena pengaruh Liberalisme para pemimpin sosialis menjadi lebih moderat dan kurang terpaku pada doktrin. Dengan pengaruh tersebut mereka lebih menghargai kebebasan Individu. Liberalisme telah merubah partai buruh menjadi sebuah Partai Nasional bukan partai yang didasarkan pada kelas dan pembahasan akan tercapai tanpa kedengkian dan kebencian.
b. Praktek Sosialis
Di Inggris dlam pertumbuhan dan perkembangan partai buruh muncul protes melawan tatanan sosial yang lama. Pada tahun 1929 pertama kalinya partai buruh menjadi partai besar di Inggris, namun adanya depresi Ekonomi yang melanda dunia tahun 1929 telah melemahkan perekonomian di Inggris dan Pemerintahan Minoritas partai buruh mengundurkan diri karena tidak mampu mengikuti kebijakan sosialis untuk mengatasi depresi tersebut. Partai buruh mendorong Nasionalisasi hanya kalau secara Pragmatis telah terbukti bahwa pemilihan negara akan mendatangkan lebih banyak manfaat bagi kemakmuran negara dari pada kepemilikan perorangan. Sedangkan dari Skandinavia gerakan-gerakan sosialismenya lebih mengutamakan pembangunan ekonomi dan jaminan sosial dari pada Nasionalisasi dan kebijaksanaan–kebijaksanaan ekonominya dipusatkan pada ketentuan-ketentuan Fiscal dan perpajakan bukan memperjuangkan prinsip pemilikan oleh agama. Dalam sosialisme Skandinavia ini penyediaan lapangan kerja secara penuh merupakan tujuan utamanya. Di Negara ini sebagian besar merupakan Milik umum tidak dibangun oleh negara tetapi oleh perusahaan-perusahaan yang menggabungkan prinsip pemilikan dan penanganan secara perorangan dengan bantuan keuangan dari koperasi perumahan dan badan-badan kota praja.
Di Amerika partai sosial setelah Perang Dunia I mundur, sebagian disebabkan karena serangan dari pihak pemerintah yang diakibatkan oleh posisi partai ini terhadap perang tetapi juga dikerenakan kaum komunis memecah partai tersbut, dengan menarik sejumlah besar anggota sayap kiri untuk membentuk suatu cabang dari Internasional III Kaum sosialis dan Komunis bersaing untuk mendapatkan dukungan dari gerakan buruh serta masyarakat umum.
Setelah Perang Dunia II baik partai sosialis maupun kelompok – kelompok radikal kecil tidak berhasil maju dengan pesat. Partai Sosialis secara resmi pada akir tahun 1950 an memutuskan untk berhenti mengajukan calon-calon Presiden sebagai pengganti bekerja sama dengan serikat-serikat buruh, menyokong calon-calon partai besar yang progresif yang sebagian besar merupakan calon-calon Partai Demopkrat. Kemudian Partai tersebut pecah menjadi tiga yaitu sebuah partai kecil yang memepertahankan nama aslinya dan masih mengajukan calon-calon Presiden. Satu sayap kanan yang bernma Social Democrat USA dan satu yang cenderung lebih kiri yaitu Democratic Socialis Organizing Comitee.
Menurut pengamatan Marx dan Engels yang ditinjau dari segi sosiologi dan politik, Amerika Serikat bersifat terlalu progresif, terlalu Egaliter, terlalu terbuka, terlalu Demokratis, untuk menimbulkan gerakan-gerakan radikal atau Revolusioner. Kegagalan partai Sosialis di Amerika Serikat disebabakan :
1.    Menekan faktor-faktor sosial dan sejarah
2.    Menitikberatkan aspek tertentu dari sistem politik.
             Sebagian besar usaha untuk membuktikan tafsiran-tafsiran tertentu mengenai eksepsionalisme Amerika, bersifat membandingkan terutama membandingkan dengan Eropa. Karya yang paling besar pengaruhnya adalah ulasan ahli teori politik Louis Hart Z yang bersifat sejarah dan sosiologi yang menempatkan Amerika Serikat dalam katagori Masyarakat pecahan seberang lautan yang dibentuk di Amerika dan Australia oleh pemikiran-pemikiran Eropa.
               Dalam Karya Marx, Engels, dan Lenin Memandang Amerika Serikat sebagai masyarakat paling modern yang berkebudayaan Borjuis asli dan juga paling Demokratis, Akan tetapi menurut Michael Harrington yang mengemukakan bahwa salah satu kesulitan dalam membangun sosialisme Amerika adalah fakta bahwa Amerika bersifat terlalu sosialis untuk sosialisme.