KAPTALISME
Secara
Etimologis, Menurut Lorens bagus, Kapitalisme berasal dari Bahasa Inggris yaitu
Kapitalism dan dari latin dari kata Caput artinya Kepala. Kapitalisme adalah
sistem perekonomian yang menekankan peranan kapital atau modal.
Secara
Konseptual Max Weber
: Kapitalisme merupakan pebagian industri bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok
manusia dimanapun yang dilaksanakan dengan metode perusahaan dan suatu
kemapanan kapitalistik rasional seperti suatu neraca modal. Dudley Dillard: Kapitalisme merupakan Hubungan
diantara pemilik pribadi atas alat-alat produksi (tanah,Tambang, Instalasi,
Industri yang secara keseluruhan disebut modal) dengan para tenaga kerja yang
bebas yang menjual tenaga kerjanya kepada majikan. Menurut Marxis: Kapiatalisme adalah suatu sistem
pergaulan hidup yang timbul karena cara produksinya memisahkan faktor tenaga
dari faktor-faktor produksinya.
Kamus Bahasa Indonesia: Kapitalisme merupakan sistem dan faham
ekonomi (perekonomian) yang modalnya (Penanaman modal, Kegiatan Indstri)
bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri-ciri
persaingan dalam pasar bebas. Prof.
Nussbaum : Kapitalisme adalah suatu sistem pertukaran ekonomi
dimana orientasi prinsip kegiatan ekonomi yang tidak membatasi laba dan
ditandai dengan suatu pemisahan penduduk kedalam “ Para pemilik dan para buruh
yang miskin”. JHR Cromwell dan
HE Czerwonky dalam Buku In Defence Of Capitalism: Kapitalisme
sebenarnya berarti sebuah ekonomi persaingan bebas dan jujur dengan keuntungan dan kesempatan
kerja yang terus menerus bagi semua orang. Karl Marx : Kapitalisme adalah suatu bentuk
masyarakat kelas yang distrukturisasikan dengan cara khusus dimana manusia
diorganesasikan untuk produksi kebutuhan hidup. Jorge Larrain: Mengemukakan bahwa kapitalisme
diuraikan oleh dominasi obyek ataus subyek modal atas pekerja, kondisi produksi
atau produsen, buruh mati atau buruh hidup.
A.
AKAR
HISTORIS KAPITALISME
Sistem
perekonomian kapitalisme muncul dan semakin dominan semenjak peralihan zaman
Feodal kezaman Modern, seperti temuan Marx, menjadi sistem yang dipraktekan
didunian bermula dipenghujung abad XIV dan awal abad XV ini menunjukan adanya
keterkaiatan yang erat antara sejarah kemunculan kapitalisme dengan tempat dimana
dilahirkan. Pada Jaman Kolonialisme ini akumulasi modal yang tersentralisasi di
Eropa (Inggris) didistribusikan beberapa penjuru dunia yang dapat giliranya ia
menghadirkan segenap kemiskinan diwilayah jajahanya. Ketika Feodalisme di Eropa
jatuh, orang menganggap terminoologi kapitalisme di Introdusir tepatnya pada
abad XIV.
Ideologi Kapitalisme muncul akibat dari proses dialektika materialis,
Pandangan ini dipertegas oleh Weber dengan diskripsinya tentang adanya sebuah
gerakan Individualisme sebagai penentangan atas eksplitasi kejam yang dilakukan
oleh Feodalisme. Feodalisme yang di Roma dan Yunani muncul dari kelas militer
dan di Eropa tengah muncul dari kelas Tuan Tanah ini kemudian menerapkan kedua
kelas ini sebagai satu-satunya pemegang hak atas pemilikan alat produksi.
Gerakan Individualisme yang mencoba melawan kondisi inilah banyak diklaim orang
sebagai cikal bakal Kapitalisme.
Munculnya Kapitalisme sebagai suatu sistem didasarkan oleh tiga tokoh besar
yaitu Martin Luther King yang memberi dasar-dasar teosofik, Benyamin Franklin
yang memberi dasar-dasar Filosofik dan terakir Adam Smith yang memberikan dasar
ekonominya.
1. Luther King adalah seorang Jerman yang melakukan gerakan monumentalnya
pada 31 Oktober 1517 dengan menenempelkan protesnya keseluruh penjuru Roma. Ia
tidak dapat menerima kenyataan praktek pengampunan Dosa yang diberlakukan di
Gereja Roma pada waktu itu, sehingga ia kemudian meletakan ajaran dasarnya
yaitu : Manusia menurut Kodratnya menjadi seruan karena dosa-dosanya dan
semata-mata lewat perbuatan dan karya yang lebih baik saja mereka dapat
menyelamatkan dirinya sendiri dari kutukan abadi.
2. Adam Smeith dikenal sebagai bapak Kapitalisme dalam
Bukunya “An Inquiri Into The Nature and Causes of The Wealth Nations” mengkongkritkan spirit Kapitalisme dalam
sebuah konsep yang disebut sebagai Mekanisme pasar. Dalam Buku tersebut
disebutkan bahwa ciri mendasar dari kapitalisme adalah pemaksimalan keuntungan
individu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dimaksudkan membantu kepentingan
politik. Jadi Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang lebih berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan ekonomi secara Individu. Meskipun Orientasi Individu
tersebut merupakan tahapan awal bagi kepentingan politik.
3. Frenklin Secara Filosofis mengajak setiap orang untuk
bekerja keras mengakumulasi modal atas usahanya sendiri. Franklin kemudian
menganjurkan didalam filosofinya yang amat terkenal “ Waktu adalah Uang”
B. TEORI DAN PRAKTEK KAPITALISME
1. Teori Kapitalisme
a. Perekonomian Pasar ( Market Economy)
Dalam sistem
kapitalisme didasarkan pada spesialisasi kerja setiap orang hanya memasok
sebagian kecil dalam memenuhi kebutuhanya melalui ketrampilan dan pekerjaan
pribadi. Barang dan jasa yang dihasilkan tidak dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri tetapi untuk pasar.
b.
Pemilikan Perorangan
(Individual Owenership)
Pemilikan alat-alat
produksi (tanah, Pabrik, Mesin, suber daya alam) dikuasai oleh perseorangan
bukan oleh Negara, tetapi tetap mengakui adanya pemilikan Negara yang berwujud
monopoli yang bersifat alamiah atau pelayanan jasa terhadap masyarakat umum.
a.
Persaingan (Competition)
Adanya persaingan bebas,
barang siapa yang dapat menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan harga
yang murah maka akan dapat menguasai pasar dan mendpat keuntungan yang
sebesar-besarnya. Salah satu cara mendesak persainaganya dengan menggunakan
politik Dumping.
b.
Keuntungan (Profit)
Perekonomian kapitalis
memberikan lebih banyak kesempatan untuk meraih keuntungan karena adanya 3
kebebasan yaitu kebebasan berdagang, dan menentukan pekerjaan, kebebasan hak
kepemilikan, kebebasan mengadakan kontrak.
Sedangkan menurut Frens
Sedo (1996) ada 5 prinsip fundamental dalam kapitalisme antara lain :
- Kapitalisme adalah pengakuan
penuh pada hak milik perorangan atau Individu tanpa batas-batas tertentu.
Hak milik pribadi adalah jaminan bagi Individu yang bersangkutan untuk
menegakan kebebasan dan kemerdekaan
- Kapitalisme merupakan pengakuan
akan hak individu uantuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan
status social ekonomi.
- Kapitalisme mengisyaratkan
pengakuan akan adanya dorongan atau motivasi ekonomi dalam bentuk
semangat untuk meraih keuntungan semaksimal mungkin (Profit motif)
- Kapitalisme juga memuat
pengakuan hak adanya kebebasan melakukan kompetisi dngan individu lain
(Freedom for Competition)
- Kapitalisme mengakui adanya
hokum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.
Hak milik perorangan tidak
akan berfungsi secara baik jika didukung keempat prinsip lainya sedangkan agar
dapat berfungsi maka setiap system memerlukan tenaga gerak. Tenaga gerak dlam
system kapitalisme adalah para pemilik capital atau modal yang memiliki status
ekonomi, social dan politik yang terhormat dalam system
1. PRAKTEK
KAPITALISME
1.1. Kapitalisme awal
(Kapitalisme Dagang) tahun 1500-1750.
Sejak abad
pertengahan kapitalisme sudah mulai berkembang di kota-kota Italia utara dan
kota Eropa barat, Kapitalisme awal ini pada zaman baru berkembang menjadi
kapitalisme dagang yang selama abad ke 16 dan 17 mengalami kemajuan yang besar.
Para saudagar memperbesar kapitalnya dengan transaksi dagang dan laba yang
diperoleh digunakan pula untuk mengadakan transaksi lain.
Pelaksanaan
kapitalisme awal (1500-1750) ditandai dengan adanya industry sandang terbesar
di Eropa, karena bahan mentah wol mudah didapat didalam negeri dan karena
adanya Inovasi pemintalan dengan mesin sederhana Industri sandang inggris memantapkan diri
didaerah pedesaan. Meskipun banyak menghadapai problem dan kesulitan, di
Inggris Industri sadang di pedesaan terus tumbuh pesat selama abad ke 16-18.
Pendayagunaan
surplus social yang didapatkan terus menerus secara produktif ternyata mampu
menjadikan kapitalisme mampu bersaing dengan semua system ekonomi sebelumnya
bagi mereka yang menguasai surplus social memilih untuk menambahkan usaha
perkapalan, Pergudangan bahan-bahan mentah, barang-barang jadi dan berbagai
wujud kekayaan lainya. Surplus social tersebut telah berubah menjadi perluasan
kapasitas produksi.
Selanjutnya
Dilard menguraikan bahwa perkembangan Kapitalisme pada tahab ini didukung
oleh Tiga factor yaitu :
i.
Dukungan
agama dengan menanamkan sifat dan karakter kerja keras dan anjuran untuk hidup
hemat.
ii.
Hadirnya
logam mulia terhadap distribusi pendapatan atas upah, laba, dan sewa.
iii.
Keikutsertaan
Negara dalam membantu membentuk modal untuk berusaha.
Keterkaitan agama dengan kapitalisme
seperti yang di ungkapkan oleh Max Weber yang mendapat dukungan dari Matin
Luther king yang mencoba membuktikan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali
dengan semangat religious. Contoh paling kongkrit dari berbagai gerakan
keagamaan adalah yang dilakukan oleh kaum Puritan. Sepanjang abad pertengahan
perdagngan dan perbankan dianggap sebagai kejahatan yang diperlukan.
Meminjamkan uang dengan dipungut bunga dianggap tidak layak dilakukan oleh
orang-orang kristensehingga ada saat dimana kegiatan itu diserahkan kepada
orang-orang non Kristen.
Membungakan
uang merupakan pelanggaran hokum karena ada undang-undang anti riba dari
penguasa gereja maupun penguasa skuler. Spekulasi dan praktek riba melanggar
doktrin pokok ekonomi abad pertengahan yaitu harga yang adil. Berkembangnya
perdagangan pada akhir abad pertengahan menimbulkan kontroversi dan mendorong
kearah berbagai usaha penyesuaian antara doktrin teologis dan realitas ekonomis.
Terjadi
reformasi protestan pada abad ke 16 dan 17 juga disertai perubahan-perubahan
ekonomis yang mengakibatkan perkembanganya Kapitalisme di Eropa utara khususnya
Inggris dan Belanda.
1.2.
Kapitalisme Klasik
(Kapitalisme Industri/Perdagangan) tahun 1750-1914
Praktek
Kapitalisme Klasik (1750-1914) ditandi dengan adanya revolusi industry dimana
terjadi pergeseran yang semula focus pembangunan kapitalis diarahkan ke
perdagangan mulai bergeser kearah industry berpindah di pusat perkotaan.
Kapitalisme menjadi penggerak penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi
Karena adanya akumulasi modal yang memungkinkan penggunaan diberbagai inovasi
yang tidak mungkin diwujudkan dalam masyarakat miskin.
Pada fase
Ini kapitalisme mulai meletakan konsep dasarnya yang terkenal Laissez-Faire.
Laissez Proses sebagai doktrin mutlak
Smith. Dillard Merupakan bahwa perkembangan kapitalisme pada fase kedua ini
semata-mata menggunakan argumentasi ekonomi. Perkembamgan ini menjadi parameter
keberhasilan bagi kaum borjuis pada posisi terhormat pada struktur social
masyarakat saat itu.
Kesuksesan
secara ekonomis mengahasilkan kesuksesan dibidang Politik (hubunganya
kapitalisme dengan Negara) proses tersebut sebenarnya menguntungkan system
kapitalisme itu sendiri terutama dalam penentuan gaya eksplorasi, Eksploitasi,
Ekspansi (perluasan daerah-daerah kekuasaan) untuk mendistribusikan hasil
limpahan produksi.
Periode
kapitalisme erat kaiatnaya dengan karya besar Adam Smith. Inquiry Into The
Nature and Cause Of The Wealth Of Nation (1776) mencerminkan Idelogi
Kapitalisme klasik. Smith menganjurkan untuk membongkar birokrasi Negara dan
menyerahkan keputusan ekonomi kepada kekuatan pasar yang mengatur dirinya
sendiri secara bebas. Jadi kapitalisme klasik mulai menunjukan terbentuknya
kelas-kelas yang mendasarkan kekuatan ekonomi atau kemapuan mereka dalam
mengakses dan mengakumulasi capital.
1.3. Kapitalisme
Lanjut (Kapitaalisme Industri/ Jasa dan Informasi) sejak tahun 1914.
Perang Dunia
I menandai titik balik perkembangan kapitalisme pada umumnya dan kapitalisme
Eropa pada khususnya. Kapitalisme lanjut ditandai oleh tiga hal yaitu :
1. Pergeseran dominasi modal
dari Eropa ke Amerika
2. Bangkitnya kesadaran
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa sebagai akses dari
kapitaisme klasik yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan
perlawanan.
3. Revolusi Bohlesvik Rusia
yang menginginkan kehancuran industry fundamental kapitalisme yang berupa
pemilikan capital secara individu atau penguasaan saran produksi, struktur,
kelas social, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama.
Salah satu
hal yang membuat kapitalisme bisa bertahan adalah kelenturan produk yang
ditawarkan. Produk-produk yang disediakan bersifat adaptif dengan zamanya.
Kaptalisme berhasil tetap bertahan karena mampu menghadirkan demokrasi ekonomi
dan politik sebagi bentuk keinginan manusia yang paling mutakhir tetapi sebatas
citra demokrasi yang semu. Produk kapitalisme dipandang oleh Guy Debond sebagai
tarap bahwa saat ini kapitalisme sedang menyiapkan perangkat kebudayaan yang
mengantarkan manusia pada kondisi komoditi yang final dan melelahkan.
Produk lain
pada masa kapitalisme lanjut adalah semakin menjamurnya korporasi-korporasi
modern. Korporasi sudah lagi tidak bergerak dibidang industry manufaktur.
Melainkan jasa dan Informasi. Ia berusaha mendominasi dunia dengan kecanggihan
tehnologi serta orientasi menghadapi ekonomi global yang lazim disebut MNC/TNC
( Multinational Corporation/Trans National Corp oration). Kehadiranya se makin
mempertegas bahwa pelaku aktifitas ekonomi sesungguhnya bukanlah institusi
Negara melainkan para pengusaha bermodal besar.
Negara hanya
sekedar menjadi pelengkap dalam percaturan ekonomi dunia, walaupun dalam
beberapa kasus peran negara tetap dibutuhkan sebagai fasilitator untuk
mendukung roda ekonomi yang sedang diputar kapitalis. Hal ini menurut Galbraith
mengatakan bahwa korporasi modern menerapkan kekuasaan melalui pemerintah. Para
Kapitalis ini tetap membutuhkan keterlibatan Negara untuk memfasilitasi setiap
produk yang dipasarkan. Hal ini menyebabkan para pakar menyebutkan kapitalisme
lanjut adalah kapitalisme monopoli atau kapitalisme kroni.
Korporasi
Modern dengan Negara menjalin hubungan yang didasarkan pada distribusi
kekuasaan dan profit. Selain itu, apa yang diungkap Galbraith sebagai
kapitalisme lanjut adalah pefungsian institusi Negara sebagai jaminan control
dari doktrin mekanisme pasar. Korporasi modern telah menanamkan pengaruhnya
secara simbolik mutualistik terhadap dan dalam Negara modern.
Hubungan
factor politik kapitalis dengan melakukan kolaborasi adalah cara pandang
Keynes, Ia memandang teori sebagai ruatu alat kebijakan politik. Ia membelokan
apa yang disebut metode Ilmu ekonomi Klasik yang bebas nilai untuk melayani
tujuan dan target mental, dan untuk itu ia membuat ilmu ekonomi menjadi
persatuan politik lagi dengan cara yang baru yang berbeda.
Keterkaitan
negara kapitalis yang ditunjukan dengan bergesernya mekanisme kapitalisme bisa
dipahami dari Negara Amerika mempertimbangkan beberapa aspek antara lain :
1. Azas Kebebasan
2. Azas Keseimbangan
3. Azas keadilan
4. Azas kesejahteraan
5. Azas Pertimbangan
kesinambungan.
Ide Azas
Kapitalisme Klasik Lissez Faire, Laissez Passer dan jargon The Hand merupakan
azas Fundamental yang terus menerus
diperbaiki dan dipergunakan untuk mencirikan kapitalisme. Mereka berpandangan
bahwa teori ekonomi secara jelas menunjukan bahwa mekanisme pasar tidak akan
mampu menyelesaikan proses alokasi barang-barang public seperti hokum,
pertahanan dan lingkungan.
Selain itu
Kapitalisme lanjut adalah kompetensi. Menurut Galbraith dalam ilmu ekonomi
klasik persaingan adalah banyaknya penjual yang memperoleh bagian yang kecil
dari pasaran kemudian mengatakan bahwa model persaingan klasik ini sebagian
besar sudah lenyap karena banyak pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan
besar. Galbraith juga mengatakan bahwa dalam perkembangan kapitalisme timbul
institusi yang berusaha mengimbangi kelas kapitalis yang disebut sebagai
kekuatan pengimbang.
Tradisi
kapitalisme yang mendoktrinkan akumulasi capital sebesar-besarnya telah
mendorong upaya melebarkan sayap secara geografis guna perluasan lahan
produksi. Perkembangan kapitalisme yang semula dari benua Eropa kemudian
diteruskan ke benua Amerika adalah sebuah usaha menciptakan pengaruh yang
seluas-luasnya pada daratan benua lain.
Sebagai
Konsekwensi logis dari system kapitalisme, maka Negara Industri maju segera
melakukan ekplorasi ke wilayah lain, yaitu Negara-negara miskin. Hal ini
dimaksudkan untuk memperluas lahan produksi kapitalisme. Kedatangan mereka
bukan berarti membantu mengajari Negara untuk maju, sebab yang terjadi adalah
formasi baru dari kolonialisme. Apa yang mereka lakukan lebih lanjut adalah
transformasi nilai dari Ideologi kapitalisme sehingga mereka berusaha untuk
mengekploitasinya. Kenyataan inilah yang biasa disebut sebagai penjajahan baru.
Format baru Imperialisme ini menghasilkan polarisasi yang teramat tajam antara
Negara-negara utara dan selatan. Karena perekonomian Negara Utara semakin maju
sementara Negara selatan semakin tertindas.
Masalah
Utara selatan merupakan masalah kemiskinan, kalau masalah Barat dan Timur
Masalah kemiskinan menjelma menjadi masalah Ideologi. Masalah Utara selatan
tetap mejadi masalah kemiskinan sebab Negara-negara selatan tetap menerima
resep yang diberikan Negara utara untuk mengikuti jalan kapitalisme sebagai
cara untuk memecahkan masalah kemiskinan walaupun hasilnya kemiskinan tetap
menigkat.
Kita dapat
melihat dengan jelas betapa intervensi Negara utara kepada selatan justru sarat
dengan kepentingan utara yang bertujuan untuk memanipulasi dan menekan Negara
selatan saja. Dalam bidang-bidang perundingan yang menyangkut persoalan
mendasar, utara hanya menunjukan sedikit perhatian bagi pencapaian kesepakatan
mengenai isu-isu yang menjadi keprihatinan Negara selatan. Hampir jarang
kebijakan yang kita temui yang memberi akses lebih besar kepada produk-produk
selatan keberbagai pasar di utara. Utara juga memusatkan perhatian pada upaya
untuk menghilangkan berbagai hambatan dan kewajiban di dunai ketiga.
Argumentasi mereka adalah bahwa regulasi semacam itu bertentangan dengan
prinsip-prinsip perdagangan bebas.
Hadirnya
kapitalisme di Negara-negara berkembang ini bisa berbentuk
perusahaan-perusahaan yang melakukan pelebaran sayap demi perluasan
produksinya. Negara Utara menyajikan tawaran untuk melakukan penjadwalan ulang,
Namun hal Ini dilakukan dengan syarat bahwa Negara dunia ketiga mau melakukan
penyesuaian-penyesuaian structural. Faktanya, banyak Negara dunia ketiga yang
dililit hutang menyerahkan hak pengambilan kebijakan makro ekonomi mereka
kepada Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional Mereka mau mengrangi konsumsi
dalam negeri. Mereka mau mengurangi produksi demi pemanfaatanya didalam negeri.
Yang sering terjadi, mereka mau melakukan perluasan produksi untuk eksport sambil
melakaukan leberalisasi import yang didalamnya banyak terdapat-konsesi-konsesi
yang tidak bisa ditolak Negara selatan. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan
Negara selatan karena dengan liberalisasi import produk mereka kalah bersaing
dipasar internasional.
Intervensi
Lembaga Internasional seperti IMF pada Negara dunia ketiga melalui paket
bantuan dengan persyaratan yang lunak tapi sangat ketat secara otomatis
melegitimasi ketergantungan. Bantuan IMF tersebut Justru semakin mengukuhkan
dan melanggengkan ketergantungan Negara miskin kepada Negara maju, khususnya
Amerika Serikat.
Mencermati
perkembangan yang terjadi dinegara-negara Asia misalnya, adalah suatu hal yang
menarik. Benua yang beberapa decade lalu didiami oleh mayoritas Negara
terbelakang secara ekonomi, namun belakangan hari justru tampil sebagai wilayah
yang siap mencundanagi benua lain. Meskipun faktanya pada tahun 1998 terjadi
krisis ekonomi dibenua ini. Kapitaalisme Asia yang sering diunggul-unggulkan
sebagai system ekonomi dunia masa depan ternyata nyaris mengalami kegagalan
karena krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Kapitalisme
Asia yang dimaksud adalah kapitalisme semu, pendapat ini dikemukakan oleh
seorang ekonom Jepang Yoshihara Kunio. Ia kemudian menyindir sejauh mana
kepesatan pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan berbagai berbagai indicator,
Kapitalisme sebagai system ekonomi tetap rapuh. Kapitalisme tidak bisa dibangun
dalam sisitem dimana Negara berperan ganda. Sebaga dengan demikian fungsi
Negara menjadi amat potensial untuk kepentingan-kepentingan yang kontra
produktif bahkan negative. Korupsi dan kolusi ditingkat birokrasi dan
kapitaalis akan terus terjadi. Padahal mekanisme system kapitalisme mesti
didukung oleh pemerintah yang bersih.
Indonesia
sebagai bagian benua Asia juga tidak lepas dari masalah ini, dari sisi
historis, system perekonomian Indonesia banyak mengalami perubahan. Jika
diamati secara realistis yang ada baik diera Orla maupun Orba, system
perekonomian Indonesia sudah berpengalaman mencoba seluruh pola yang ada di
dunia. Pola perekonomian Indonesia di era Orba secara konstitusional salah
satunya bisa dilihat dalam Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang GBHN, yaitu pola
umum pembangunan jangka panjang, pola tersebut dengan jelas tentang demokrasi
ekonomi yang harus menghidarkan diri dari karakter negative seperti :
1. Sistem Free Fight
Liberalisme yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangs alain.
2. Sistem Etatism yang membuat
Negara dan aparatur ekonominya sangat dominan, serta mendesak atau mematikan
potensi daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sector Negara.
3. Sistem Monopoli yang
memusatkan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok yang merugikan masyarakat
banyak.
Untuk
mendukung dinegasikanaya karakter-karakter negative seperti tersebut diatas
dirumuskan pula system kesejahteraan social hasil interpertasi mendalam dari
UUD 1945. Rumusan Interpretasi itu diungkapkan dalam bentuk lima prinsip
ekonomi yaitu :
1. Prinsip Koperasi atau usaha
bersama yang berdasarkan azas kekeluargaan dalam menyususn system atau kegiatan
produksi, baik secara nasional, regional, maupun dalam secala yang lebih
sempit.
2. Prinsip mendahulukan
kepentingan umum dengan tetap menghormati dan menjamin hak-hak perorangan atau
kebebasan individu dalam berusaha.
3. Prinsip pengaturan dan
pembatasan kekuasaan ekonomi untuk kepentingan masyarakat
4. Prinsip Negara berkembang
dalam menjamin pekerjaan yang layak bagi masyarakat demi kemanusiaan
5. Prinsip Negara bertanggung
jawab terhadap Fakir miskin, hal ini
berarti melindungi yang lemah dan memberatas kemiskinan.
Meskipun
Konstitusi Indonesia mengatakan demikian, tetapi sebelumnya realitas yang
terjadi berlainan. Secara sederhana strategi ekonomi Indonesia Orba di
Ilustrasikan oleh Muhtar Mas’ud seperti bandul jam yang bergerak dari satu sisi
kesisi lain dan kembali lagi. Kita memang menyaksikan bahwa Indonesia telah
mengadakan proses deregulasi dan debirokratisasi dalam beberapa periode. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi peran Negara dan birokrasi yang selama Ini
dominan.
Pernyatan-pernyataan
yang menjelaskan tentang ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam menerapkan
kebebasan pasar disebabkan karena hal itu merupakan ciri yang inheren dengan
kapitalisme. Indonesia dalam banyak hal tampak alergi dengan kapitalisme sebab
merupakan sumber penjajahan bagi bangsa.
Koreksi
tentang system mekanisme pasar yang menjadi ciri kapitalisme tersebut sebenarnya
sama dengan apa yang dikemukakan oleh Gunnar Myrdal dalam Asia Drama. Indonesia
mengenalkan model deokritisasi ekonomi sebagai usaha kebijaksanaan yang membawa
pembangunan berdasarkan suatu system koordinasi yang rasional. Inilah mengapa
pelaksanaan demokrasi ekonomi kita betul-betul berhasrat menghindari free figth
liberalism, Sistem Etatisme, dan monopoli.
Berbicara
mengenai Free Figth Liberalism dan prakteknya di Indonesia bisa menimbulkan
perdebatan yang panjang. Pertanyaanya adalah Apakah Indonesia menerapkan Free
Fitgh Liberalisme dalam aktivitas perekonomianya? Secara teotirik memang
terdapat kesulian untuk mengatakan bahwa Indonesia melegitimasi Konsep itu.
Jika ada realialitas yang menunjukan bahwa banyak perusahaan dalam negeri yang
bertarung untuk bertahan dan memenangkan persaingan, apakah hal itu demikian
disebut Free Figth Liberalism?
Kalau kita
amati perekonomian Indonesia, terutama dimasa ORBA, secara konstitusional
cenderung menganut system sosialisme, tetapi dalam prakteknya cenderung
menganut system kapitalisme, tetapi kapitalisme yang dilaksanakan di Indonesia
cenderung tidak beraturan. Praktek-praktek monopoli, dan bentuk tidak
kesempurnaan pasar, persekongkolan antara birokrat dengan pengusaha dibiarkan
berlangsung.
Berbeda
dengan bahasan diatas untuk memperhatikan praktek-praktek kapitalisme yang
tumbuh di Indonesia, bisa juga dilacak melalui pengenalan terhadap
karakteristik konglomerat Indonesia. Cara Konglomerat Indonesia dalam
menggunakan Rente ekonominya, misalnya sangat berlainan cara yang digunakan
konglomerat Jepang dan Korea Selatan, Jika Konglomerat di dua Negara tersebut
menggunakan rente ekonominya untuk meningkatkan ketahanan nasional. Sementara
di Indonesia tidak demikian.
Sebagai
bagian dari Negara dunia ketiga, Indonesia tentu tidak bisa lari dari
kapitalisme mondial ini. Pertanyaan dasarnya adalah apa yang sesungguhnya
sedang terjadi ? kita mungkin sulit untuk memaklumi kenyataan yang
menggambarkan bahwa petani di Indonesia hari ini tidak dapat menjual produknya
lagi (kalaupun terjadi pasti dengan harga yang jauh dibawah Nilai produksi itu
sendiri), atau bahkan tidak dapat diproduksi lagi (karena kalah dalam kompetisi
global atau justru oleh tekanan aparatur Negara)
Maka sebagai
akibat dari diaspora Cultural, buah dan sayuran Import kian digandrungi,
apresiasi terhadap hasil-hasil pertanian kita menurun. Dalam kondisi yang
demikian produk-produk pertanian kita menjadi kalah dengan produk-produk
import.
Dengan
adanya LAP (Land Administrotur Adjustment) misalnya, maka penguasaan tanah kini
menjadi otoritas dari pemilik uang atau kapitalis. LAP merupakan kebijakan
pertanahan yang mengikuti alur-alur globalisasi yang di Indonesia dikelola oleh
Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pertanahan Nasioal. Dampak
dari kebijakan ini adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-Undang
Pertanahan dan Agraria (UUPA) menjadi banyak yang terabaikan. Contoh yang
terjadi di Maluku dimana sebagian besar tanah disana tidak bersertifikat, maka
ketika terjadi perdebatan hak kepemilikan, Bank Bunia kemudian mengurusi
sertifikat-sertifikat tanah tersebut, sehingga siapa yang memiliki sertifikat
tersebut maka dialah yang memiliki tanah
itu. Sedangkan yang bermodalkan hak tanah adat tentu saja akan dikalahkan.
Yang tidak
kalah menderita lagi adalah anak-anak dan perempuan dengan adanya SAP (Structural Adjusment
Programe) maka kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang pada dasarnya menyangkut
kepentingan perempuan dan anak-anak terabaikan. SAP adalah kebijakan Bank Dunia
yang ditekankan pada Negara-negara penghutang untuk dapat mebayar hutang tepat
waktu. Kebijakan ini ditetapkan pada penghutang dengan mengurangi
subsidi-subsidi untuk merit goods semacam Kesehatan, Pendidikan, Gizi, Makanan,
dsb.
Lihat
bagimana polemic yang terjadi disekitar RUU Ketenagakerjaan Orba di Era 90-an
misalnya. Dalam mengeksploitasi buruh, kapitalisme melakukan dengan system
kerja TNC. dimana control terhadap penindasan buruh justru sulit dilakukan
terhadap perusahaan-perusahaan asing yang memperkerjakan buruh secara lepas.
Kondisi ini menyulitkan buruh memperoleh perlindungan, baik secara ekonomi,
politik, kesehatan, dsb.
Mekanisme
eksploitasi tersebut mungkin lebih seru lagi apabila kita melihat bagaimana
perangkat kemiskinan tercipta akibat kapitalisme global ini. Dengan Hadirnya
IDL (International Division Labour) maka yang terjadi sekarang adalah akumulasi
produk-produk yang berkwalitas baik di Negara dunia pertama dan produk-produk
yang berkwalitas jelek dinegara-negara dunia ke tiga.
Karena mereka
mengkonsumsi barang-barang berkwalitas jelek, maka terjadi kelemahan fisik,
karena lemah fisiknya orang tersebut menjadi miskin. Kemiskinan ini membuat dia
terisolasi dan tidak dapat berinteraksi secara sehat dengan lingkunganya.
Inilah yang memunculkan kerawanan pada diri dan masyarakat miskin sehingga
sangat rentan atas kehancuran social.
Kesimpulan
sederhana dari pembahasan ini adalah bahwa mendunianya ideology kapitalisme
telah berakibat banyak konsekwensi baik positif maupun negative, baik politik
maupun ekonomi, yang mau atau tidak mau harus ditanggung terutama bagi Negara
dunia ketiga yang memiliki potensi untuk menjadi sasaran strategis untuk di
Eksploitasi. Pada kasus di Indonesia misalnya, pengaruh kapitalisme sedikit
banyak jelas ada dan mewarnai system ekonomi nasional. Eksistensi kapitalisme
di Indonesia yang menjadi perdebatan, paling tidak bisa disimpulkan dengan
menggunakan cara pandang diatas.
5. KEBURUKAN SISTEM KAPITALISME
1. Pembagian pendapatan dan
kekayaan antar pribadi dinilai sangat tidak merata
2. Ada perbedaan perbandingan
yang sangat besar sekali antara perusahaan yang sangat besar dengan perusahaan
yang kecil yang pada akirnya akan memunculkan semacam sosialisme.
3. Konsentrasi kekuasaan
disektor industry menucul karena adanya monopoli – monopoli dengan berbagai
kelemahan atau keburukanya, walaupun monopoli mendatangkan keuntungan
4. Masa kerja sangat panjang,
selain itu pengangguran semakin banyak, kesehatan sangat buruk, walaupun hal
ini sudah merupakan gejala social yang sudah umum
B. SOSIALISME
Pengertian
sosialisme berasal dari dua pengertian
baik secara harfiah dan konseptual. Pertama,
harfiah Sosialisme berasal dari kata ”Socius yang artinya teman, Sahabat,
Saudara dan sebagian lagi mengartikan Sosialisme sebagai hubungan persahabatan
atau hubungan persaudaraan antara sesama manusia.
Pada Tahun 1840
di Eropa Barat ada gerakan sosialis kaum Buruh bersama liga keadilan (League Of
The Lust) motonya All Man are Brothers (semua orang adalah saudara) kemudian
tahun 1847 Liga keadilan dirubah nama menjadi Liga Komunis, Motonya Workers Of
Country Unite artinya kaum pekerja dan semua negara bersatulah kemudian menjadi
kalimat penutup dari manifesto komunis
Tahun 1803 di
Italia ditemukan kata-kata socialism dan Socialist, tercetak dalam sebuah
penerbitan tetapi dalam arti yang tidak jelas seperti yang kita kenal sekarang.
Kemudian dijumpai kata Socialist untuk para pengikut gerakan koperasinya Robert
Owen, sedang kata Socialisme terdapat dalam majalah Perancis ”Le Globe” tahun
1832 dibawah pimpinan Piere Leroux, majalah ini menyuarakan cita-cita Saint
Simon, sedangkan arti kata sosialisme dalam majalah ini mencakup keseluruhan
doktrin dari saint Simon Intinya beraneka ragam arti kata sosialisme itu dalam
asal mulanya
Kedua: Arti
Secara Konseptual, dalam
kehidupan sehari-hari istilah Sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah
Socialisme selain bisa digunakan untuk menunjukan sistem ekonomi juga bisa
digunakan untuk menunjukan aliran Falsafah, Ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran
atau Gerakan.
Sosialisme adalah
suatu ajaran atau Doktrin yang menekankan nilai-nilai kebersamaan pemilikan dan
menentang adanya penguasaan barang-barang produksi terpenting oleh kelompok
orang. Dalam pengertian ini Socialisme dipandang sebagai pedoman untuk mengatur
pola-pola distribusi barang-barang produksi dan memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap orang untuk bisa menikmati hasil-hasil pembangunan, baik dalam
bidang kebudayaan sosial maupun yang menyangkut materi.
Comte De Saint
Simon (1760-1825) mengemukakan bahwa pengaturan dunia ini seharusnya diserahkan
kepada tangan-tangan orang yang berilmu pengetahuan, pengusaha-pengusaha
Industri dan para seniman. Francois Marie Charles Fourier (1772-1837) juga Robert
Owen (1771-1858) berusaha membentuk masyarakat kecil yang tidak
(sekurang-kurangnya diharapkan tidak) mengenal kemiskinan dan penderitaan.
Fourier mengajurkan supaya masyarakat kecil tadi diadakan sistem pendidikan
yang sama bagi anak-anak tanpa membedakan yang miskin dan yang kaya. Pengaturan
masyarakat ini diusahakan sedemikian rupa sehingga tiap anggota merasa puas
dengan bidang pekerjaanya yang terbuka luas baginya dan dimana ia dapat pula
memperhatikan Bidang kerjanya tanpa mengurangi, menurut Fourier akan menambah
hasil produksi.
Tetapi Fourier
tidak menghendaki persamaan seluruhnya melainkan ia mengakui adanya herarkhi
pendapatan usaha, menurut pendapatnya haruslah dibagi antara tenaga, kapital
dan kecekatan (Talent) dengan pembagian yang terbesar disediakan untuk tenaga
kerja. Pekerjaan yang kurang disukai
mendapat kompensasi yang lebih dibandingkan dengan bayaran yang diberikan
kepada pekerjaan yang lebih disukai. Robert Owen
menghendaki masyarakat yang benar-benar menjalankan persamaan. Hieraki yang
dapat dibenarkan hanyalah berdasarkan umur.
Karl Marx
(1818-1883) Melihat Negara sebagai sebuah alat
belaka dari kelas penguasa (berpunya) untuk menindas kelas yang dikuasai
(yang tidak punya). Negara dan Pemerintah Identik dengan kelas Penguasa
arrtinya sama dengan kelas berpunya, dalam sejarah umat manusia dikenal kelas
pemilik Budak, Kelas Bangsawan (Tuan Tanah), Kelas Borjuis, Saat Hak dan
keadilan adalah hanya sekedar ucapan penghias bibir saja dari pihak penguasa.
Dialektika Marx mengemukakan sebernya bahwa perkembangan masyarakat Feodais
kemasyarakat Borjuis, atau Kapitalis dan seterusnya kemasyarakat sosialis
merupakan suatu kelanjutan yang tidak dapat dielakan. Tetapi ini tidak berarti
manusia berdiam diri saja dengan menanti perkembangan itu berjalan sebagai
maunya. Kelas-kelas itu endiri adalah kelas-kelas yang berjuang untuk kelasnya,
jadi manusia yang dilihat oleh Marx adalah manusia yang berbuat. Bagi Marx
masalah pokok bukanlah memahami sejarah atau dunia ini, melainkan bagimana
mengubahnya manusia membuat sejarah sendiri marx pun melihat bahwa menciutnya
kekuasaan golongan Feodal adalah dengan berjuang revolusi yang dilakukan oleh
golongan Borjuis. Masa selanjutnya adalah masa sistem produksi sosialisme
dimana klas pekerja yang berkuasa. Oleh sebab itu maka revolusi yang
digambarkan oleh Marx terdiri dari dua tahap yaitu:
1. revolusi
yang dipelopori oleh golongan Borjuis yang hendak menghacurkan golongan Feodal
2. Revolusi
yang dilakukan oleh kelas pekerja dalam usaha menghancurkan golongan Borjuis.
Menurut Brinton
1981 Sosialisme diartikan sebagai bentuk perekonomian dimana pemerintah paling
kurang bertindak sebagai pihak –pihak yang dipercayai oleh seluruh warga
maryarakat dan menasionalisasikan Industri-industri besar seperti pertaambngan,
Jalan Jembatan, Kereta api, serta cabang-cabang produksi lain yang menyangkut
hajad hidup orang banyak . dalam bentuk yang paling lengkap sosilisme
melibatkan semua alat-alat produksi termasuk didalamnya tanah-tanah persawahan
oleh masyarakat dan menghilangkan untuk swasta.
Menurut Kamus Bahasa
Indonesia Sosialisme adalah suatu ajaran atau Faham kenegaraan yang berusaha
supaya harta benda, Industri dan perusahaan menjadi milik Negara.
Jadi, Pandangan
Sosialisme menurut :
- Durkhiem
bahwa Sosialisme merupakan suatu protes terhadap keadaan anomie, yakni
keadaan dimana kaidah-kaidah mulai memudar kekuatanya
- Karl
Marx Bahwa adanya persamaan kelas antara kaum kapitalis dan kaum Proletar,
yang mengarah pada komunisme
- Robert
Owen Bahwa ia mengharapkan terciptanya kerja sama yang tulus dan kesatuan
tidak antara Pemerintah, Parlemen, Gereja, dan Rakyat.
- Lenin
Vladimirilich, bahwa kapitalisme menciptakan situasi yang menggiring kaum
pekerja (Proletar) kearah sosialisme.
C. Asal Usul Sosialisme
Tidak
mudah untuk menentukan kapan sosialisme itu muncul pertama kali, sementara
orang mengatakan bahwa kemakmuran yang Edial yang terdapat pada buku Plato yang
berjudul Republik bersifat Sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki
kekayaan pribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada. Kitab Suci perjanjian
lama yang mula-mula mengatur tentang kode sosialis yang mencakup perlindungan
bagi para buruh wanita dan kaum yang lemah. Orang Kristen pertama menolak
konsep miliku dan milikmu (Mine and Thire) dan mempraktekan sosialisme dalam
kehidupanya sehari-hari. Pada Zaman pertengahan banyak sector dan gerakan
terutama yang bersifat keagamaan, mengcam kekayaan dan perdagangan sebagai
kejahatan dan tidak sesuai dengan kehidupan Kristiani , sebagai protes terhadap
ketamakan yang meraja lela di dunia sekitarnya. Dalam Zaman
Renaisace dan Reformasi bangkit lagi protes terhadap ketimpangan dan
kemakmuran.
Sosialisme
sebagai gerakan politik yang efektif dan terorganisir merupakan produk dari
Revolusi Industri meskipun pada penjelasan-penjelasan dari masa-masa sebelumnya.
Sosialisme sebagai kekuatan politik utama merupakan hasil dari kapitalisme
Industri modern. Berlawanan dengan komunisme yang akan terjadi hanya
negara-negara yang belum merasakan sepenuhnya dampak dari suatu revolusi dalam
bidang Industri, Sosialisme demokratis terutama berkembang dalam masyarakat
yang sudah mengalami Industrialisasi yang luas.
Sosialisme yang
kita kenal sekarang memiliki akar sejarah yang terjadi di Eropa abad ke 18
yakni Revolusi Perncis dan Revolusi Industri di Inggris. Kemudian Sosialisme
menyebar cepat ke segala Penjuru dunia. Dalam proses penyebaran, sosialisme
mengalami banyak perkembangan baik dalam bentuk maupun isi ajaran. Sekalipun
demikian setiap sosialisme yang tumbuh diberbagai kawasan dan negara memiliki
prinsip-prinsip dasar yang sama, yakni penghapusan hak-hak pribadi, pemberian
kesempatan yang sama bagi setiap 0rang, perhatian terhadap hakekat kehidupan
sosial setiap orang dan sikap optimis
Baik kapitalisme
maupun sosialisme tergabung dalam kelompok yang didominasi oleh konsep ekonomi
kemakmuran, sedangkan Fasisme dan komunisme tergabung dalam kelompok ekonomi
terpimpin, Kapitalisme menekankan kemakmuran dan usaha pribadi sedangkan
sosialisme memegang keyakinan pada kemakmuran dan usaha kolektif yang
produktif. Sosialisme yaitu melestarikan kesatuan faktor tenaga kerja dan
pemilikan.
Secara garis besar asal usul sosialisme adalah sebagai berikut :
1.
Revolusi
Industri
Masyarakat Eropa sejak abad ke 15 sampai 17 sedang beralih dari masyarakat
yang kehidupanya terutama dari pertanian dan kerajinan tangan yang menghasilkan
produksi untuk keperluan sendiri, menjadi masarakat yang bersumber pada
perdagangan dan kerajinan tangan dalam bentuk Manufaktur.
Di Inggris pada abad pertengahan abad ke 18 ditemukan mesin pemintalan
benang serta mesin tenun yang baru ,
ditambah dengan penggunaan tenaga air terjun dana penemuan tenaga uap dari air
mendidih , maka berubahlah dengan cepat perusahaan-perusahaan tersebut.
Bengkel-bengkel yang dulunya banyak menggunakan tenaga manusia berubah menjadi
pabrik-pabrik modern, mesin mulai mengganti tenga manusia.
Perubahan dalam masyarakat Eropa Barat bermuara pada Revolusi Industri yang
mempertemukan Kapitalisme dewasa dengan Revolusi Teknik. Dan Gemuruh revolusi
Industri tidak hanya menciptakan untung tetapi juga menghasilkan penderitaan
kaum buruh. Proses peralihan yang dahsat
ini terjadi pada abad ke 18 di Inggris gerak permulaanya dibidang Industri
tekstil, dengan Penemuan-penemuan James Watt. Menimbulkan Eksploitasi atau
pemerasan terhadap kaum buruh. Oleh kaum Borjuis. Situasi pada akhir abad ke 18
menunjukan bahwa kekuatan kaum borjuis sedang naik, dan mereka sedang merebut
kedudukan sosial yang lebih tinggi lagi. Dan dalam mencapai tujuan itu maka
kaum Borjuis berhadapan dengan kaum Feodal, kaum Bangsawan, Kaum Gereja, yang
mengelilingi raja-raja. Adapun kaum Proletar masih dalam permulaan pertumbuhan
dan belum merupakan suatu kelas yang kuat benar.
2. Revolusi Perancis
Kondisi dan situasi di Perancis pada akhir abad ke 18 masih sedemikian
rupa, sehingga kaum proletar bersamaan dengan kaum taninya dapat dipergunakan
kekuatanya untuk menghantam kaum Gereja dan kaum Feodal. Disinilah letak
semanagat rakyat jelata dalam Revolusi Perancis yang berkobar tahun 1789
Dalam Revolusi ini Kaum Borjuis merupakan kaum pimpinan sedangkan Kaum
Proletar masih belum tumbuh menjadi kelas tersendiri lepas dari kelas borjuis.
Sehingga kaum Proletar masih erat kaitanya dengan kepentingan kaum Borjuis.
Tahun 1793-1794 Kaum Proletar bangkit melawan kaum Borjuis ditengah-tengah
Golonganya Revolusi Perancis.
D. Sejarah Perkembangan Sosialisme
Sosialisme menyebar cepat keseluruh penjuru Dunia dalam proses penyebaran
Ini sosialisme mengalami banyak perkembangan tetapi setiap sosialisme yang
tumbuh diberbagai kawasan dan Negara memiliki prinsip dasar yang sama, yakni
penghapusan hak-hak pribadi, pemberian kesempatan yang sama bagi setiap orang,
perhatian terhadap hakekat kehidupan sosial setiap orang dan sikap optimis.
Di Indonesia dikenal Sosialisme Pancasila, yaitu Permusywaratan antara
sosialisme dan Ideologi Pancasila yaitu persenyawaan antara sosialisme dan
Ideologi Pancasila, yang terkadung dalam
pasal 33 UUD 1945. Sossilaisme Pancasila mempunyai Hak dan Kewajiban untuk
mensukseskan pendalaman Pancasila yang berusaha mengadakan keseimbangan antara
milik individu dan milik bersama.
Sekalipun terdapat berbagai macam tipe teori sosialisme pada berbagai
negara di dunia tetap ada hal umum yang mencirikanya, mereka berupaya untuk
mengubah struktur lembaga-lembaga kapitalis dan menggantikannya dengan
lembaga-lembaga baru yang ditunjukan untuk membangun dunia baru yang lebih baik
Sosialisme modern, seperti halnya Kapitalisme tumbuh dari Revolusi
Industri. Di Ingris sudah muncul sistem pabrik para pengkritik orde baru disana
menjumpai kondisi-kondisi kejam dan
dipekerjakan dengan Kondisi buruk di
pabrik-pabrik dan pada tambang batu bara disamping itu terlihat kota
yang dapat penduduknya makin banyak pekerja yang menentang penggunaan
mesin-mesin baru di Perancis peperangan yang berlangsung lama memperlihatkan
bahwa beban pajak makin menekan rakyat yang harga membiayai pemerintahan korup
tahun 1789 terjadinya revolusi yang mengakibatkan adanya perombakan sosial
terbesar dalam sejarah dunia.
Di Jerman Produsen-produsennya mulai membangun Industri-industri yang
sanggup bersaing dengan Industri Inggris
Berdasarkan perkembangan-perkembangan tersebut terlihat timbulnya berbagai
reaksi hebat terhadap Kapitalisme. Maka sosialisme dalam perkembangannya muncul
menjadi berbagai aliran yaitu :
1.
Sosialisme Utopis
2.
Sosilaisme Ilmiah
- Sosialisme Utopis
Istilah Sosilaisme Utopis ini diberikan karena More pernah menulis tentang
sebuah negara Impian dalam sebuah tulisanya yang sangat terkenal “Utopia”
pertama ditulis dalam bahasa latin tahun
1516 dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris tahun 1551.am buku tersebut
More menjelaskan bahwa disebuah pulau Khayal bernama Utopia yang juga dapat
ditafsirkan sebagai sebuah negara. Semua milik merupakan milik bersama, semua
orang tinggal dalam suatu tempat bersama, dimana makanan serta segala kebutuhan
lainya disediakan secara bersama-sama pula.
Untuk menghasilkan barang dan jasa semua orang harus bekerja tapi tidak
perlu mati-matian cukup sekedar dapat memnuhi kebutuhan. Toleransi hidup
bermasyarakat ditanamkan, pemerintahan dijalankan secara demokratis dimana
pimpinan adalah merupakan hasil pemilihan rakyat.
Sir Thomas More dalam bukunya yang berjudul “Utopis” merupakan suatu
serangan terhadap keburukan-keburukan berupa kemiskinan, perhamburan,
pengangguran dan Lembaga-lembaga “Hak milik Privad´Morer mengkritik
kondisi-kondisi di Inggris dan negara –negara Eropa tertentu yang terlihat pada
permulaan abad ke 16. Ia menganjurkan didirikanya sebuah negara Utopis dimana
semjua orang bekerja dengan gembira, dimana banyak kesempatan untuk memperkaya
diri secara kultural dan terdapat demokrasi dan semua warga masyarakat bekerja
untuk kepentingan masyarakat.
Inggris dan Perancis yang menganjurkan dibentuknya masyarakat-masyarakat
modul yang berdikari dimana alat-alat produksi dimiliki secara kolektif dan
Pemerintahaan dilaksanakan secara Voluntary dan Demokratik
Di Inggris adalah Robert Owen (1771-1858) di Perancis adalah Charle Founev
(1772-1837) Peranan Owen sebagai seorang perombak sosial sangat berperan dlam
pembentukan Undang-Undang Pabrik guna melindungi para pekerja Pabrik The
Farthory Agustus tahun 1844. Pada tahun 1844 muncul aliran di Inggris dikenal
sebagai Fabian sosilism sebagai cabang sosilisme Utopis dianjurkan perombakan
secara Gradual/ Revolusioner didalam sebuah kerangka dasar Demokratik.
- Sosialisme Ilmiah
Menurut Pendapat Engels bahwa sosialisme ilmiah didasarkan atas dua
penemuan baru dalam bidang hukum perkembangan mesyarakat yakni pengakuan
tentang perkembangan sejarah menurut konsepsi materiaisme historis dan
pengakuan tentang adanya nilai lebih sebagai dasar produksi sistem kapitalis.
Marx dengan Histori materialisnya menegaskan bahwa unsur pokok penggerak
sejarah adalah tenaga produktivited manusia, berdasarkan dorongan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kebendaan ekonominya, jadi dorongan –dorongan utama adalah
keadaan sosial ekonomi, tingkat produksi masyarakat, tingkat kehidupan materiil
dari masyarakat tersebut.
Menurut Marx bahwa keadaan Sosialis ekonomis adalah hal yang terpokok
karena merupakan dasar landasan bagi segala bangunan yang berupa alam pikiran
dan cita-cita.
Perkembangan ajaran dan gerakan sosialisme Ilmiah dapat dilihat sebagai
berikut :
Zaman Karl Marx – Engels Tahun 1818-1841 Pandangan Marx sangat dipengaruhi
oleh dialektiknya Hegel, Materialisme dan Atheismenya Feurbach. Kemudian tahun
1842-1849 Karl Marx mulai memperkenalkan dan mengembangkan teori-teori dasarnya
yang mencerminkan Manifesto komunis yang didalamnya terdapat penjelasan secara
klasik tentang ide-ide dasar dari sosialisme Ilmiah dan penjelasan-penjelasan
tentang sejarah timbulnya Kaum Borjuis dan kaum Proletar., tentang hubungan
kaum Proletar dan kaum Komunis, tentang literatur sosialis dan komunis dan
tentang posisi kaum komunis dalam hubunganya dengan bermacam-macam partai
oposisi. Tahun 1849-1864 Marx Memperdalam Teori-teori dasarnya dibidang
ekonomi, sedang tahun 1864 – 1883 Marx memusatkan perhatian dan energinya pada
penulisan bukunya Das Kapital, sambil memimpin perjuangan kaum Buruh dalam
Internasional ke 1
Menurut Lenin dalam keempat Zaman tersebut Marxisme belum merupakan sebuah
doktrin yang dapat menguasai seluruh gerakan kaum buruh dan gerkan sosialisme
dan teori perjuaangan kelas.
Periode tahun 1872-1904 Kapitalisme Modern telah memasuki kapitalisme dalam
tingkat tertinggi atau Imperialisme modern dimana monopoli-monopoli raksasa
mulai melebarkan sayapnya tidak saja dibidang perdagangan dan Industri saja
tetapi juga dibidang Perbankan. Dalam periode ini Marxisme tidak hanya mencapai
kemenangan tapi dapat melebarkan sayapnya, dan hal ini menurut Lenin harus
dibarengi dengan dialektika hukum sejarah yaitu bahwa lawan-lawan Marxisme yang
tidak dapat menahan kemajuan Marxisme dan menggunakan Marxisme sebagai kedok
untuk menutupi arti Marxismenya. Semua karya-karya Lenin berinti suatu
kelanjutan dari Marxisme dalam situasi dan kondisi sejarah yang lebih
berkembang dari masa Karl Marx dan Engels. Lenin menetang keras aliran
Dogmatisme dalam barisan gerakan kaum buruh Internasional, juga menentang
aliran Oportunisme, Revisionisme, yang hendak melunakan mencairkan jiwa
Revolosioner dan Internasionalismenya.
Pola perkembangan Sosialisme Ilmiah
dapat dibagi menjadi :
a.
Sosialisme Demokratis
b.
Sosialisme Komunis
c.
Eurokomunisme
d.
Teori dan Praktek sosialisme
- Slosialisme Demokratis
Terdapat dua kelompok besar yang sangat berbeda yaitu Sosial Demokrat dan
sosialisme yang merupakan tahab awal dari komunisme suatu tahab yang dalam masa
mendatang akan menjadi Komunisme penuh (Full Comunism) kelompok yang terakir
ini bertumpu pada ajaran Marxisme
Leninisme. Perbedaan yang paling menonjol antara kedua kelompok ini adalah
bahwa Demokrasi sosial melaksanakan cita-citanya melalui jalan Revolusi,
persuasi dan tanpa kekerasan. Sedangkan Marxisme Leninisme bahwa cita-cita
hanya dapat dicapai dengan menghacurkan masyarakat lama melalui suatu Revolusi
Sosialisme yang berdasar pada Demokrasi sosial tumbuh di negara-negara barat
yang Industrinya sudah sangat maju dengan sistem ekonomi yang bercorak
Kapitalis, sedangkan sosialisme yang lain tumbuh di Eropa Timur yang struktur
masyarakat dan ekonominya berlandaskan Komunisme
Pada permulaan berdirinya partai-partai Marxis pada akir abad ke 19 semula
partai memakai nama sosial Demokrat. Penggunakaan nama itu dalam arti sebagai
sosialisme yang moderat baru tahun 1903,
ketika Muncul perpecahan dalam tubuh partai Buruh Demokrat Rusia antara
Kelompok Bolshevik yang ingin mengadakan perubahan secara radikal dengan
kelompok Menshevik yang ingin mengadakan perubahan secara damai dan dengan
persetujuan rakyat akhirnya kelompok Bolshovik menarik diri dari partai
tersebut dan mendirikan partai baru yang lebih revolusioner yaitu Partai
komunis Rusia.
Perkembangan Sosialisme Demokratis, umumnya Sosialisme yang dianut oleh
partai-partai dari kaum sosial demokrat di Eropa Barat mempunyai azas dan
pemikiran yang terdapat dalam konsensus sosial demokrat. Dan Partai-partai ini
bersikap kritis terhadap milik pribadi dari lat-alat produksi, berusaha
meniadakan ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat melalui pemerataan
pendapatan Nasional yang lebih adil, sehingga dengan ini perlu mengatur
masyarakat melalui aparatur negara dan menyelenggarakan ekonomi terencana serta
lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Dalam
pelaksanaanya lebih cenderung melakukan pembaruan-pembaruan dengan mentaati
prosedur konstitusional melalui jalan Parlementer, mereka menjunjung tinggi
hak-hak azasi dan pemilihan umum yang bebas serta demokratis.
Jadi sosialisme dalam arti Sosial Demokrat
dewasa ini merupakan usaha untuk menyelaraskan perencanaan ekonomi,
pengendalian pasaran, Nasionalisasi, sebagaian Industri melalui proses
parlementer politik dengan mempertahankan kebebasan-kebebasan yang biasa dianut
pikiran-pikiran Liberalisme.
Sosialisme timbul di Eropa pada awal abad ke 19 karena keprihatinan
terhadap ekses-ekses dari Revolusi Industri, Industri yang telah membawa
kesengsaraan terhadap rakyat kecil, banyak tumbuh kota penuh sesak, muncul
banyak penyakit, timbul persaingan dari berbagai kalangan untuk mendapatkan
upah. Dari kondisi tersebut beberapa cendekiawan di Perancis dan Inggris ingin
memperbaiki keadaan tersebut. Umumnya mereka mencita-citakan suatu masyarakat
yang lebih egaliter dimana kekayaan dibagikan secara merata, milik pribadi dan
persaingan dibatasi.
Saint Simon (1760-1850) Berpendapat Bahwa Masalah-Masalah Sosial Dapat
Diatasi Jika Masyarakat Diatur Menjadi Asosiasi Produktif Yang Pimpinanya
Diserahkan Pada Para Tehknokrat dan ahli-ahli Industri, mereka ingin agar
alat-alat produksi menjadi milik masyarakat, tapi tidak bermaksud menghapus milik pribadi selama merupakan
hasil karya sendiri.
Fourier (1772-1837) berpendapat bahwa suatu kehidupan yang sehat hanya
dapat dicapai dalam kesatuan–kesatuan kecil. Menurutnya tiga unsur yaitu Modal,
Buruh dan Bakat harus bekerja sama secara harmonis. Sedangkan Robert Owen
berusaha mengurangi Jam kerja, melarang anak dibawah umur untuk bekerja, mendirikan
sekolah tanpa dipungut beaya, Owen lebih berhasil usahanya mendirikan koperasi
dibidang produksi dan Konsumsimembantu pendirian dan Koordinasi antara
serikat-serikat kerja, sehingga dia dikenal sebagai Bapak Koperasi Inggris.
Namun ketiga orang ini tidak berhasil dalam menerapkan cita-citanya karena
mereka terlalu naif dan tidak menyadari bahwa tanpa konsepsi yang jelas
mengenai bentuk masyarakat yang ingin dibentuk serta upaya untuk mencapainya
maka cita-cita akan tetap angan-angan saja, sehingga mereka diberi julukan
Sosialis Utopsi.
Di Jerman ada dua partai buruh yaitu Pimpinan Ferdinand Lasale dan August
Bebel dan Wihelm Liebknecht yang lebih banyak Unsur Marxismenya keduanya
mengadakan Fusi dan akirnya membentuk partai baru yaitu Partai Sosial Demokrat
Jerman yang menjadi partai buruh terkuat. Di Inggris lahir gerakan sosialis
yang agak Independen dari aliran Marxis yaitu Fabian Societ dibawah Sidney dan
Beatrice Webb yang memperjuangkan peningkatan tarap hidup kaum buruh dengan
suatu sosialisme, tidak muluk-muluk dan lebih bersifat Pahmatis, Seorang tokoh
sosialis Jerman Eduard Bernstein (1850-1932) berpendapat bahwa tujuan dapat
dicapai tanpa revolusi tapi melalui jalan Parlementer, karena pemikiranya yang
terlalu menyimpang dari ajaran Marx maka dinamakan Revisionis namun pengikutnya
hanya minoritas saja.
Karl Kautsky (1854-1938) Seorang pimpinan Buruh Jerman, secara formal tetap
berpegang pada ajaran Revolusioner Marx tetapi dalam tindakanya (dalam partai
Demokrat Jerman) bertindak lebih mirip Bernstein karena tidak berusaha
mengadakan Revolusi di Jerman tetapi mencoba menguasai pemerintah melalui
kemenangan dalam pemilihan umum.
- Sosialisme Komunis
Menurut kaum Sosialis pembangunan kapitalis bukanlah pembangunan yang
sebenarnya melainkan hanya sebagai suatu tahab perkembangan sosial saja yang
nanti akan berakir lewat revolusi sosial untuk menghancurkan sistem itu
sendiri. Pembangunan yang sejati menurut kaum sosialis adalah usaha total yang
digerakan oleh suatu pemerintahan diktator proletariat untuk menciptakan
kekayaan masyarakat dimana alat-alat produksi merupakan milik bersama
didstribusikan kepada para pekerja sesuai jasa mereka dalam produksi. Dengan
sistem yang dianggap lebih unggul ini kebutuhan materi tercukupi, dan kultur
atau budaya yang tinggi tetap terjamin kelestarianya.
Dalam sistem sosialis komunis diutamakan adalah rasa kebersamaan atau
kolektivisme. Peran pemerintah sangat kuat mulai dari tahab
perencanaan, tahap pelaksanaan, hingga tahab pengawasan. Dalam sistem sosialis
tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi, yang lebih ditonjolkan adalah rasa
kebersamaan. Dengan demikian harta dan alat-alat produksi adalah milik semua,
yang bisa didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Dengan cara ini diharapkan keburukan dari sifat-sifat harta
kekayaan dapat dihilangkan, dan manfaat peradaban dapat dipertahankan untuk
kemajuan bersama. Karena masyarakat dianggap sebagi satu-satunya kenyataan
sosial, maka hak milik perorangan tidak diakui yang ada hanya kekayaan sosial
atau kekayaan bersama.
Kaum Marxis ortodok mengatakan bahwa cara produksi ekonomi menentukan watak
dominan dari kebudayaan masyarakat kapitalis, sebagimana semua masyarakat kelas
lainya dan bahwa politik, pendidikan, kesenian, filsafat, dan agama
mencerminkan struktur dasar ekonomi. Para pengritik Marxisme berpendapat bahwa cara produksi ekonomi tidak
kurang menentukan watak dominan dari kebudayaan sosialis, sedangakan sistem
ekonominya yang disosialisasikan tidak memberikan dasar yang sehat untuk menuju
kedunia kebebasan bahkan menghancurkan kebebasan politik dan kebudayaan yang
melahirkan setelah kapitalisme muncul.
Mengolah kembali Ide sosialisme sangat perlu Ekonomi dipandang sebagai alat
untuk menyejahterakan masyarakat dilihat dilihat dari sudut kualitas kehidupan
manusia. Pendekatan ini lebih radikal, demi kepentingan kebebasan untuk
membatasi tingkat sosialisme secara cermat yaitu dengan mengandalkan beberapa
industri yang diatur sejumlah besar perusahaan swasta, korporasi umum, Koperasi,
peningkatan partisipasi buruh dalam pengelolaan pabrik-pabrik, dewan direksi
koorporasi besar dan lain-lain. Cara untuk memperbanyak pusat-pusat kekuatan
ekonomi, akan tetapi kebebasan yang utama yang harus diberikan yakni kebebasan
mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berkumpul, serikat buruh,
pengadilan yang independen, dan hak-hak yang berkaitan dengan demokrasi dalam
arti yang seluas-luasnya.
Sosialisme dan komunisme mendukung dua cara berfikir dan cara hidup yang
tidak bisa dipersatukan sebagimana liberal konstitusionaldan totaliterisme
revolusioner. Meskipun para penganjur Ero Komunisme belakangan ini berusaha
untuk mengundurkan antagonisme antara komunisme dengan sosialisme namun belum
terpuji dalam praktek nasional karena kaum komunis mempunyai tujuan revolusi
maka bisa dimengerti jika partai-partai sosialis menganggap mereka sebagai
sumber kekacauan yang harus disingkirkan dari kegiatan lain dari kelas buruh
yang terorganisir sehingga kaum komunis berusaha keras untuk mengendalikan organesasi
buruh yang terorganisir.
Dalam masalah penting yang menyangkut pemilikan alat produksi oleh negara
kaum komunis dan sosialis mempunyai pandangan yang berbeda . Kaum Komunis
mempunyai gambaran bahwa peralihan dari perusahaan kapitalis kepada prinsip
kepemilikan oleh negara bersifat serentak karena kaum komunis menganggab bahwa
harta kaum kapitalis tidak lebih hasil curian.
Kaum sosialis sebaliknya tidak percaya bahwa peralihan dari kapitalisme
menuju kepemilikan alat-alat produksi oleh negara akan berlangsung secara
penuh. Kaum sosialis juga menanut pendirian umum yang demokratis bahwa
pencabutan hak milik warga negara harus melalui protes hukum da warga negara
tersebut harus mendapat kompensasi
- Eurokomunisme
Sebagai alternatif utama untuk menggantikan doktrin dan praktek Marxisme
versi Sovyet dan China merupakan perkembangan politik dan Ideologi dalam
sejarah pergerakan komunis di Eropa Barat setelah PD II
Sebagai Ideologi Eurokomunis banyak mendapatkan pengaruh pemikiran Antonio
Gramsci (1891-1937) seorang pendiri partai Komunis Italia, salah satu karya
besarnya adalah Prison Note Books yang memuat beberapa tema penting yaitu
perlunya kesadaran sosialis dihati nurani masyarakat karena tanpa itu perebutan
kekuasaan dalam rangka kediktatoran proletariat tidak dapat menghasilkan
komunisme sejati. Perlunya partai komunis yang berakar ditengah masyarakat
sebagai agen perubahan sosial dan bukan
partai yang bersifat elastis seperti pandangan Lenin.
Gramsci menyesuaikan Marxisme dengan realitas sosial yang ada, artinya
menafsirkan Marxisme dalam hubunganya dengan Kapitalisme adab ke 20 yang lebih matang, Selain itu
tanpa dukungan kelas buruh secara politik tidaklah berarti dan akan teresolasi
sendiri dari masyarakat umum. Pengerahan berbagai kelompok ini bertujuan untuk
mencapai revolusi sosial sejati dalam masyarakat Borjuis abad ke 20. Program
politik Euorokomunis adalah sebagai berikut :
Ø
Kemerdekaan dari Dominasi Sovyet : Para
pemimpin Komunis yang menyatakan kemerdekaan dari Unisovye mempunyai kepentingan
khusus sehubungan dengan kebijakan yang menyangkut masa depan NATO dan MEE.
Partai partai Eurokomunis telah berjanji untuk mendukung kedua Organesasi ini,
karena menurut mereka pengawasan Unisovyet untuk kepentingan partai-partai
komunis tetapi untuk memproklamasikan politik luar negeri Rusia seperti yang
diharapkan oleh Lenin dan Stalin.
Ø
Komitmen pada Demokrasi : Selain Bebas dari
Uni Sovyet kaun Urokomunis berkeinginan melestarikan Demokrasi dinegaranya
sendiri dan di negara mana saja. Meskipun menang atau kalah, hal ini termuat
dalam dalam deklarasi bersama tahun 1975 oleh partai komunis Spanyol yang
mendukung semua kebebasan merupakan hasil dari Revolusi Demokrasi yang
dilakukan oleh kaum Borjuis, termasuk hak Azasi tradisional untuk berbicara
berkumpul dan beragama. Penolakan terhadap kediktatoran proletar dimaksudkan
untuk mendramatisasi pemisahan diri kaum Eurokomunis dari prinsip-prinsip
Lenins, Salah satunya kaum Komunis Perancis yang menekankan kesediaanya untuk
menerima Nilai-nilai demokrasi seperti persaingan politik, kekuasaan,
pemerintahan mayoritas dan perubahan dengan jalan damai.
Ø
Aliansi Politik dan Pemerintahan koalisi: Kaum
Eurokomunis bersedia membentuk koalisi dengan partai sayap kiri dan tengah
pendukung demokrasi dan membentuk pemerintahan koalisi dengan mereka seperti
yang dinyatakan dalam deklarasi 1975. Praktek kerja sama dengan kelompok non
revolusioner mempunyai tujuan untuk mengadakan infiltrasi dan subversi telah
menjadi teknis komunis sejak lama dalam arti kerja sama yang dilakukan bukan
gtanpa tujuan yang jelas.
- New Left
Di Eropa Golongan kiri sudah menang, sejak bangkitnya gerakan kaum pekerja
sampai masa Perang Dunia II, Orang berhaluan kiri menjadi gerakan yang radikal
dan menentang masyarakat. Mereka memperjuangkan pemberian Hak suara dibidang
sosial, Politik, dan Ekonomi kepada masa kaum buruh industri yang sebelumnyha
ditekan, di Eksploitasi, dan diperlakukan secara kasar. Kemenangan yang pertama
dari golongan kiri ini adalah kemenangan moral.
Di Unisovyet bentuk sosialisme yang berkembang pada tahun 1920 an
disebarkan dari Moskow keduania luar sehingga Uni Sovyet dianggap sebagai
kekuatan militer dunia, akan tetapi tidak mempunyai kewibawaan moral dan tidak
mempunyai dampak yang serius atas Imajinasi konstruktif.
Sedang Orang berhaluan kiri yang demokratis di Eropa Barat memilih
keberhasilan sampai akir perang Dunia II tidak ada perlawanan, hampir semua
partai politik menyetujuhi ekonomi campuran, Nasionalisasi sektor-sektor
penting di bidang ekonomi, perencanaan Nasional dibidang ekonomi, serta
program-program jaminan serta ansuransi sosial, Orang Berhaluan kiri
menempatkan diri dalam tradisi solidaritas, dimana kepentingan rakyat biasa
lebih diutamakan dari kepentingan kaum elit.
Di Seluruh Eropa barat dewasa ini sedikit sekali tetapi terdapat
perselisihan diantara partai-partai
besar. Pemerintah diharapkan bertanggung jawab atas perekonomian dan atas kesejahteraan umum.
Para Penguasa di Eropa kontinental berusaha mempertahankan keuntungan yang
semata-mata sebagai penunjuk efisiensi untuk organesasi-organisasi yang
tujuanya memproduksi barang-barang dan memberikan kesempatan kerja untuk
kepentingan bersama, Selain itu para wiraswastawan dipertahankan untuk
menyediakan komodity yang penting yakni modal resiko.
Golongan Radikal di Perancis partai-partai Liberal ditempat lainya di Eropa
dan partai konservatif di Inggris menduduki tempat tertentu didalam Spektrum
politik masa kini. Di Eropa Barat terjadi Kontroversi Politik dan juga diskusi
yang didominasi oleh masalah ekonomi yang diakiri dengan adanya perdebatan
masalah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang sudah disepakati.
Orang Amerika menciptakan Versi mereka tentang kemakmuran yang merata dan
masyarakat terbuka dengan memanfaatkan beberapa faktor yang menguntungkan. Warga
Amerika Serikat Utara merupakan satu-satunya masyarakat Non sosialis sedunia.
Di Eropa Barat tidak seorangpun menentang sosialisme, sesuatu yang
mengagungkan tercapai yakni usaha membawa rakyat kepada kemakmuran bersama dan
kepada pemerintahan perwakilan rakyat, sehingga Eropa sudah mencapai suatu
titik dimana kategori-kategori Intelektual yang lama hapir tidak berguna lagi
untuk mengatasi masalah-masalah yang baru sehingga dilakukan penataan kembali
pembagian tugas secara Internasional atau dalam menghadapi masalah baru.
Eksistensi Konsensus yang kukuh tersebut disebabkan karena keberhasilan dari
kaum kiri dalam membujuk rakyat untuk mencapai kesepakatan yang mendasar
tentang keadilan.
d. Teori dan Praktek sosialisme
a.
Unsur- unsur Dalam Pemikiran dan Kebijakan Sosialis
Sosialisme tidak memiliki doktrin tertentu yang
bersifat mengikat namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis
dapat dilihat dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis.
Jadi kekuatan dan kelemahan utama sosialisme ini terletak dalam kenyataan,
bahwa sistem itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena
sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah
perkembangan sosialisme. Hal ini tergambar jelas dalam gerakan sosialis inggris
yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1.
Agama
Dalam
pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat. Gerakan
sosialis Kristen yang dipimpin oleh Frederick Maurice dan Charles Kingsley
mencapai puncak kejayaanya dalam pertengahan abad ke 19 dan menjadi sumber
penting untuk perkembangan Organesasi kelas buruh dan sosialis kemudian
Prinsisp
yang menjadi pedoman kaum sosialis Kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa
sosialisme harus diKristenkan dan diskristianitas harus disosialisasikan. Ciri
dari periode ini ialah kesungguhan tanggung jawab moral dan pengabdian tanpa
pamrih. Agama yang mengakui bahwa rahmat dan Iman merupakan syarat penting
untuk memperoleh keselamatan namun juga tetap menekan prilaku dan keselamatan
melalui karya atau usaha.
Pengaruh
Agama lainnya yang sangat penting di Inggris adalah Tradisi pembangkangan keagamaan yang berwujud tidak seragam (Non
Conformity) Bagi kelompok ini Protestantisme berarti kebebasan hati nurani
Individu dan kebebasan untuk menggabungkan diri dalam serikat-serikat dengan
keyakinan yang sama secara sukarela. Pembangkangan keagamaan ini telah menjadi
jembatan antara pembaharuan yang terjadi dalam agama dan politik. Sosialisme
Inggris telah membuktikan kepada banyak kelompok sosialis negara-negara lain
bahwa sosialisme agama benar-benar bisa dibaurkan asalkan pembaharuan itu tetap
dalam semangat kebenaran.
2.
Idealisme
Etis dan Estetis
Idealisme
Etis yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Ruskin dan William
Morris bukanlah satu program politik atau ekonomi tetapi merupakan
pemberontakan melawan kemelaratan, kebosanan dan kemiskinan hidup dibawah
kapiltalisme industri. Mereka menunjukan apa yang secara fisik dan moral salah
menyangkut peradaban yang dibangun diatas perselisihan dan kemelaratan, tetapi
mereka tidak merumuskan program untuk memperbaiki kondisi yang telah
dikritiknya.
Pemberontakan
Estetika dan etis masa Inggris Victoria telah merusak rasa percaya diri dan
mendorong orang untuk mengkritik diri. Karena adanya keraguan dan kritik diri
itu banyak gagasan Sosialis yang positif dapat dikembangkan.
3.
Empiris
Pabian
Empiris
Pabian ini merupakan ciri gerakan Sosialis Inggris yang paling Khas. Menurut
Sidney Webb sosilisme merupakan hasil yang tidak dapat dielakkan dari
keberhasilan Demokrasi, tetapi ia menandaskan bahwa kepastian yang datang
secara bertahab yang sangat berbeda dengan kepastian revolusi yang dicanangkan
oleh Marx dalam wujud perubahan Katastropis
Masyarakat
Fabian beranggapan kalau kelas menengah dan kelas diantaranya tidak
diperlihatkan kelogisan dan keadilan yang di tampilkan oleh seruan-seruan pokok
dalam pemikiran dan kebijakan sosialis
Fabianisme
sering digambarkan sebagai pembaharuan tanpa kebencian pembangaunan kembali
masyarakat tanpa perang kelas, Empirisme politik tanpa dogma atau Fanatisme.
Meskipun organesasinya kecil namun masyarakat Fabian membawa pengaruh yang
besar.
4.
Liberalisme
Liberalisme
menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme terutama sejak partai
Liberal merosot perananya diberbagai negara. Dari segi temperamen banyak
penganut Liberal yang memenuhi kesulitan untuk bergabung dengan gerakan
sosialis.
Perdagangan
bebas yang merupakan cita-cita penting dari Liberalisme Inggris abad ke 19 tidak
muncul lagi sebagai kepentingan politik baik golongan konservativ maupun buruh mempunyai Komitmen pada bentuk proteksi
tarif, bahkan orang-orang Liberal sudah menyadari bahwa perdagangan bebas tidak
penting lagi.
Banyak
orang Liberal yang bergabung dengan Partai Buruh atau memberikan suaranya untuk
partai buruh dan menganggap dirinya sebagai orang sosialis murni. Uberalisme
telah memberi banyak sumbangan yang dapat tahan lama bagi sosialisme Inggris.
Karena pengaruh Liberalisme para pemimpin sosialis menjadi lebih moderat dan
kurang terpaku pada doktrin. Dengan pengaruh tersebut mereka lebih menghargai
kebebasan Individu. Liberalisme telah merubah partai buruh menjadi sebuah
Partai Nasional bukan partai yang didasarkan pada kelas dan pembahasan akan tercapai
tanpa kedengkian dan kebencian.
b.
Praktek Sosialis
Di Inggris dlam pertumbuhan dan perkembangan partai
buruh muncul protes melawan tatanan sosial yang lama. Pada tahun 1929 pertama
kalinya partai buruh menjadi partai besar di Inggris, namun adanya depresi
Ekonomi yang melanda dunia tahun 1929 telah melemahkan perekonomian di Inggris
dan Pemerintahan Minoritas partai buruh mengundurkan diri karena tidak mampu
mengikuti kebijakan sosialis untuk mengatasi depresi tersebut. Partai buruh
mendorong Nasionalisasi hanya kalau secara Pragmatis telah terbukti bahwa
pemilihan negara akan mendatangkan lebih banyak manfaat bagi kemakmuran negara
dari pada kepemilikan perorangan. Sedangkan dari Skandinavia gerakan-gerakan
sosialismenya lebih mengutamakan pembangunan ekonomi dan jaminan sosial dari
pada Nasionalisasi dan kebijaksanaan–kebijaksanaan ekonominya dipusatkan pada
ketentuan-ketentuan Fiscal dan perpajakan bukan memperjuangkan prinsip
pemilikan oleh agama. Dalam sosialisme Skandinavia ini penyediaan lapangan
kerja secara penuh merupakan tujuan utamanya. Di Negara ini sebagian besar
merupakan Milik umum tidak dibangun oleh negara tetapi oleh
perusahaan-perusahaan yang menggabungkan prinsip pemilikan dan penanganan
secara perorangan dengan bantuan keuangan dari koperasi perumahan dan
badan-badan kota praja.
Di Amerika partai sosial setelah Perang Dunia I
mundur, sebagian disebabkan karena serangan dari pihak pemerintah yang
diakibatkan oleh posisi partai ini terhadap perang tetapi juga dikerenakan kaum
komunis memecah partai tersbut, dengan menarik sejumlah besar anggota sayap
kiri untuk membentuk suatu cabang dari Internasional III Kaum sosialis dan
Komunis bersaing untuk mendapatkan dukungan dari gerakan buruh serta masyarakat
umum.
Setelah Perang Dunia II baik partai sosialis maupun
kelompok – kelompok radikal kecil tidak berhasil maju dengan pesat. Partai
Sosialis secara resmi pada akir tahun 1950 an memutuskan untk berhenti
mengajukan calon-calon Presiden sebagai pengganti bekerja sama dengan
serikat-serikat buruh, menyokong calon-calon partai besar yang progresif yang
sebagian besar merupakan calon-calon Partai Demopkrat. Kemudian Partai tersebut
pecah menjadi tiga yaitu sebuah partai kecil yang memepertahankan nama aslinya
dan masih mengajukan calon-calon Presiden. Satu sayap kanan yang bernma Social
Democrat USA dan satu yang cenderung lebih kiri yaitu Democratic Socialis
Organizing Comitee.
Menurut pengamatan Marx dan Engels yang ditinjau dari
segi sosiologi dan politik, Amerika Serikat bersifat terlalu progresif, terlalu
Egaliter, terlalu terbuka, terlalu Demokratis, untuk menimbulkan
gerakan-gerakan radikal atau Revolusioner. Kegagalan partai Sosialis di Amerika
Serikat disebabakan :
1. Menekan
faktor-faktor sosial dan sejarah
2. Menitikberatkan
aspek tertentu dari sistem politik.
Sebagian besar usaha untuk
membuktikan tafsiran-tafsiran tertentu mengenai eksepsionalisme Amerika,
bersifat membandingkan terutama membandingkan dengan Eropa. Karya yang paling
besar pengaruhnya adalah ulasan ahli teori politik Louis Hart Z yang bersifat
sejarah dan sosiologi yang menempatkan Amerika Serikat dalam katagori
Masyarakat pecahan seberang lautan yang dibentuk di Amerika dan Australia oleh
pemikiran-pemikiran Eropa.
Dalam Karya Marx, Engels, dan
Lenin Memandang Amerika Serikat sebagai masyarakat paling modern yang
berkebudayaan Borjuis asli dan juga paling Demokratis, Akan tetapi menurut
Michael Harrington yang mengemukakan bahwa salah satu kesulitan dalam membangun
sosialisme Amerika adalah fakta bahwa Amerika bersifat terlalu sosialis untuk
sosialisme.