Kamis, 08 November 2012

IDENTITAS BANGSA INDONESIA


Belajar memahami bangsa Indonesia merupakan sebuah kebanggaan. Salah satu kenyataan sosial bahwa bangsa indonesia memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-masing merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan  bangsa indonesia yang multikultural.
Sebagai bangsa indonesia dia harus melepaskan identitasnya yang bersifat kesukuan (primordialisme). Identitas bangsa atau jati diri bangsa indonesia merupakan suatu yang telah disepakati bersama bahwa cita-cita masa depan yang berdasarkan pada pengalaman sejarah baik pengalaman yang mengembirakan maupun pengalaman yang pahit. Dimana semuanya telah membentuk solidaritas yang tinggi sebagai suatu bangsa. Slogan yang dikehendaki adanya persatuan dan kesatuan bangsa indonesia telah lama kita kenal. Jika persoalan hari ini terjadi perpecahan yang hanya dilatarbelakngi kepentingan pribadi dan kelompok berarti tidak bisa mengambil nilai yang sudah dicita-citakan.
Indonesia merupakan kondisi yang heterogen, pluralis dan multidimensi dilihat dari segi geografis, demografis, dan cultural karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang Multi ras dan multi etnis, Multi cultural dan adat, Multi bahasa, Multi agama, Multi domisili dan wilayah geografis.
Indonesia yang penduduknya sudah heterogen tersebut berada di wilayah geografis yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil yang dibatasi oleh laut dan batas alam yang memisahkan antar daerah dan antar etnis. Penduduk Indonesia terdiri  dari berbagai ras, etnik, dan suku bangsa  Yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bangsa Indonesia menggunakan bahasa ibu dengan berbagai ragam bahasa daerah, logat, dan dialek masing-masing. Terdapat lebih kurang 200 jenis bahasa daerah yang digunakan seluruh penduduk Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia dalam kongres pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional yang kemudian UUD 1945 menyatakannya sebagai Bahasa Negara.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional  diangkat dari bahasa daerah Melayu dan telah dipakai beratus-ratus tahun sebagai bahasa pengantar dan bahasa pergaulan (Lingua franca). Bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa Austronesia dengan kosa kata serapan dari bahasa-bahasa asing bangsa-bangsa lain yang singgah di Negara ini.
Bangsa Indonesia memiliki adat dan kebudayaannya sendiri seperti yang dimiliki oleh ras Mongoloid yang lain. Walaupun banyak bangsa pernah singgah dan mendiami bangsa Indonesia, tetapi bangsa Indonesia masih teguh memegang teguh adat istiadat dan kebudayaan mereka yang diwarisi oleh leluhurnya. Begitupun jika bangsa Indonesia tinggal di Negara lain, tetap pula memegang teguh kebudayaan dan adat istiadat daerah asalnya.
Faktor Agama dan Kepercayaan, Sebelum hadirnya agama-agama besar di Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki “agama” berupa kepercayaan yang telah dianut secara turun temurun yang disebut dengan agama adat seperti suatu system kepercayaan atau keyakinan yang cukup kompleks seperti nampak dengan adanya aliran-aliran kepercayaan.
Selain aliran kepercayaan itu, lama-kelamaan muncul agama-agama besar yang dianut oleh masyarakat. Agama tersebut dibawa oleh para pendatang dari bangsa asing yang singgah di Indonesia. Agama-agama tersebut akhirnya berkembang dalam masyarakat Indonesia, antara lain adalah :Agama Hindu, Agama Islam, Agama Budha, Agama Katolik Roma, Agama Kristen Protestan, Agama Khong Hu Chu.
Walaupun telah memeluk agama-agama tersebut, tetapi masyarakat masih memiliki kepercayaan yang telah dianutnya. Perbedaan agama dan kepercayaan adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari dan perlu adanya sikap toleransi dari masyarakatnya.
Menurut Nurcholis Madjid ada tiga sikap dialog agama yang dapat diambil, yaitu :pertama, Sikap Eksklusif dimana dalam melihat agama lain : bahwa agama-agama lain adalah jalan yang salah dan menyesatkan bagi pengikutnya. Kedua, Sikap Inklusif Dalam melihat agama lain : bahwa agama lain merupakan bentuk implicit dari agama kita. Ketiga, Sikap Pluralis dalam melihat agama lain yaitu yang diekspresikan dalam berbagai rumusan seperti :
a)    Agama-agama yang lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk menuju suatu kebenaran.
b)    Agama-agama lain berbicara secara berberda tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah.
c)    Setiap agama mengekspresikan bagian penting dari sebuah kebenaran.
d)    Setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama.
Filsafat parenialisme juga membagi pada level esoteric (batin) dan eksoterik (lahir). Satu agama berbeda dengan agama lain dalam hal eksoterik tapi sama dalam hal esoteriknya. Oleh karena itu muncul istilah “satu Tuhan banyak jalan”.
Masyarakat plural dapat dipahami sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok. Masyarakat yang heterogen membuka peluang bagi persaingan dan konflik antar kelompok yang ada. Begitu pula dalam persaingan di bidang politik oleh partai-partai politik yang menjunjung tinggi asas-asas demokrasi dimana orang harus menghormati perbedaan dan memiliki kesederajatan dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat serta dalam memilih satu tindakan, namun masih dalam satu kerangka persatuan.
Latar belakang pergolakan politik yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu :pertama, Berlatar belakang politis ideologis, Tujuan pemberontakan ini adalah menggantikan system pemerintahan Negara dan dasar filsafat Negara dengan pemerintahan dan dasar filsafat lain selain pncasila. Kedua, Latar belakang separatis. Tujuan pemberontakan ini ialah ingin memisahkan diri dari NKRI dengan latar belakang yang beragam, antara lain : Kecewa dan frustasi terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dinilai kurang adil, otoriter, dan sentralistik, dan kurang memperhatikan kepentingan daerah. Adanya ambisi kekuasaan elit politik dan militer di daerah yang ingin dikuasainya untuk menjadi “raja-raja” kecil di daerah
Letak kepulauan nusantara Indonesia sangat strategis bila ditinjau dari segi geografis, dan dipandang dari segi keamanan, ekonomi regional maupun global dan pengaruh perkembangan silang budaya antar bangsa. Indonesia terletak pada posisi silang (cross position) yang mempertemukan dua benua, dan memertemukan dua samudera. Letak Indonesia inilah memberi peluang bagus untuk lalu lintas dan pertemuan antar bangsa untuk melangsungkan kegiatan ekonomi, perdagangan dan lainnya tetapi juga dapat menimbulkan kerawanan dan membuka peluang yang mudah bagi kekuatan lain untuk bisa masuk ke wilayah Negara kita untuk memperlemah eksistensi bangsa Indonesia, dan mempengaruhi desintegrasi bangsa.
a.    Kondisi Geografis Indonesia
Indonesia terletak antara 6° LU dan 11° LS. Antara 95° BT dan 141° BB. Dan dengan luas 5.176.800 km².
b.    Kekayaan alam Indonesia
Tanah air kita memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah yang berupa kesuburan tanah, hasil bumi, kekayaan hayati dan non hayati. Potensi SDA yang berlimpah ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia tetapi tidak kalah pentingnya adalah diperlukan pula SDM yang memenuhi syarat untuk mengolahnya. Kekayaan alam ini dapat menimbulkan didintegrasi bangsa bila pemanfaatannya tidak dilakukan secara adil dan untuk kepentingan bersama.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar