Belajar memahami
bangsa Indonesia merupakan sebuah kebanggaan. Salah satu kenyataan sosial bahwa
bangsa indonesia memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam dengan jumlah suku
bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-masing merupakan kekayaan yang
sangat berharga didalam pembentukan
bangsa indonesia yang multikultural.
Sebagai bangsa
indonesia dia harus melepaskan identitasnya yang bersifat kesukuan
(primordialisme). Identitas bangsa atau jati diri bangsa indonesia merupakan
suatu yang telah disepakati bersama bahwa cita-cita masa depan yang berdasarkan
pada pengalaman sejarah baik pengalaman yang mengembirakan maupun pengalaman
yang pahit. Dimana semuanya telah membentuk solidaritas yang tinggi sebagai
suatu bangsa. Slogan yang dikehendaki adanya persatuan dan kesatuan bangsa
indonesia telah lama kita kenal. Jika persoalan hari ini terjadi perpecahan
yang hanya dilatarbelakngi kepentingan pribadi dan kelompok berarti tidak bisa
mengambil nilai yang sudah dicita-citakan.
Indonesia merupakan kondisi
yang heterogen, pluralis dan multidimensi dilihat dari segi geografis,
demografis, dan cultural karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang Multi ras
dan multi etnis, Multi cultural
dan adat, Multi
bahasa, Multi
agama, Multi
domisili dan wilayah geografis.
Indonesia yang penduduknya
sudah heterogen tersebut berada di wilayah geografis yang terdiri atas ribuan
pulau besar dan kecil yang dibatasi oleh laut dan batas alam yang memisahkan
antar daerah dan antar etnis. Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnik, dan suku bangsa Yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bangsa Indonesia
menggunakan bahasa ibu dengan berbagai ragam bahasa daerah, logat, dan dialek
masing-masing. Terdapat lebih kurang 200 jenis bahasa daerah yang digunakan seluruh
penduduk Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia dalam kongres
pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional yang
kemudian UUD 1945 menyatakannya sebagai Bahasa Negara.
Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional diangkat dari bahasa
daerah Melayu dan telah dipakai beratus-ratus tahun sebagai bahasa pengantar
dan bahasa pergaulan (Lingua franca).
Bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa Austronesia
dengan kosa kata serapan dari bahasa-bahasa asing bangsa-bangsa lain yang
singgah di Negara ini.
Bangsa Indonesia memiliki
adat dan kebudayaannya sendiri seperti yang dimiliki oleh ras Mongoloid yang
lain. Walaupun banyak bangsa pernah singgah dan mendiami bangsa Indonesia,
tetapi bangsa Indonesia masih teguh memegang teguh adat istiadat dan kebudayaan
mereka yang diwarisi oleh leluhurnya. Begitupun jika bangsa Indonesia tinggal
di Negara lain, tetap pula memegang teguh kebudayaan dan adat istiadat daerah
asalnya.
Faktor Agama dan
Kepercayaan, Sebelum
hadirnya agama-agama besar di Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia telah
memiliki “agama” berupa kepercayaan yang telah dianut secara turun temurun yang
disebut dengan agama adat seperti suatu system kepercayaan atau keyakinan yang
cukup kompleks seperti nampak dengan adanya aliran-aliran kepercayaan.
Selain aliran kepercayaan
itu, lama-kelamaan muncul agama-agama besar yang dianut oleh masyarakat. Agama
tersebut dibawa oleh para pendatang dari bangsa asing yang singgah di
Indonesia. Agama-agama tersebut akhirnya berkembang dalam masyarakat Indonesia,
antara lain adalah :Agama Hindu, Agama
Islam, Agama
Budha, Agama
Katolik Roma, Agama
Kristen Protestan, Agama
Khong Hu Chu.
Walaupun telah memeluk
agama-agama tersebut, tetapi masyarakat masih memiliki kepercayaan yang telah
dianutnya. Perbedaan agama dan kepercayaan adalah kenyataan yang tidak dapat
dihindari dan perlu adanya sikap toleransi dari masyarakatnya.
Menurut Nurcholis Madjid ada tiga sikap dialog agama
yang dapat diambil, yaitu :pertama, Sikap Eksklusif dimana dalam melihat agama lain :
bahwa agama-agama lain adalah jalan yang salah dan menyesatkan bagi
pengikutnya. Kedua, Sikap Inklusif Dalam melihat agama lain :
bahwa agama lain merupakan bentuk implicit dari agama kita. Ketiga, Sikap
Pluralis dalam
melihat agama lain yaitu yang diekspresikan dalam berbagai rumusan seperti :
a)
Agama-agama
yang lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk menuju suatu kebenaran.
b)
Agama-agama
lain berbicara secara berberda tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama
sah.
c)
Setiap
agama mengekspresikan bagian penting dari sebuah kebenaran.
d)
Setiap
agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama.
Filsafat
parenialisme juga
membagi pada level esoteric (batin)
dan eksoterik (lahir). Satu agama
berbeda dengan agama lain dalam hal eksoterik tapi sama dalam hal esoteriknya.
Oleh karena itu muncul istilah “satu
Tuhan banyak jalan”.
Masyarakat plural dapat
dipahami sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok. Masyarakat
yang heterogen membuka peluang bagi persaingan dan konflik antar kelompok yang
ada. Begitu pula dalam persaingan di bidang politik oleh partai-partai politik
yang menjunjung tinggi asas-asas demokrasi dimana orang harus menghormati
perbedaan dan memiliki kesederajatan dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat
serta dalam memilih satu tindakan, namun masih dalam satu kerangka persatuan.
Latar belakang pergolakan
politik yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu :pertama, Berlatar
belakang politis ideologis, Tujuan
pemberontakan ini adalah menggantikan system pemerintahan Negara dan dasar
filsafat Negara dengan pemerintahan dan dasar filsafat lain selain pncasila. Kedua, Latar
belakang separatis. Tujuan
pemberontakan ini ialah ingin memisahkan diri dari NKRI dengan latar belakang
yang beragam, antara lain : Kecewa
dan frustasi terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dinilai kurang adil,
otoriter, dan sentralistik, dan kurang memperhatikan kepentingan daerah. Adanya ambisi kekuasaan
elit politik dan militer di daerah yang ingin dikuasainya untuk menjadi
“raja-raja” kecil di daerah
Letak kepulauan nusantara
Indonesia sangat strategis bila ditinjau dari segi geografis, dan dipandang
dari segi keamanan, ekonomi regional maupun global dan pengaruh perkembangan
silang budaya antar bangsa. Indonesia terletak pada posisi silang (cross position) yang mempertemukan dua
benua, dan memertemukan dua samudera. Letak Indonesia inilah memberi peluang
bagus untuk lalu lintas dan pertemuan antar bangsa untuk melangsungkan kegiatan
ekonomi, perdagangan dan lainnya tetapi juga dapat menimbulkan kerawanan dan
membuka peluang yang mudah bagi kekuatan lain untuk bisa masuk ke wilayah
Negara kita untuk memperlemah eksistensi bangsa Indonesia, dan mempengaruhi
desintegrasi bangsa.
a. Kondisi Geografis Indonesia
Indonesia terletak antara 6° LU dan 11° LS. Antara 95° BT dan 141° BB. Dan dengan luas
5.176.800 km².
b. Kekayaan alam Indonesia
Tanah air kita memiliki
kekayaan alam yang berlimpah ruah yang berupa kesuburan tanah, hasil bumi,
kekayaan hayati dan non hayati. Potensi SDA yang berlimpah ini dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia
tetapi tidak kalah pentingnya adalah diperlukan pula SDM yang memenuhi syarat
untuk mengolahnya. Kekayaan alam ini dapat menimbulkan didintegrasi bangsa bila
pemanfaatannya tidak dilakukan secara adil dan untuk kepentingan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar