Rabu, 09 Mei 2012

Spiritualisme dan Religiusitas di Kalangan Penghayat Kepercayaan (Studi Kasus Peziarah di Makam Keramat Syekh Datuk Ibrahim di Kabupaten Banyuwangi)


Spiritualisme dan Religiusitas di Kalangan Penghayat Kepercayaan (Studi Kasus Peziarah di Makam Keramat Syekh Datuk Ibrahim di Kabupaten Banyuwangi)
Oleh: Miskawi *)

Abstrak
Bagi masyarakat yang mempunyai keyakinan dan kepercayaan, percaya bahwa makam dapat menjembatani hubungan antara manusia dengan Tuhan didukung oleh alam pikiran masyarakat yang selalu hendak menjaga keseimbangan dan keselarasan dalam hidup, baik dalam hubungannya dengan kehidupan rohani atau yang bersifat spiritual (vertikal) maupun kehidupan sosial (horisontal). Perilaku spiritual dilakukan manusia dengan sikap manembah  kepada Tuhan Maha Esa. Wujud sikap manembah manusia memasrakan diri kepada Ilahi. Secara konseptual manembah sebagai sikap pasrah kepada kekuatan Ilahi merupakan wujud dari emosi  keagamaam (Religius Emution).
Kata Kunci: Spiritualisme, Religiusitas

Kebutuhan spiritual menyebabkan segala kelakuan manusia  menjadi serba religi, baik pada kelakuan manusia itu sendiri, maupun tempat dimana kelakuan manusia itu dilakukan  untuk dilaksanakan. Untuk mendukung perilaku spritual dibutuhkan tempat keramat. Ada anggapan bahwa tempat keramat merupakan tempat  bersemayamnya arwah leluhur dan adanya kekuatan gaib yang ada pada benda  tertentu yang kebetulan tersimpan ditempat keramat tersebut. Pengertian kekuatan gaib ini adalah segala kekuatan yang tidak kelihatan seperti rahasia alam, kekuatan yang aneh-aneh dan sebagainya (Poerwadarminta, 1976:288).
Banyak makam  yang dianggap gaib, keramat, membawa berkah dan selalu ramai dikunjungi peziarah. Bagi masyarakat Jawa tradisi ziarah kubur sudah dikenal dan berkembang sejak zaman animisme dan dinamisme. Miskawi (2007:37), menyatakan bahwa  “makam bagi masyarakat bukan hanya sekedar mengubur mayat, akan tetapi makam adalah tempat yang dikeramatkan karena disitulah dikuburkan jasad orang keramat. Dan keberadaan makam juga sebagai simbol yang ada kaitannya dengan mempertahankan konservasi sumber daya alam (SDA)”.
Dikabupaten Banyuwangi tepatnya di Kelurahan Lateng Kecamatan Banyuwangi terdapat sebuah makam Syekh Datuk Ibrahim yang dikeramatkan, dimana tempat tersebut bersemayam tokoh lelehur yang semasa hidupnya memiliki karisma dan dianggap sebagai penyebar agama Islam. Tempat keramat yang didukung oleh keberadaan mitos yang karismatik tersebut menjadi tempat ziarah bagi mereka dengan tujuan dan maksud tertentu. Ziarah ini pada hakekatnya menyadarkan kondisi manusia sebagai pembersihan diri dan untuk memperoleh restu leluhur yang dianggap telah melewati ujian hidup. kunjungan peziarah di makam keramat Syekh Datuk Ibrahim tidak pernah sepi melainkan ramai setiap harinya terutama pada hari malam jumat Legi
Seiring dengan kebutuhan spritualisme, ditengah pekiknya  masalah yang dihadapi manusia kadangkala menjadikan rasionalitas mereka tidak berdaya, sehingga timbul kecemasan, ketakutan dan ketidak tentraman. Salah satu untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan ziarah, wisata spiritual diyakini dapat  menerangkan jiwa, karena didalamnya terdapat lantunan-lantunan yang mendatangkan ketenagan, seperti yang tercantum dalam bacaan tahlil,tahmid dan tasbih serta didukung oleh suasana hening dilingkungan sekitarnya, menjadikan para makam wali ini menjadi kawasan damai ditengah keributan manusia  (Ruslan dan Arifin, 2007:166).
Rumusan permasalahan ditekankan pada persepsi peziarah terhadap makam keramat Syekh Datuk Ibrahim dan motivasi peziarah. Sumber informasi dengan menggunakan tehnik Snowball atau bola salju. Pendekatan dalam penelitian termasuk deskriptif kualitatis dan metode yang digunakan adalah metode Etnografi
Lingkungan sosial budaya, keberadaan geografis dan kehidupan keagamaan dapat mempengaruhi nilai-nilai spritiual dan religi masyarakat. Dilihat dari silsilahnya Syekh Datuk Ibrahim adalah bangsawan Timur Tengah dari keturunan Bani Hasyim. Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir adalah ulama dari Arab. Pertama ia menginjakkan kaki di bumi Nusantara tahun 1770-an. Partama datang, ia memilih Blambangan sebagai daerah transit. Kemudian ia melanjutkan siarnya ke arah timur, hingga di perkampungan Melayu, Loloan.
Datuk meneruskan menyebarkan Islam, mengajak putra keduanya, Datuk Ahmad, dan seorang sahabat karibnya, Syekh Hasan. Penyebaran agama Islam dilakukannya hingga tutup usia tahun 1876. Datuk wafat pada umur 86 tahunan. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman umum warga Arab di Lateng. Makam yang dikeramatkan oleh masyarakat tersebut berada di Kelurahan Lateng, Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan tempat yang paling banyak dituju oleh sebagian umat muslim Banyuwangi, Jawa Timur dan Bali. Sebagian umat muslim menyakralkan makam ini sampai sekarang.
Berdasarkan keyakinan masyarakat Banyak karomah yang dimiliki oleh Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir diantaranya menyembuhkan orang-orang sakit dan mendoakan orang-orang yang mempunyai hajat dan terkabul hajatnya. Makam kuno di pinggir Jalan Basuki Rahmat dalam mengelolanya dibentuk sebuah yayasan. Pada umumnya pengunjung biasanya menyerahkan sumbangan sukarela usai berdoa di makam. Menurut Syam (2005: 139-140) menyatakan bahwa makam bagi sebagian masyarakat yang mempercayainya bukan hanya sekedar tempat menyimpan mayat, akan tetapi adalah tempat yang keramat karena disitu dikuburkan jasad orang keramat. Jasat orang keramat itu tidak sebagaimana jasad orang kebanyakan karena diyakini bahwa jasadnya tidak akan hancur dimakan oleh binatang tanah seperti cacing tanah, ulat-ulat pemangsa jasad manusia dan sebagainya akan tetapi terjaga dari serangan berbagai binatangterseut karena kekuatan magis yang tetap dimilikinyameskipun meninggal. Selain jasad wali itu tidak rusak, roh para wali juga meiliki kekuatan untuk tetap mendatangi makamnya jika makam tersebut diziarahi orang. Jadi, roh para wali itu mengetahui siapa saja yang databg kemakamnya dan mendengarkan bagaimana doanya. Sebagai orang yang sangat dekat dengan Allah, para wali bisa menjadi perantara agar doanya cepat sampai kepada Allah. Memang, tak semua yang menziarahi makan itu ”benar” tujuannya, sebab ada diantara mereka yang meminta kepada roh para wali untuk mengabulkan permohonannya. Bahkan ada juga diantara mereka yang mengambil barang tertentu untuk dibawa pulang, bisa air, tanah atau kayu yang ada dimakam itu. ”sebagai jimat”.

Masyarakat sekitar tampaknya masih menganggap makam Syekh Datuk Ibrahim ini. Petunjuk hal ini dapat diketahui dari orang-orang yang sering datang ketempat itu dengan maksud dan tujuan tertentu sesuai dengan keinginan mereka. Para pengunjung yang datang tidak hanya  dari satu lapisan masyarakat saja tetapi berbagai lapisan masyarakat mulai dari pejabat, pengusaha, pegawai biasa, kyai dan masyarakat kebanyakan baik dari daerah kabupaten Banyuwangi bahkan dari luar Kabupaten Banyuwangi.
Namun dalam kenyatannya yang dapat kita jumpai, pandangan masyarakat peziarah lebih banyak menunjukkan bahwa makam Syekh Datuk Ibrahim adalah tempat untuk meminta sesuatu dan tempat untuk menumbuhkan harapan hidup lebih baik dari sebelumnya.pandangan inilah yang merupakan tantangan pengelolah makam dalam hal ini adalah keluarga juru kunci agar tidak menyimpang dari ajaran agama Islam.
            Pada umumnya pandangan terhadap leluhur yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat apalagi  bergerak dibidang agama, maka masyarakat ini akan melihat kelebihan-kelebihan yang masih terpancar walaupun sang tokoh sudah meninggal. Hal ini trbukti bahwa makam tidak hanya sebagai tempat untuk memakamkan tokoh yang telah meninggal tetapi juga sebagai tempat yang dianggap sakral, suci ataupun keramat sehingga tempat ini digunakan untuk meminta sesuatu.
Tentunya pandangan masyarakat luar dan pandangan masyarakat sekitar mempunyai pandangan yang berbeda, tetapi semuanya tergantung dari kepentingan mereka berkaitan dengan keberadaan makam Syekh Datuk Ibrahim, disamping itu juga kepercayaan yang beraneka ragam terhadap kekeramatan makam Syekh Datuk Ibrahim.
Keselamatan menurut pandangan peziarah ke makam  tidaklah terbatas pada keselamatan fisik, tetapi juga keselamatan dalam artian yang menyangkut kehidupan keluarga (keutuhan rumah tangga) dan keselamatan dalam tugas pekerjaan. Untuk memperoleh keselamatan ini perlu diwujudkan keseimbangan atau keselarasan hubungan, baik secara vertikal (spiritual) maupun horisontal.
Keselamatan hubungan secara vertikal (spiritual) itu adalah denga Tuhan sedangkan keselarasan horisontal (sosial) adalah hubungan antara manusia dengan sesama mahluk hidup dalam lingkungan sosial yang sama dan alam semesta. Dengan terciptanya keselarasan hubungan ini, maka manusia akan memperoleh keselamatan dalam hidupnya, karena yang diutamakam adalah keselamatannya.
Selain motivasi yang menyebabkan datang ke Makam Syekh Datuk Ibrahim, Tujuan masyarakat melakukan ziarah ke makam Syekh Datuk Ibrahim ini adalah untuk berdoa dan bertawashul, serta sebagai media untuk mengingat kematian dan memberi penghormatan kepada leluhur. Syekh Datuk Ibrahim adalah orang penting yang ikut andil dalam perkembangan Kabupaten Banyuwangi.
Motivasi lain yang dapat diungkap dari para peziarah adalah mereka yang berkunjung ke makam Syekh Datuk Ibrahim sekedar untuk mengicapkan rasa syukur karena yang telah diinginkan telah terwujud. Mereka merasa mempunyai kewajiban untuk  berterimah  kasih di makam Syekh Datuk Ibrahim karena telah  memberi sesuatu yang telah diinginkan. Wujud rasa terimah kasih mereka diwujudkan dengan mengadakan selametan dan memberikan sumbangan kepada pengelolah.
Adanya pandangan yang kemudian memotivasi para peziarah datang makam Syekh Datuk Ibrahim untuk meminta sesuatu adalah kenyataan yang ada dalam niat hati para peziarah. Pandangan yang diwujudkan  dengan kenyataan motivasi inilah  yang kemudian memberikan kesan bahwa makam Syekh Datuk Ibrahim temapat untuk meminta sesuatu.  Diantaranya adalah peziarah yang mempunyai niat lain, misalnya untuk meminta keselamatan dan ketenangan hidup untuk mengungkap kan rasa syukur kepada Tuhan karena telah bebas  atau dapat mengatasi kesulitan hidup yang baru dialami dengan perantara yang disana.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar