Selasa, 26 Juni 2012

TUJUAN PEMBELAJARAN SEJARAH

 
Berdasarkan KTSP, tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia. Pembelajaran sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang (Pusat Kurikulum, 2006).
Pada tingkat SMA, tujuan pembelajaran sejarah adalah :
  • Mendorong siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang
  • Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari
  • Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat (Pusat Kurikulum, 2002).
Atas dasar tujuan tersebut, maka kompetensi dasar sejarah pada jenjang SMA yang diharapkan dikembangkan melalui pengajaran sejarah adalah :
  1. mampu mengklasifikasi perkembangan masyarakat untuk menjelaskan proses keberlanjutan dan perubahan dari waktu ke waktu;
  2. mampu memahami, menganalisis, dan menjelaskan berbagai aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, ekonomi, politik, sosial dan budaya serta pengaruhnya terhadap masyarakat di Indonesia dan dunia dari waktu ke waktu;
  3. mampu mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan keragaman dalam sejarah masyarakat di Indonesia dan dunia serta perubahannya dalam konteks waktu;
  4. mampu menemukan dan mengklasifikasi berbagai sumber sejarah dan adanya keragaman analisis serta interpretasi terhadap fakta tentang masa lalu yang digunakan untuk merekonstruksi dan mendeskripsikan peristiwa serta objek sejarah;
  5. menyadari arti penting masa lampau untuk memahami kekinian dan membuat keputusan (Pusat Kurikulum, 2006).
 Jika dicermati tujuan pembelajaran sejarah dan kompetensi-kompetensi yang diharapkan diperoleh siswa sebagaimana diuraikan di atas, maka pertanyaan yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah “bagaimana mengembangkan proses pembelajaran sejarah agar tujuan dan kompetensi dapat dicapai ?”
Dalam pembelajaran sejarah terdapat dua aspek yang harus diperhatikan oleh guru yakni menguasai fakta dan mengembangkan kebiasaan berpikir kesejarahan. Melalui kajian sejarah siswa memperoleh gambaran latar belakang kehidupannya sekarang, sehingga belajar tentang peristiwa masa lampau memberikan pemahaman bahwa terdapat kontinuitas dengan kehidupan masa kini. Pengetahuan sejarah ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang perkembangan atau kecenderungan berbagai bangsa. Dengan demikian siswa memperoleh pemahaman terhadap kehidupan yang lebih luas. Sebagai contoh, terjadinya ketegangan antara Islam dan Kristen memerlukan pemahaman terhadap pola yang terbentuk sejak lebih kurang 12 abad yang lampau. Demikian pula pembelajaran sejarah memerlukan tekanan pada isu-isu penting yang terjadi di dunia sebagai dasar untuk memahami sejarah dunia. Mengembangkan kebiasaan berpikir kesejarahan melalui kajian perbandingan akan memperkaya pengetahuan dan analisis. Siswa melakukan perbandingan dalam hal pola-pola yang berbeda pada perjalanan sejarah dari berbagai tradisi dan budaya yang terdapat di dunia.
Kunci untuk mengembangkan kebiasaan berpikir kesejarahan adalah dengan memberikan pengalaman berulang kali dalam kegiatan inkuiri. Joe Exline (http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/inquiry/index.html)menjelaskan bahwa Inquiry implies involvement that leads to understanding. Furthermore, involvement in learning implies possessing skills and attitudes that permit you to seek resolutions to questions and issues while you construct new knowledge. Dalam melakukan inkuiri, siswa dihadapkan pada berbagai materi yang bervariasi dan analisis masalah yang berbeda. Fakta memang diperlukan dalam mempelajari sejarah, sebab analisis dapat dilakukan jika siswa menguasai fakta-fakta sejarah; tetapi belajar sejarah tidak berhenti sampai pada penguasaan fakta-fakta belaka, melainkan perlu dikembangkan kebiasaan berpikir kesejarahan sampai tahap berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, pengembangan kegiatan pembelajaran sejarah seharusnya diarahkan kepada pengujian terhadap perubahan sejarah, interpretasi terhadap konflik atau isu-isu kontroversial melalui contoh-contoh yang berbeda, dan kajian terhadap satu peristiwa yang dianalisis melalui berbagai evidensi. Mengembangkan kemampuan mengulang, kebiasaan berpikir melalui berbagai latihan yang kompleks, sangat diperlukan dalam belajar sejarah. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran yang berkualitas.

2 komentar: